DELAPAN

14 1 0
                                    

Cerita sebelumnya..

"Seharusnya gua yang tanya ke elo! Maksud lo apa nyakitin sluruh orang yang ada di tim basket lo demi ngeraih Holy?! Sakit yang lo rasain sekarang ini gak seimbang dengan sakit hati orang-orang yang lo korbanin! Termasuk gua. Mana janji lo yang bilang gak bakal naksir Holy?! Munafik lo Zal!". Rizfan mulai panas.

"Gu.. gua gak bermaksud.." Rizal coba menjelaskan namun segera dipotong Rizfan.

"Alah omongan lo gak bisa dipercaya lagi! Kecewa gua Zal sama lo! Lo gak punya hati." Sambung Rizfan lagi lalu pergi sembari membanting pintu kos mereka.

💫💫💫

Pagi ini Rizal bertekad untuk memberi kejutan pada Holy. Walaupun sudah banyak yang tak terima , pemberontakkan Tim Basket, dan saudara kembarnya sendiri, namun tak membuat hati Rizal goyah.

"Eh. Ayna!". Rizal memanggil Ayna. Sahabat Holy.

"Kenapa Zal?."

"Panggil Holy dong, tolong temuin gua di taman sekolah. Kalau lo mau ikut, gak apa, biar bertiga".

"Kenapa gue harus bantu lo? Ada udang di balik bakwan nih.". Ayna mencium bau-bau bunga Raflesia di balik kata muslihat Rizal.

"Plis. Sekarang."

"Awas lo macem-macem! Gue jadiin tempe bacem ntar."

15 menit kemudian

"Lo mau ajak gue ke mana sih ay?" Holy dengan polosnya menurut ajakan Ayna.

"Ikut aja bentar."

"Ay, gue khawatir deh. Jangan-jangan lo mau nemuin gue sama orang Gaje itu ya?!" Holy mewanti-wanti.

"Udah yuk, kan ada gue." Ayna membujuk.

Dengan langkah pasti mereka berjalan menuju tempat yang di tuju.

Terlihat sosok lelaki yang berdiri membelakangi Holy dan Ayna.

"Gua cuma butuh Holy!" Bentak Rizal sembari menoleh ke samping.

"Tapi..."

"Jangan Ay. Jangan biarin gue sendiri. Kita gak tau dia bakal lakuin apa, ya kan?". Holy menahan Ayna agar tidak meninggalkan mereka berdua.

"Lo.. lo mau ada perlu apa sama gue?" Tanya Holy gugup.

Dengan perlahan, Rizal membalik tubuhnya, menghadap Holy. Sontak, Holy segera mundur karna kaget separuh jiwa.

"Rizal?!!!". Holy setengah berteriak.

"Kenapa? Lo kaget?!". Rizal terus berjalan mendekati Holy.

"Zal! Gue gak bisa lama-lama di sini!" Holy beranjak pergi.

"Hol! Gua mohon ngertiin perasaan gua. Gua suka sama lo.. gua sayang lo". Lirih Rizal.

"Sorry. Gue gak bisa Zal".

"Kenapa?! Karna Rizfan?!!". Rizal membentak Holy

"Bu..bukan. tapi gue lebih menjaga diri hanya untuk Allah." Holy menjelaskan sembari menunduk dalam diam.

Tanpa mereka sadari. Vessa melihat pernyataan cinta Rizal ke Holy. Membuat hatinya terbakar api cemburu.

"Ini gak bisa di biarin". Gertak Vessa sembari mengepalkan tangannya.

"Jangan nekat Ve.. dia tuh kakak kelas". Abiel memperingati.

"Gue gak peduli!". Vessa beranjak pergi.

Cinta Dua Hati  [SELESAI✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang