Douze

433 68 12
                                    

Warning 🔞

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Warning 🔞

[This chapter contains a little bit adult content. It's not recomended for underage readers. Please be wise!]
_____

HAMPIR enam bulan berlalu sejak terakhir Taeyong dan Jaehyun pergi berdua keluar dorm. Sekarang hari-hari mereka lalui dengan latihan lebih intens. Beberapa waktu dekat Neo Culture hendak mengadakan tour beberapa kota untuk perform dan mengenalkan anggota baru mereka. Latihan dance, vokal, dan musik semakin diperketat.

Taeyong pun mengikuti jadwal latihan yang padat bersama anggota yang lain. Tak ada yang tahu bagaimana usaha pemuda berbadan kurus itu untuk bersikap seolah tak terjadi apa-apa antara dirinya dengan sang pelatih. Lou ssaem masih mengajar seperti biasa. Sejak kejadian di ruangannya waktu itu, Lou ssaem bersikap sedikit aneh. Dia tak menunjukkan perbedaan sikap, namun melalui tatapan mata dan perlakuan jelas sekali ia masih marah dengan Taeyong.

Seperti hari ini, Taeyong kembali mendapat hukuman. Ia dianggap masih terlalu lembek, padahal seluruh energy sudah ia keluarkan habis-habisan.

“Nilai harianmu belum ada kenaikan yang signifikan, bagaimana aku akan melaporkan progress pada sajangnim, ha?” bentak Lou pada Taeyong di hadapan seluruh member.

Taeyong menunduk sambil berulang kali minta maaf. Peluh menetes di wajah dan sekujur tubuhnya.

Brak!!

Lou membanting buku jurnal penilaian yang cukup tebal itu ke lantai. Hal itu sontak membuat seluruh member terkaget, apalagi Taeyong yang tepat berada di depannya.

“Kalau caramu seperti ini terus, kamu tidak kasihan pada temanmu yang lain? Mereka harus mengikuti pola latihan yang lambat hanya gara-gara kamu!” Telunjuk Lou mengarah persis ke depan hidung Taeyong.

Member yang lain tak berani berkomentar, semuanya terdiam menyaksikan bagaimana Taeyong dengan tubuh kurusnya bergetar menghadapi amarah dang pelatih.

Ssaem!” teriak Hansol ketika melihat sosok pelatih mereka berlalu dari ruangan dengan ekpresi marah. Sebagai leader, Hansol kemudian berlari menyusul sang pelatih. Setidaknya ia bisa memberikan penjelasan dan pembelaan terhadap teman satu tim nya pada sang pelatih.

Taeyong masih berdiri di tengah ruangan dengan kepala menunduk dan badan gemetar. Ia bisa mendengar, beberapa orang di belakangnya mulai saling berbisik.

“Ambillah, kau perlu menenangkan diri,” Jaehyun menyodorkan botol air mineral pada pemuda berwajah manis itu.

Ia merasa iba melihat bagaimana sang pelatih memperlakukannya tadi. Secara umum, menurut pengamatannya , Taeyong sudah mengalami kemajuan dari bulan kemarin. Ia sudah banyak berlatih untuk meningkatkan powernya. Dan hari ini pun Taeyong bukan member dengan nilai terburuk, menurutnya ada member lain yang masih belum sebagus gerakan Taeyong tadi. Tapi kenapa malah Lou ssaem begitu marah padanya?

The World is Not Enough | JaeyongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang