Hari minggu hari yang ditunggu Rizal. Karna ia mengikuti kegiatan kerohanian Islam di luar sekolah. Tanpa diduga ternyata Holy juga merupakan aktivis Rohis tersebut.
"Holy? Lo gabung organisasi ini juga?". Rizal menyapa Holy.
"Iya, udah 2 tahun yang lalu".
"Tapi kok gua jarang liat lo ya?!"
"Gue lebih banyak dibagian dakwah antar masyarakatnya Zal. Yaa kayak ceramah di kampung-kampung gitu". Holy menjelaskan.
"Ooh pantes".
"Gue duluan ya Zal". Holy pamit pada Rizal.
Dari kejauhan terlihat Vadelle sedang memperhatikan gerak-gerik Rizal. Karna kakak perempuan Vadelle merupakan ketua di organisasi tersebut. Ia sering membantu kakaknya untuk antar jemput.
"Rizal?! Tumben dia mau ikut beginian? Jangan-jangan..". Lirih Vadelle lalu mulai berjalan menghampiri Rizal.
"Woi Zal! Gua mau ngomong sama lo".
"Va.. Vadelle?! Ngapain lo di sini?!". Rizal kaget.
"Seharusnya gua yang tanya lo. Ngapain lo di sini?! Harusnya lo sekarang kumpul sama anggota club lo itu! Atau jangan-jangan lo lakuin ini karna lo suka sama Holy?! Gak seharusnya lo lakuin ini Zal! "
"Kenapa? Terserah gue dong!". Rizal tak peduli.
"Tega lo ama kita Zal! Kita udah percaya sama omongan lo yang sok sibuk itu. Tapi sekarang?! Kecewa gue sama lo! Dan satu lagi yang lo harus tau! Holy gak bakal suka sama orang licik kayak lo!"
"Gak usah sok ceramah depan gua! Gua gak butuh temen kayak lo, yang gue butuh cuma 1, Holy!" Rizal bersikukuh.
"Cuma karna 1 cewek lo rela ngorbanin tim yang bener-bener butuh bantuan lo?! Hati lo ke mana Zal? Lo tega zal!! Gua bakal usul ke kepala sekolah bahwa tim basket bubar! Dan itu karna lo, lo berubah Zal! Kecewa gua sama lo!" Ungkap Vadelle ber api-api lalu berbalik pergi meninggalkan Rizal.
Tanpa Rizal sadari ternyata Holy melihat dan mendengar dari jauh adu mulut antara Rizal dan Vadelle.
"Gue kira lo berubah karna lo bener-bener tulus. Tapi enggak, gue salah nilai lo Zal. Ternyata lo munafik!" Holy berkata lalu pergi meninggalkan Rizal.
"Arrrggghtt! Hancur semuanya! Kenapa dengan cepat semua tau hal ini?!" Rizal berteriak membuat seluruh mata yang ada di ruangan menatapnya tajam.
"Istighfar Zal. Lo juga, gak seharusnya lo ngelakuin hal yang bisa bikin orang sakit hati" Fredi menasehati.
"Oh jadi lo bela mereka? Percuma gua di sini!". Rizal kesal lalu mulai melangkah keluar, membuat Fredi geleng-geleng kepala.
"Semoga Allah ngasih lo hidayah Zal". Lirih Fredi.
💫💫💫
Ketika Vadelle telah mengetahui apa yang terjadi sebenarnya, Vadelle segera melaporkan pada tim basket.
"Kalian harus tau ini". Vadelle tiba-tiba sudah ada di hadapan mereka yang sedang asyik berdiskusi. Mendengar perkataan Vadelle membuat mereka terdiam.
"Apaan delle?". Tanya Best
"Rizal. Dia rela ngorbanin tim ini demi organisasi di luar sekolah dan dia ngelakuin itu semata-mata cuma karna Holy!". Vadelle memberi tau membuat mereka tersentak kaget.
"Apa?!".
"seriusan lo?!! Tim ini hampir kehilangan keseimbangan, trus dia malah main-main seenaknya aja! Ini gak bisa dibiarin!". Best mulai bertindak dan bersiap menuju kelas Rizfan.
Di kelas XII Ipa 1
"Rizfan. Gua perlu ngomong sama lo! Tentang kembaran lo, Rizal". Best langsung menghampiri Rizfan.
"Rizal? Buat ulah apa dia?". Rizfan kaget.
"Kasih tau ya sama kembaran lo itu! Jangan bawa-bawa masalah cinta ke dalam tim kami! Karna kami bukan alat yang kalo udah gak diminati langsung dibuang. Kami cuma butuh satu, ke kompak kan. Dan satu hal yang lo harus tau! Rizal berubah karna dia suka sama Holy! Dia mengorbankan semua demi Holy!". Pernyataan Best membuat Rizfan tak percaya.
"Lo gak usah ngarang Best! Dia bilang sendiri kok ke gua kalo dia gak bakal suka sama Holy". Rizfan tak percaya.
"Sekarang terserah lo mau percaya sama kami or enggak, yang penting kami mau lo sampaikan kata-kata gua barusan!". Hentak Best lalu berjalan keluar.
"Gak mungkin Rizal menghianati gua". Lirih Rizfan.
Sepulang sekolah Rizfan langsung melajukan motornya tanpa menunggu Rizal.
"Motor Rizfan mana?! Jangan-jangan gua ditinggal!". Rizal kesal lalu pulang naik ojek.
Ketika sampai..
"Tega bener lo Fan, ninggalin gua di sekolah". Rizal berkata memelas, namun tak dihiraukan oleh Rizfan yang asik membaca buku.
"Fan lo dengerin gua gak sih?!".
"Takkk!". Tiba-tiba Rizfan menampar Rizal.
"Maksud lo apa Fan?". Rizal kaget.
"Seharusnya gua yang tanya ke elo! Maksud lo apa nyakitin seluruh orang yang ada di tim basket lo demi dapet perhatian Holy?! Sakit yang lo rasain sekarang ini gak seimbang dengan sakit hati orang-orang yang lo korbanin! Termasuk gua. Mana janji lo yang bilang gak bakal naksir Holy?! Munafik lo Zal!". Rizfan mulai panas.
"Gu.. gua gak bermaksud.." Rizal coba menjelaskan namun segera dipotong Rizfan.
"Alah omongan lo gak bisa dipercaya lagi! Kecewa gua Zal sama lo! Lo gak punya hati." Sambung Rizfan lagi lalu pergi sembari membanting pintu kos mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Dua Hati [SELESAI✔]
TeenfikceHati, memang takkan terduga kapan akan mencinta. Walau telah lama berlayar, terkadang hati tak juga menemukan pemberhentian yang tepat. Namun bagaimana jika dua hati mulai berlabuh pada 1 orang yang sama ? Jalan mana yang mereka ambil ? berjuang lew...