Aku Ingin Kepastian

10 0 0
                                    

Kau sudah tahu tetang perasaanku, kau sudah tahu bahwa kumenginginkanmu. Kau sudah tahu apa yang aku mau. Ketika kumeminta kau memberikan kepastian, tapi kau seolah tak mendengarkan.

Aku memaksamu untuk mengatakan "IYA" supaya ku tak bertanya-tanya lagi. Tapi kau terdiam membisu, dan memalingkan pembicaraan. Apa kau kira aku kuat bertahan dalam ketidakpastiaan?

Aku tergantung dalam sebuah jawaban. Jawaban darimu ketika kutelah mengungkapkan perasaan. Berapa kali, kuharus memohon agar kau mau memberikan kepastian? Tahu kah kamu? Yang kuharapkan saat ini hanya kepastian darimu! Supaya hubungan kita jelas antara tak tergantungkan.

Aku bagaikan satpam yang selalu menunggu, tapi yang kutunggu bukanlah barang atau selainnya. Yang kutunggu hanyalah sebuah jawaban darimu. Kubingung mengambil pilihan, antara tetap terdiam lalu bersikap bodoh menunggumu. Aku bingung antara melangkah atau mundur.

Jika aku harus melangkah maka katakanlah!

Agar kubisa mempersiapkan diri menjadi mesin perekam, yang selalu setia mendengarkan segala curhatanmu, atau kupersiapkan diri menjadi sebuah badut, yang bisa menghiburmu di kala kau merasa sedih.

Tapi, jika kuharus mundur maka jujurlah!

Supaya kubisa mencari villa baru tempatku singgah. Memandang lautan yang luas nan indah. Menghirup angin yang segar tanpa ada noda. Agar kubisa berteriak sekuat tenaga, mengeluarkan luka yang kurasa, atau supaya kubisa menangis, dan tiada orang yang memperhatikan bahwa kusedang kecewa.

Jujur,

Jujur ku tak sanggup lagi menahan semuanya, telah banyak beban luka yang harus aku tanggung. Apa lagi, harus bertahan dalam gantungan ketidak pastian. Daya hatiku sudah lemah jika kau memintaku untuk tetap bersabar. Stok sabarku habis terpakai oleh masalalu yang pernah datang lalu pergi dalam hidupku.

Tolong!!!

Katakanlah, antara "IYA" atau "TIDAK".

Saatnya Mengusir LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang