SEPULUH

9 1 0
                                    


Ketika Rizfan dan Rihanna berjumpa. Rihanna memeluk Rizfan , seolah tak rela jika dua adik kembarnya bertengkar.

"Bawa Rizal pulang, dek"

"Maksud kak Hanna? Rizal?
Kak, Rizal udah berubah. Semenjak.." Rizfan sengaja menggantung kalimatnya karna takut Rihanna kecewa.

Rihanna manduga
"Semenjak? Kalian memilih untuk kos dan pisah dari kami?"

"Bukan kak.. Karna cinta, aku dan Rizal menyukai orang yang sama"

✨✨✨

Di sepanjang perjalanan Rizal, akhirnya ia berhenti di sebuah warung, dan menghubungi sahabatnya, Fredi.

"Fre, lo mau bantu gua gak? Setelah banyak kejadian yang gua laluin"

Fredi menghela nafas, prihatin akan perbuatan Rizal yang sudah berubah karna virus merah jambu.
"Lebih baik, lo hentikan usaha buat dapetin hati Holy. Karna itu gak mungkin sob"

Rizal mengernyitkan dahinya kesal
"Sampe kapanpun gua akan berusaha Fre. Terserah kalian mau anggap gua apa, kenapa lo sebagai sahabat malah gak ngedukung ?"

Fredi menjawab dari sebrang telpon.
"Bukan gitu Rizal. Coba deh berfikir jernih, jangan bilang aja otak lo udah butek cuma gara-gara cinta yang berlandaskan nafsu"

"Lo mau bantu gua gak Fre? Kok malah ceramahin gua?!"

Fredi memelankan intonasinya
"Sorry, sebagai sahabat gua cuma gak mau lo lewat batas wajar hanya karna cinta . Dengan gua gak ikut campur ,itu usaha biar lo gak terlalu fokus dengan bayangan semu, karna Holy orang yang beda Zal, lo gak mau kan ngerusak orang yang lo sayang dengan cara gak halal? Dan Holy bukan tipe orang yang manggut-manggut aja kalo diajak pacaran"

Mendengar ucapan Fredi, hati Rizal menyadari sesuatu. Namun ia tutupi dengan rasa gengsi.
"Lo gak tau apa-apa masalah cinta Fre"

Fredi dengan tegas menjawab.
"Cinta itu suci, harus dijaga. Bukan sembarang umbar ke banyak orang. Kemaren Vessa, sekarang Holy. Tahun depan mau berburu cinta ke mana lagi lo?!"

"Musnah aja lo. Kecewa gua sama lo, minta bantu malah katain gua"

Fredi terkekeh.
"Hahaha, sesuai yang lo suruh, gak usah cari-cari alasan buat ngobrol sama gua lagi ya? Bye. Semoga lo cepet sadar"

Telpon terputus, Rizal meremas tangannya tanda tak terima akan apa yang dikatakan Fredi.
"Gua bakal buktiin, Holy bakal jadi apa yang gua mau"

💫💫💫

Pukul 17.00

Setelah Rizal menghubungi Fredi, ia melanjutkan minum teh manis di warung itu.

Beberapa saat kemudian, ada seorang lelaki yang tak lain ada lah Hanafi kakak kandung Holy
"Bu, pesenan ku yang kayak biasa ya"

Pemilik warung bergegas membuat pesanan yang dimaksud, nasi goreng spesial 5 bungkus.

Rizal memandang Hanafi dengan seksama, merasa di pandang terlalu lama. Hanafi menoleh ke arah Rizal.
"Sendiri aja mas nya?"

"Iya"

"Orang sini ?"

"Bukan mas, saya dari Mesuji, di sini cuma kos"

Hanafi semakin kepo
"Kuliah? Atau kerja?"

"Sekolah di SMA N 10 Bandar Lampung mas"

Mendengar pernyataan Rizal, Hanafi membulatkan matanya.
"Wah kebetulan adek saya juga di situ mas. Cewek kelas tiga"

"Siapa nama nya mas? Kali' aja saya paham"

"Holy, Nur Holy Faith. Kelas XII bahasa 3"

✨✨✨

Di kediaman keluarga Denata. Terlihat Vessa sedang bersantai di sofa kamarnya.

Sembari membalik halaman majalah Fashion, Vessa mencibir sebal.
"Holy? Anak dari keluarga siapa ya? Kan kalo ada hubungannya sama perusahaan Papi, enak juga tuh, apa gue cari di daftar nama pegawai Papi ? Pasti data serta nama anak dan istri lengkap di situ"

Vessa mengambil buku sejarah perusahaan yang di bangun oleh Orangtuanya, sejak tahun 1980 Papi Vessa, Denata Revio memang aktif di bidang usaha, hingga kini siapa yang tak kenal dengan usaha konveksi tas dan beragam baju mewah milik keluarganya.

Ketika Vessa mulai membuka buku tersebut, matanya berhenti di satu profil karyawan, di sana ada nama Nur Holy Faith , Hanafi Kadafian dan Pratiwi Hayumi. Tiga anak dari salah satu karyawan terbaik yaitu Yoga Kadafi.

Vessa menyungging senyum liciknya.
"Asik juga nih kalau keluarga yang harmonis di ganggu. Kakak nya dulu atau adik cantiknya ya?"

✨✨✨

Karena obrolan tak sengaja antara Rizal dan Hanafi , Hanafi dengan senang hati menawarkan tumpangan menuju kos Rizal dan Rizfan.

Hanafi memperlambat laju motornya
"Apa mungkin kamu mau mampir bentar ke rumah?"

Mendengar ajakan Hanafi, Rizal sedikit kikuk. Karena ia tahu ia sedang berhadapan dengan kakak kandung pujaan hatinya.
"Lain kali aja mas"

Ketika sampai di kosan si kembar.
Ada sebuah mobil yang bertengger di halaman kecil kos-kosan tersebut.
Terlihat wanita berparas ayu menyambut kehadiran Rizal.
"Rizal . Akhirnya kamu pulang nak"

Rizal menampik tangan wanita tersebut yang tak lain adalah Mama nya sendiri.
"Kalian ngapain ke sini?"
.
.


Cinta Dua Hati  [SELESAI✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang