Bab 8 : Awal Pertama

19 8 3
                                    


Bel istirahat telah berbunyi beberapa menit yang lalu. Tapi Bulan dan Sherly masih berada di kelas mencatat materi yang belum selesai, tidak dengan Agata dan Naya keduanya sudah lebih dulu ke kantin memesan mie ayam yang katanya takut kehabisan. Bulan dan Sherly nanti nyusul.

Bintang Cs yang entah dari mana baru saja lewat depan pintu. Bintang yang melihat Bulan menepuk pundak temannya dan mundur kebelakang masuk ke kelas dengan santai.

"Woiii!!! Woiii diem diem Bae ngopi ngapa ngopi bareng gue Cowo ganteng, putih manis.." ucap Bintang mencoba menganggu Bulan. Namun Bulan tetap lah Bulan ketika dia sedang serius tidak akan bisa ada yang menganggunya, karena Bintang merasa di hiraukan kini dia duduk di bangku sebelah kanan yang kosong dekat bulan. Cowo itu masih melanjutkan aksi ganggu nya.

"Kenapa ngga ke kantin? Apa perlu gue bawa itu kantin ke sini buat lo. Atau Lo mau gue suapin biar romantis kaya di film film gitu?" Goda Bintang yang sekarang menopang dagu dan menatap Bulan.

Bulan menoleh ke arah kanan menatap Cowo itu dengan sinis, tapi Cowo itu malah cengengesan.
Brak!
Tak sengaja buku buku Bulan jatuh ke kakinya, ingin Sekali dia mengambil nya namun melihat Bintang sudah lebih dulu mengambilnya.

"Loh kok ngga di ambil? Padahal gue nunggu banget loh scance tangan kita yang engga sengaja sentuhan. Terus kita tatapan penuh mesra. Duh gue jantungan nih."

"Gila!! Streess!! Gendeng!! Halu!!" Sahut Bulan kesal.

"Makanya gue butuh perawat kayak Lo. Yuk, ke KUA rawatin gue sampai tua."

"Pindah ngga Lo dari kursi ini!!!!!!!"

"Apa. Lo maunya pindah ke kursi pelaminan? Ah entar deh kalau kita udah lulus. Tapi kalau Lo ngga tahan ya udah ayo kita ke rumah lo. Gue lamar sekarang."

Bulan menatap wajah tengil pria di sampingnya itu. Bagaikan kehabisan kata kata. Benar benar gila!! Stress!! Gendeng!!!. Akhirnya Bintang pindah dari kursi itu. Namun ralat dia malah menutupi papan tulis dengan kedua tangannya. Hal itu membuat kembali Bulan marah dan kesal.

"Oiiiii!!! gila!!! Minggir deh gue pengen cepet cepet ke Kantin. Lapar!!!"

"Oke gue minggir. Tapi Lo ke kantin bareng gue yah."

"Serah Lo deh!!!"

Bintang pun minggir dan kembali duduk di bangku sebelah Bulan. Setelah beberapa menit diam memandangi wajah imut Bulan. Poni nya yang lucu ikut jatuh. Terkadang Bulan juga salting sedikit.

Brakkk "Gue udah selesai nulis, dan Lo? Udah selesai kan liatin gue?!!" Ujar Bulan sambil membereskan buku bukunya tentu Bintang membantu gadis itu.

"Sini gandeng tangan gue, nanti Lo tersesat lagi. kan nggak enak, kalau binik gue ini jauh dari gue." Sahut Bintang mengulurkan tangannya.

"Fyuhhhh......Sabarrr Bulan sabar... Ini ujiannn" ketus Bulan yang langsung berjalan cepat meninggalkan Bintang.

Bintang tersenyum geli melihat tingkah lucu Bulan. Melakukan apa pun untuk mendapatkan hati Bulan itu adalah tujuannya. Dirinya sudah tidak bisa terkendali lagi. Dia seakan sudah terhinoptis oleh gadis mungil Bulan itu.

* * *

Bulan yang baru sampai kantin bersama Sherly seketika terdiam ketika tiga orang gadis mendatangi mereka.

"Eh ada Anak unggul wakil ketua OSIS yang tiba tiba di masukin ke kelas Gila dan Brandal itu, wauhhhh akhirnya mata pak kepala sekolah terbuka lebar lebar pindahin anak brandal ke kelas brandal yang udah pasti tempatnya para anak brandal kaya mereka iya ga guys...." Sahut Chelsie sang musuh bebuyutan, manusia gila, stress bagi keempat gadis itu.

"Eh lu Janset!!! Mulut lemes bener minta gue ganti paket mulut bebek ha?" Ketus Agata yang melempar sendok Kemangkok mie ayamnya. Yah, Janset adalah singkatan dari Janda Stress sebutan untuk Chelsie, Rara dan Rina yang begitu benci iri kepada mereka berempat.

"Eh lu Tukang Halu!! Diem deh jangan banyak cingcong!!" Ujar Rina sedikit mengeras kan suaranya.

Elvan, Reiki, Rico dan Rafael mendadak diam dan menatap keributan itu. "Dengar yah!! Gue masih mending di pindahin ke kelas IPS 2 dari pada gue harus sekelas sama janda Stress kaya kalian bertiga!!" Pekik Bulan dingin datar tapi menyeramkan tatapan tajamnya seakan menusuk ketiga gadis itu.

"Eh lu yah!! Masih cantikan juga gue dari pada Lo!!" Chelsie yang kesal mendorong Bulan, karena Bulan yang tidak sadar akan di dorong jadi dia kehilangan keseimbangan untung saja Bintang dengan siap menahan tubuh Bulan agar tidak jatuh.

"Eh lu pe'ak! Gila!! Harus nya lo tuh periksa mata, siapa tau mata lu itu silinder pangkat 7 mint 100 jadi burem. Udah jelas Bulan yang lebih cantik di bandingin dengan Lo si janda Stress yang badannya udah kaya babi hutan!!" Celetuk Bintang yang masih menahan kedua bahu Bulan, hal itu justru membuat semua mata tertuju pada mereka.

Ada yang merasa kagum terhadap Bintang yang udah tampan baik hati, ada yang merasa kasian terhadap Chelsie tapi mereka juga benci.

Chelsie menatap Bintang sinis "Eh lu anak brandal gila!!! Lebih baik lo diam yah. Ngga usah belain dia! Atau??... Jangan jangan Lo suka lagi sama Bulan si cewe ini." Chelsie menatap Bintang sinis lalu menatap Bulan dengan penuh kebencian.

"Apa? Lo kasih pertanyaan yang bagus banget sama gue. Lo pengen tau kan?!  iya gue suka sama Bulan lebih tepat bukan suka sih tapi Cinta dan Sayang sama dia!! Kalau Lo masih kurang percaya gue doain deh semoga Lo panjang umur dan tinggal tunggu aja undangan gue sama Bulan!!" Bintang kali ini berucap sambil menatap Bulan di sampingnya, tentu gadis itu menatap kembali.

"Wauhhhh......" Sorak seisi kantin, mendengar pernyataan Bintang yang sama sekali tidak mereka duga.

"Apa!! HAHA!! Lo suka sama cewe Gila ini? Cewe ngga tau diri ini Hahah!!" Tukas Chelsie yang benar benar sekarang sudah memancing amarah Bulan.

Bulan yang kesal menepis tangan Bintang dan maju kedepan mendorong tubuh Chelsie hingga tersungkur "Gue peringatin, Lo kalau ngomong itu ngga usah membalikkan fakta. Sekarang gue kasih Lo kesempatan buat nikmati masa masa SMA Lo di sini, sebelum masalah Lo datang dan lo di usir dari sini!!!" Bulan tersenyum sinis, berkata sambil menatap tajam ke arah Chelsie yang masih terduduk di lantai.

Bulan pergi begitu saja tanpa mengatakan apa pun lagi, Bintang yang biasanya memberontak kini menjadi diam ketika melihat sisi Bulan yang sebenarnya.

"Kalian bisa ngga sih Balem!! Bau tau ga!!" Ketus Naya menatap Bintang CS, seketika mereka menutup mulutnya dan menatap Naya.

Cinta Bulan Untuk BintangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang