Une

1.3K 114 1
                                    

Welcome to my playground!

===



SEORANG remaja berusia sekitar empat belas tahun dengan perawakan kurus, tidak terlalu tinggi dan memiliki mata bulat hitam sedang membereskan tumpukan sampah yang berada di belakang gang restoran tempat ia bekerja. Hari sudah malam, bahkan sudah selayaknya untuk anak seusianya berada di rumah untuk belajar dan beristirahat. Tapi tidak buat Lee Taeyong--pemuda yang sebulan belakangan ini bekerja di restoran cepat saji milik Shin Dong, ia justru tengah disibukkan dengan setumpuk sampah yang berasal dari restoran tempatnya bekerja secara sembunyi-sembunyi.

Ya, peraturan di negeri ginseng ini memang sangat ketat. Kalau bosnya sampai ketahuan mempekerjakan anak di bawah umur, bisa-bisa restoran ayam itu akan disegel oleh pemerintah. Shin Dong terpaksa menerima pemuda kurus itu bekerja serabutan di restorannya karena kasihan, ketika malam itu ia menjumpainya tengah kebingungan dan tak punya tempat untuk tinggal.

Alhasil, sekarang Taeyong bekerja di restoran itu demi mendapatkan sedikit penghasilan untuknya makan dan tempat tinggal gratis. Ya, Taeyong menempati gudang di belakang dapur restoran sebagai tempatnya berteduh. Taeyong sangat berterimakasih atas kebaikan Shin Dong yang memberinya tumpangan dan pekerjaan.

"Aghh.." Taeyong mengerang sambil mendudukkan dirinya di trotoar dekat bak sampah besar itu. Seluruh persendiannya terasa ngilu dan tubuh kurusnya terasa pegal.

Ia memijit pelan leher dan pundaknya untuk sekedar meringankan rasa sakit yang mendera beberapa bagian tubuhnya. Kakinya ia luruskan demi menghalau rasa pegal di telapak dan lututnya karena seharian berdiri dan modar-mandir membantu para karyawan di restoran milik Shin Dong itu.

Belum lama ia duduk, tiba-tiba gerimis. Taeyong segera bangkit dan meninggalkan tempat itu untuk kembali ke dapur. Ada beberapa perkakas yang belum sempat ia bersihkan.

Langit tak bersahabat, aku hanya ingin duduk beristirahat sebentar saja tidak bisa, gerutu Taeyong dalam hati. Sementara tangan kurusnya sibuk mencuci beberapa perkakas yang besok akan digunakan untuk memasak lagi.

Ia beberapa kali menguap, tubuhnya tak bisa bohong kalau ia butuh istirahat. Tapi yang ia lakukan sekarang justru sebaliknya, berkutat di tempat cucian walaupun kulit tangannya sudah berkerut karena dingin.

"Taeyong-ah"

Pemuda bermata bulat itu menoleh, Shin Dong berdiri di dekat pintu dapur sambil membawa sebuah bungkusan di tangannya.

"Ya, Paman?" sahut Taeyong.

"Sudah larut malam, istirahatlah. Kamu bisa kerjakan itu lagi besok, kau tidak kasihan pada tubuhmu?"

"Um, ini tanggung Paman. Sedikit lagi selesai kok," balas Taeyong menampakkan sebuah senyum tulus di wajahnya.

Shin Dong menghela napas, "Aku tidak mau kau sakit, setelah ini selesai tidurlah. Tapi sebelumnya makan dulu." Ia berjalan mendekati Taeyong dan menyerahkan bungkusan yang ada di tangannya. Satu paket nasi dan ayam goreng dari restorannya sendiri.

Wajah Taeyong berbinar, "Terima kasih Paman!" sambil membungkukkan badannya sejenak.

Shin Dong menepuk pundak pemuda itu beberapa kali.

"Ya sudah, Paman pulang dulu ya. Jangan lupa kunci pintu dapurnya."

"Siap Paman!"

"Sampai jumpa lagi besok!"

Taeyong mengangguk lalu melanjutkan kembali pekerjaannya.



The World is Not Enough | JaeyongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang