Six

509 69 1
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



DENTUMAN suara musik menggema seiring dengan hentakan kaki dan suara-suara penyemangat yang keluar dari bibir sosok yang berada di bagian center. Keempat penari yang lain mengikuti arahan Hansol, leader dari Neo Culture.

Setelah hampir satu jam kemudian, sesi latihan tersebut selesai. Kelima pemuda itu kini tengah beristirahat. Ada yang duduk menyandar pada dinding, ada yang tergeletak di tengah ruangan dengan napas terengah-engah, dan beberapa lagi masih mondar-mandir mengambil minuman atau baju ganti dari loker masing-masing.

"Bagaimana dengan anak itu Jae? Sesuai prediksimu?" tanya Hansol, keduanya kini duduk meluruskan kakinya sambil beberapa kali menenggak minuman dari botol.

"Ya hyung, dia lolos ke babak selanjutnya. Dugaanku tidak salah kan?" Jaehyun tersenyum miring.

Hansol mendengus, ia akui insting Jaehyun dalam mengenali bakat sangat tajam. Tapi ia juga dapat mencium sesuatu yang lain di sini.

"Kenapa? Kelihatannya kau tidak suka?" sarkas Jaehyun.

"Haha, bukan begitu Jae. Kali ini beda dengan sebelumnya, I smell something fishy." Hansol makin meledek dengan memincingkan sebelah matanya.

"Yak, a-apa maksud hyung?" Jaehyun tergagap. 

"Akui sajalah, kau ada--"

Belum selesai ucapan pemuda berhidung bangir dan bermata bulat itu, Jaehyun sudah keburu membekap mulut sahabatnya dengan kedua tangannya.

"Hyung, please... nanti yang lain bisa dengar. Jangan meledekku seperti ini," Jaehyun kini melepaskan bekapan tangannya ketika Hansol sudah mengangguk-anggukkan kepalanya.


"Hei, hei ada apa ini? Dari tadi serius sekali kalian ngobrol?" Itu si pemuda berbadan mungil berkewarganegaraan Thailand, Chittaphon Leechaiyapornkul atau biasa dikenal dengan sapaan Ten, tiba-tiba duduk di sela keduanya karena penasaran.

"Apaan si, sampai bekap-bekapan segala tadi?" Ten dengan segala rasa penasarannya mencoba bertanya pada Hansol dan Jaehyun.

"Tidak ada apa-apa," dengus Jaehyun kesal. Masalahnya ia tidak mau pembicaraan tadi jadi pembahasan teman-teman satu grupnya. Kabar apapun kalau sudah sampai ke telinga Ten pasti akan menyebar ke semua temannya.

"Bohong Jae, aku tadi sempat dengar kalian menyebut-nyebut anak? prediksi? benar kan hyung?" kini Ten mengalihkan pertanyaan pada Hansol.

Hansol hanya menekuk bibirnya ke bawah, sementara kedua alisnya ia naikkan. Sementara Jaehyun tertawa, ia merasa lega Hansol tak membeberkan percakapan tadi pada Ten.

Karena merasa misinya gagal, kini Ten beranjak dari tengah-tengah kedua orang tersebut kemudian memilih berlalu bersama si jangkun Johnny. Ia kelihatan masih kesal, buktinya ia berlalu sambil menghentak-hentakkan kakinya.

The World is Not Enough | JaeyongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang