Setelah kepergian Ferdi
Ranata membuka pembicaraan" Ibu, pulang nya naik apa ?" Tanya Ranata
" Naik taksi aja kalau gitu" ujar wanita itu
" oh.., tapi kalau cari taksi di daerah ini agak kesusahan, kalau jalan ke depan sana, mungkin dapat mencari taksi tapi harus jalan sekitar 2 kilo Bu" ujar Ranata menjelaskan
Jalan yang di lewatkan Ranata saat ini bukanlah jalan utama, atau jalan raya besar, Ranata melewati jalan ini dikarenakan jalan besar untuk jam sore begini pasti suasana nya macet.
" Kalau ibu gak keberatan bisa kah saya antar ibu "
" Jangan nanti saya merepotkan kamu, apa lagi sekarang sudah sore pasti kamu ingin pulang "
" Tak apa apa Bu, saya tidak merasa di repot kan " sambil tersenyum
" Baik lah jika kamu memaksa"
Mereka berdua pun pergi dari tempat itu dengan motor Ranata.
Tibanya mereka di depan pagar rumah yang menjulang tinggi dan rumah yang besar bak istana, dengan halaman rumah yang luas dan terdapat sebuah taman dengan berbagai bunga tumbuh di sana.
" Ini rumah ibu" tanya Ranata yang kagum melihat rumah tersebut
" Iya nak, ini rumah saya, mari mampir dulu "
" Ngak apa apa Bu, saya langsung pulang aja"
Tiba tiba suara azan magrib berkumandang
" Ini waktunya magrib nak, lebih baik masuk dulu ya" ajak ibu itu
" Baiklah buk "
" Ayuk masuk" pinta ibu itu
Ranata pun masuk kedalam area rumah bak istana itu dan memarkirkan motornya.
" Ini rumah saya, silahkan masuk " mempersiapkan masuk
" Iya Bu"
" Jangan panggil ibu, panggil mama saja, saya lebih suka dipanggil mama, teman teman anak saya juga panggil saya mama, saya Amel nama kamu siapa sayang ?" tanya nya
" Ranata Bu,... Eh ma" gugup Ranata
" Panggil aja Nata, ma " sambil tersenyum" Baiklah sayang.., Nata mau minum apa? "
" Gak apa ma, gak usah repot repot "
" Gak ada di repot in sayang, mama ambil minum nya dulu, Nata mau minum apa?"
" Terserah mama aja kalau gitu"
Mama Amel pergi menuju dapur mengambil minuman untuk Ranata. Dan tak butuh waktu lama mama Amel kembali.
" Ma, Nata mau tanya?"
" Mau tanya apa"
" Tempat ibadah dimana ma?" Tanya nya
" Kamu mau sholat, bentar ya mama panggilan bibi, nanti bibi yang antar kamu"
" Bi.."" Iya nyah.."
" Bibi antarkan Nata ke ruangan ubadah ya "
" Baik nyah.."
" Mari non " ajak bibi itu kepada Ranata" Kamu ikut bibi ya, mama mau ke kamar dulu"
"Baik ma"
Setelah kepergian mama Amel Ranata pun mengikuti bibi. Tiba di sebuah ruangan dengan bernuansa islami
" Ini ruangan ibadah nya non" ujar bibi
" Makasih bi "
" Tempat wudhu nya di sana non" sambil menunjukan suatu tempat
KAMU SEDANG MEMBACA
keindahan cinta yang dingin
Teenfikce- Ares Widarma Aksa- " Dingin sikap ku, bongkahan es hati ku- tapi tidak untuk cinta ku padamu" -Ranata Alikatasya- "Sikap mu yang dingin membuatku penasaran untuk jatuh cinta kepada mu" No plagiat, karena ini cerita inspirasi saya