Bahagiaku seketika hilang, tawaku seketika padam. Pikiranku seketika kosong, pandanganku seketika gelap. Wajahku seketika pucat, hatiku seketika terluka, ragaku seketika tak berdaya. Terasa kuingin segera hilang dari dunia ini.
Tawa orang-orang yang berada di sekelilingku, terasa sesak ku mendengarnya. ingin kulemparkan sepatu kemulutnya, agar terdiam tak tertawa lagi. Egoku dan emosiku mulai berkuasa, aku tak ingin ada yang bahagia, aku tak ingin mendengar ada yang tertawa. Aku ingin semuanya terluka seperti apa yang kurasa.
Rasa bahagia yang kucicipi darimu, seakan-akan selalu ada dan tak akan sirna. Besar harapanku, ketika ku mengatakan semuanya kau akan mengatakan "Aku juga merasakannya" .
Tapi,
Semuanya keluar dari harapanku. Kau yang kuharapkan, tapi nyatanya kau tak mengharapkanku. Di atas kapal yang kita pilih untuk berlayar, kusampaikan sebuah perasaan; "bahwa kumenyukaimu". Tapi, tidak denganmu, kau malah berkata "maaf ku tak bisa menerimamu".
Apa yang kuharapkan seketika patah setelah mendengarkannya. Seandainya kau tahu, sekian lama kumencari waktu dan mempersiapakan diri untuk mengatakan semuanya. Tapi, dalam hitungan detik kau melemparkan sebuah rasa kecewa. Aku sungguh malu terhadap diriku sendiri.
Apakah tidak ada waktu yang tersisa untuku, walaupun satu menit saja, ku ingin merasakan bagaimana rasa berada di dekatmu?, bagaimana rasanya bahagia bersamamu? Seandainya ada waktu yang kau berikan kepadaku, maka aku akan membuktikan bahwa kubenar-benar mencintaimu. Kau adalah salah satu dari tujuan yang kuperjuangkan.
Terimakasih,
Telah memberikan kebahagian yang sementara, meski kita tak dapat bersama
Terimakasih telah hadir dalam kehidupanku, walaupun itu tak untuk selamanya.
Aku tak bisa memaksakanmu, apa lagi harus menarikmu sehingga tetap bertahan dalam kehidupanku walau tiada kata cinta. Perasaanmu adalah hakmu. Kemanapun kau ingin menaruhnya, itu semua kehendakmu. Sekali lagi terimakasih atas semuanya, meski kukembali menanggung rasa kecewa. Semoga kau mendapatkan yang lebih baik dariku.
Terimakasih...
Tidak Selamanya Perasaan Itu
Akan Sesuai Dengan Apa Yang Kita Harapkan.
Ketika Kita Berani Mengharapkan,
Kita Juga Harus Berani Menerima Kenyataan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Saatnya Mengusir Luka
عشوائيSetipa orang pasti pernah mengalami yang namanya terluka, terutama luka karena sebuah cinta yang tak lagi sirna. dalam tulisan ini penulis akan mengekspresikan semua rasa yang membuatnya terus tenggelam dalam sebuah rasa dan pada akhirnya dia menepu...