Angin kecil yang menerpa kulit Christina terasa sangat menyejukkan, membuat amarah di dalam hatinya dapat sedikit reda. Dengan kepala mendongak dan mata tertutup, ia coba menikmati tiupan angin dan kelopak bunga yang jatuh secara perlahan. Hidup akan semenyenangkan ini memang jika setiap hari ia bisa merasakan ketenangan tanpa adanya gangguan dari Chris. Biarlah Chris mengurusi tugasnya sendiri selama Christina memutuskan berdiam diri di taman istana guna melepas penat.
Rasanya kepala sang gadis akan benar-benar pecah jika saja dirinya harus terus-menerus berada di sekitar Chris. Sudah bagus memang Chris lebih banyak menghabiskan waktu bersama Roseanne. Lebih baik seperti itu. Christina akan amat sangat senang apabila ia tak melihat pemuda itu barang sedetikpun.
Jujur, memuakkan. Ingin rasanya Christina kembali ke dunia aslinya. Walau kehidupan di sana tak seindah di sini, tapi setidaknya batin Christina tak perlu lelah karena menyikapi tingkah kaisar baru Amoldas yang begitu menyebalkan.
Jika di dunia aslinya ia akan stress dengan tugas yang menumpuk, maka di sini ia akan stress karena terus-menerus berada di samping Chris. Lebih baik stress karena tugas sebenarnya.
"Nona Christina?"
Satu panggilan dari suara yang familier membuat Christina mau tak mau kembali membuka kelopak matanya. Ia tolehkan kepala untuk melihat siapa yang memanggil. Senyuman merekah begitu saja pada bibir ranum itu begitu netra menangkap sosok Alastair, Reiner, dan raja dari kerajaan tersebut yang sedang berjalan menghampirinya. Ternyata bukan hanya Alastair yang datang, tapi kakak sepupunya juga. Rasanya ini akan menyenangkan walau Christina pikir Reiner akan kembali memberikannya pertanyaan yang mematikan.
Christina sedikit mengangkat gaunnya lantas membungkuk sesaat sebagai sapaan kepada tiga orang pemuda yang beru saja datang tersebut. Setelahnya, sang gadis kian menghampiri Reiner dan menggenggam tangan kakak sepupunya yang telah terulur. Sebelum akhirnya menempatkan jemari tangannya pada tangan milik Reiner, memeluknya dengan anggun.
"Anda tidak bersama dengan Kaisar?" Raihan Achilles--raja dari kerajaan Selatan; Arslan--mengerutkan keningnya dengan heran. Ia cukup bertanya-tanya mengapa Kaisar begitu tega meninggalkan Ratunya seorang diri di taman kerajaan. Sedangkan Kaisar sendiri tak ditemukan keberadaannya di mana. Mungkin sedang berbicara dengan beberapa bangsawan? Entahlah, itu bukan urusan Raihan. Yang ia pertanyakan mengapa seorang Ratu berdiam diri di taman tanpa satupun dayang atau bahkan pengawal. "Tanpa pengawal juga?" tanyanya kemudian semakin penasaran. Ia baru menemukan Ratu seperti ini.
Christina terkekeh dengan canggung. Ia sedikit mencengkram lengan pakaian Reiner, membuat pemuda tersebut sadar bahwa adik sepupunya merasa tidak nyaman. "Saya meminta waktu untuk sendirian kepada Baginda."
Jawaban Christina membuat Raihan tersenyum. Sesaat keheningan melanda. Kecanggungan tak luput hilang dari sana sebelum akhirnya salah satu kesatria milik Raja Selatan itu datang dan memanggil Rajanya untuk kembali ke aula karena ada seseorang yang penting datang berkunjung. Tanpa berpikir lagi, Raihan segera meminta izin untuk mengundurkan diri lebih dulu kepada tiga orang lainnya yang berada di sana.
"Tuan Reiner." Tak lama dari kepergian Raihan, seorang gadis cantik juga datang. Ia mendelik sesaat ke arah Christina yang segera melepaskan pegangan pada tangan pemuda tersebut dan menjauhkan diri darinya sebelum akhirnya kembali menatap manis ke arah Reiner. "Kau sudah janji padaku akan menemaniku selama pesta berlangsung. Mengapa kau pergi begitu saja?" rengeknya dengan bibir yang mengerucut lucu.
Terlihat lucu, tapi sedikit menyebalkan dari sudut pandang Christina. Mungkin karena ia kenal dengan gadis ini, maka dari itu segala hal yang dilakukan oleh gadis itu selalu mendapatkan poin minus dari Christin.
Ya....
Bagaimana tidak?
Violeta De Cornelius memilili sifat yang sama dengan Danendra Christopher Cornelius, kakaknya. Ya, gadis itu adik dari Christopher dan juga putri pertama dari kerajaan Amoldas. Sifatnya yang menyebalkan dengan tatapan merendahkan khas keluarga Cornelius selalu berhasil membuat Christina muak karenanya. Seingat Christina, Kaisar terdahulu selalu menatap sekitarnya penuh dengan kelembutan. Bagaimana bisa anak-anaknya memiliki tatapan yang amat sangat menyebalkan dan minta dilenyapkan itu?
KAMU SEDANG MEMBACA
CHRISTINA: The Phatetic Villainess
FanfictionKisah ini menceritakan tentang Christina Bang yang hidup sebatang kara di kota luas bernama Seoul. Ia harus merelakan nyawanya untuk menyelamatkan seorang anak yang akan tenggelam. Dan tanpa sadar, jiwanya pun ikut terlempar ke dimensi lain. Dimensi...