Yeji tersenyum senang, karena dapat kabar dari sang kekasih yang akan menemuinya. Kebetulan juga besok tanggal merah, jadi soobin bisa menginap di rumah saudaranya dan bertemu dengan yeji.
"Senyum mulu lo, gak kesurupan kan lo?" Tanya Hyunjin aneh melihat saudara kembarnya senyum senyum sendiri. Kan jadi takut,
"Jawab anjg!" Pekik Hyunjin yang tak dapat respon dari sang adik.
Yeji kesal, sedang menghayal indah malah di ganggu oleh hyunjin.
"Apa si? Ganggu banget anjir"
Hyunjin memukul kepala yeji, "makin gak ada akhlak Lo ya sama gw, Lo kenapa? Kesambet hah?"
"Aw, soobin mau ke sini" yeji tak membalas memukul Hyunjin, perasaannya sedang senang saat ini.
"Pantes Lo jadi gila, yaudah lah gw mau jalan ini sama Heejin. Bye!" Hyunjin memang sudah siap siap sedari tadi, sekarang ia sudah pergi keluar.
Yeji langsung pergi ke kamarnya dan bersiap, hari ini soobin akan menemuinya. Ia harus tampil rapi di depan soobin.
Yeji bersiap lebih dari sejam, memilih baju yang cocok sulit. Tapi akhirnya ia menemukan pakaian yang menurut ia cocok, tak lupa mengoles bedak padat dan parfum.
Tak butuh waktu lama, soobin sudah sampai di rumahnya untuk menjemput nya. Mereka memang sudah janjian ingin makan bersama.
"Bin," sapa yeji dengan air muka bahagia, dia memang rindu.
Soobin hanya tersenyum sekilas membalas sapa yeji, memeluk pun tidak dan langsung mengajak yeji untuk jalan.
Yeji menepis pikiran negatif, mungkin soobin lelah di jalan tadi. Tapi tak seperti biasanya, ia tak bisa bohong bahwa ia kecewa dengan respon soobin, tapi sudahlah.
"Bin, aku kangen" ucap yeji sambil memeluk Soobin dari belakang.
"Hm iya" respon soobin dingin
Yeji merasa aneh, mana soobin yang manis dan tak pernah dingin?
"Bin.. kamu kenapa?" Tanya yeji
"Mau makan dimana," soobin menanya balik.
Yeji berusaha menahan diri, ia tak boleh marah. Ia harus tahan.
Sampai di tempat, mereka sekarang berada di cafe dan mengambil tempat di rooftop. Lebih nyaman sambil melihat senja secara langsung.
"Pesen apa, mas dan mba nya?" Tanya pelayan cafe tersebut.
"Strawberry milkshake sama matcha green tea latt–"
"Vanilla latte aja, udh itu aja mba. Makasih" ucap soobin.
Pelayan mengangguk lalu segera membuat pesanan.
"Tumben, bukannya kamu gak suka vanilla?" Heran yeji, entah mengapa soobin berubah. Dari mulai sikap, kesukaan dan cara tatapannya.
"Semua bisa berubah" jawaban soobin seakan tanda bagi hubungan mereka.
"Kamu kenapa si?" Tanya yeji lagi, jengkel akan perubahan sikap soobin.
"Kamu gak suka aku kesini?" Ini benar benar bukan soobin.
Yeji masih menahan emosi, "sikap kamu yang bikin aku gak suka bin.. kamu kenapa? Aku ada salah?" Ucap yeji dengan nada rendah.
Soobin memalingkan wajahnya, "iya, sifat aku berubah dan.. perasaan aku juga berubah" yeji tak percaya mendengar hal ini dari mulut soobin.
"Kamu udh gak sayang sama aku?" Tanya yeji langsung dengan mata yang berkaca kaca.
"Aku mau kita break, enggak. Lebih baik kita putus" ucap soobin
Yeji membulatkan matanya, perasaan yeji bener bener terombang ambing, sakit hati, marah, kecewa.
"Kenapa? Kamu udh punya cewek baru? Disana yang lebih cantik? Pantes kamu jarang chat aku." Tanya yeji tanpa ragu, terlanjur kecewa.
"Kita gak bisa ngejalanin hubungan jarak jauh, iya aku emang udh menemukan wanita lain. Maaf," yeji kecewa, benar benar kecewa.
"Ternyata bener kecurigaan aku, perasaan kamu emang berubah. Tapi gimana dengan aku? Aku kecewa bin, aku udh bahagia banget tadi denger kabar kamu mau kesini. Aku siap siap lama bin dan kamu dengan enaknya ngomong udh punya yang lain? KAMU MIKIRIN PERASAAN AKU GAK SI? Hiks. Kita pacaran udh berapa lama bin.. 2 tahun! Itu bukan waktu yang sebentar" yeji menangis sambil membentak soobin. Untungnya hanya sedikit yang melihat mereka.
"Maaf yeji, tapi untuk apa kita ngejalin hubungan sementara aku udh gak ada rasa? Apa kamu bakal kuat? Enggak kan? Aku juga udh ada wanita lain, aku berterima kasih atas kenangan indah kita. Aku juga minta maaf, bikin kamu kecewa. Aku pamit" Soobin ingin melangkah pergi tapi di tahan oleh yeji.
"Hiks.. makasih bin udh buat gw terluka, makasih banyak." Yeji yang kini pergi meninggalkan soobin.
Sudahlah, yeji hanya berharap ia bisa melupakan soobin. Walau ia tau itu tak mudah.
Yeji menangis di sepanjang jalan, hatinya benar benar kecewa. Sudah menunggu dan yang ditunggu tak berharap untuk di tunggu.
Kepingan memori tentang soobin terus terbayang oleh yeji saat ini, sampai sampai tak sengaja ia menabrak seseorang.
Yeji membungkuk meminta maaf tapi seseorang itu hanya diam.
"Yeji? Lo kenapa?"
Yeji menghapus air matanya, "enggak, sorry gw tadi gak sengaja" ucap yeji
"Lo kenapa napa yeji"
Yeji menggeleng, "udh ya jun, gw capek.. gw.. gw mau pulang.." ucap yeji lesu, Yeonjun tak suka melihat yeji yang seperti ini.
Ia lebih suka yeji si penagih uang kas.
"Gw anter" ucap Yeonjun
Yeji mengangguk pasrah, malas berdebat dan memang butuh seseorang saat ini.
Yeonjun dan yeji pulang naik bus, yang memang kebetulan keduanya tak membawa kendaraan.
Wajah yeji terlihat tertahan, ia menahan tangis. Malu kalau dilihat Yeonjun, "nangis aja" ucap yeonjun.
Yeji masih menahan tangisannya, "yeji, luapin emosi lo lewat tangisan. Jangan ditahan, itu menyakitkan"
Ucap Yeonjun.Yeji mulai mengeluarkan air mata nya, sambil sesekali sesenggukan. Ia menatap jalanan dari jendela bus.
Yeonjun yang melihatnya dapat merasakan sakitnya, walau tak tau apa yang terjadi. Tapi tangis yeji benar benar terlihat menyakitkan.
Apalagi Yeji adalah seorang wanita yang tangguh, galak. Tiba tiba menjadi sangat rapuh.
M o i w a a a a
KAMU SEDANG MEMBACA
Bacoters -Squad- ☄️
Teen Fiction"kisah percintaan ala anak bacoters" •bhs non baku/baku •alur cerita dari diri sendiri <3