"Pak Ge-Gemi?!!"
"Kalian berlima ikut saya!! Kalian semua saya hukum!!"
"Hiya hiya lah ikut bapa kita di hukum. Sejak kapan kita ikut bapa di kasih makan, helloowwww dunia masih bulat kan?" Ucap Bintang Menatap Gagu, wali kelasnya
"Kalian Berlima ini yah!!! Saya sangat tidak habis pikir bagaimana bisa kalian setiap hari selalu membuat keributan ha??" Ucap Pak Gemi dengan sorot mata yang tajam, Bintang dan ke empat sahabatnya itu tersenyum.
"Bapa, bisa ngga kalau ngomel-ngomel nya ngga usah teriak teriak saya takut bapa kena serangan jantung dadakan." Sahut Bintang enteng sambil memainkan rambutnya,
"Benar banget pak! Dan,,,, kalau kita berhenti membuat keributan terus apa dong kerjaan Pak Gandi sang guru BK kalau ngga ada yang masuk keruang BK dia bisa bisa nganggur kan sayang pak." Celetuk Elvan membuat Pak Gemi membulatkan matanya, sungguh anak anak yang luar biasa pikirnya.
"Terserah! Sekarang kalian bersihkan Lingkungan Sekolah, INGAT!! HARUS BERSIH!!" Perintah Pak Gemi, Bukannya takut dan merasa bersalah justru ke lima cowok itu tersenyum senang lalu memberi hormat layaknya pembina upacara.
"Siap pak, bapa baik sih. Saya beruntung Lo karena saya tidak jadi mengikuti persentasi bahasa Cina." Bintang dengan smirk di wajahnya,
"Bahasa Indonesia Tolol!" Ralat Rafael memukul kepala Bintang pelan.
"Alahhhh bebas lah terserah gue."
"Sudah sudah, lebih baik cepat kerjakan hukuman kalian!" Teriak pak Gemi, kelima Cowo itu berbalik
* * *
"Di kira kita ini kucing apa main narik narik gitu aja!." Gerutu Bintang, tak kala melihat Bulan dari jendela yang sedang menjelaskan di depan kelas. Ah iya sekarang kan presentasi pikirannya.
"Assalamualaikum Buk Yuli, guru TU yang suka sekali memberi surat cinta membuat saya semakin cinta." Ucap Bintang, menopang dagunya di jendela. Menatap Bu Yuli yang sedang duduk di kursi guru.
"Waalaikumsalam anak ibu, yang sukanya dapat surat panggilan orang tua."
Bulan terdiam. Dia sangat terkejut, bagaimana bisa ada seorang murid yang sebegitu santainya menyapa Bu Yuli sang pemegang surat panggilan orang tua.
'sebenarnya tingkat kegilaan anak ini sampai level berapa sih? Sumpah akut banget.'
Batin Bulan, frustasi.
"Ahhkkk,, bukan begitu Bu saya hanya ingin mengajak Papa Bunda saya jalan jalan ke sekolah. Apa salahnya coba." Mode cengiran Polos Bintang on.
"Hadehhhh,,, terus kalian ngapain di belakang kelas ini?"
"Ibu tau ngga? Selain ganteng dan baik hati, saya juga peduli dan cinta lingkungan buk. Dan saya sangat suka kebersihan buk, makanya saya dengan suka rela dan rendah hati membersihkan halaman belakang kelas ini buk." Jelas Bintang.
"Kita Ganteng"
"Kita baik"
"Kita Rajin"
"Dan kita kalem"
Sahut ke empat lainnya secara bergantian.yang ikut menopang badannya di jendela.
Seluruh anak IPS 2 mendengus, sudah tak aneh kelakuan mereka berlima melebihi orang preman pasar yang bobroknya minta ampun.
"Jawab saya jujur! Kenapa kalian ada di belakang sana?"
"Ahhkk, okey Bu berhubung Bintang ganteng dan juga baik hati. Oke deh saya ngaku sebenarnya saya di sini mau lihat calon binik saya buk. Udah kangen soalnya."
"Calon binik kamu? Yang mana?" Ucap Bu Yuli yang mengedarkan pandangannya ke seluruh kelas.
"Itu buk yang paling cantik dan kalem. Eh ralat buk ngga kalem yang suka ngomong nyelekit masuk ke ubun-ubun. Tapi saya sayang." Ujar Bintang menunjuk Bulan yang sedang berdiri di depan kelas. Bulan sendiri tak percaya Bintang dengan santainya menceploskan ucapan frontal itu.
"Owhhhh anak saya yang ini. Yang paling cantik dan patuh sama peraturan, Bintang udah ngaca belum?" Sindir sinis Bu Yuli.
"Saya ngga perlu ngaca Bu, sudah jelas saya ini ganteng dan kalem. Yah cuma selama ini saya bertingkah sederhana dan ngga mau pamer aja. Takut minder dekat sama saya." Sahut Bintang santai Menaik turunkan alisnya menatap Bulan
"Alahhhh kamu mah. Oh iya, Bulan emang nya kamu minat sama Bintang?" Lirik Bu Yuli kepada Bulan yang sedari tadi berdiri gagu.
"Saya masih waras Bu untuk terjun kedalam kegilaan Bintang." Jawab Bulan.
"Nahh Bin, udah sadar diri kan sekarang?"
"Ehhh Bu, Cinta saya ke Bulan itu seperti Utang, awalnya kecil, didiemin. Tau tau gede sendiri. Tapi,,,, semakin gede cinta saya itu ngga akan pernah hilang."
"Kita mau belajar!! Jangan ganggu!!" Sinis Bulan berjalan ke arah jendela.
Sherkkkkk
Bulan menarik gorden menutupi muka Bintang si cowok ganteng katanya.
"Good job! Bulan ibu bangga sama kamu." Bu Yuli mengacungkan jempolnya menatap Bulan.
* * *
"Ihhhh, anjir!! Mulut nya lemes banget bilang ke elo cinta. Tapi perhatiannya di bagi ke Laras. Kan dasar jantan!!" Celetuk Agata yang menunjuk Bintang yang siap membonceng Laras.
"Udah lah Lan, gue kan udah bilang ngga usah dekat dekat sama si Bintang. Semua orang tau dia Cowo Playboy yang suka bikin para cewe terbang eh di jatuhin. Kan Cowo gila!!!" Tambah Naya, yang sama ikut menimpal.
"Rasanya gue ingin tabok tuh muka!!" Gereget Sherly.
Bulan diam, menyipitkan matanya menatap intens Bintang dan Laras di sana. Ahhh, mata indah Bulan menangkap Febian yang berdiri tak jauh dari Bintang dan Laras. Namun sangat terlihat jelas kekesalan di wajah Febian. Yah, memang sekarang Bintang dan Laras tengah di bicarakan hangat oleh warga sekolah.
"Ahhh ngga dekat kok, cuman sering debat aja lagian nih yah kalian tau kan dia yang mancing mancing gue Mulu dan gue sama dia ngga akan sejalan." Sangkal Bulan dari mulutnya, namun di hatinya dia merasakan panas yang mengebu.
Sementara di ujung sana Bintang dan Laras tengah berdebat kecil.
"Gue denger Lo lagi dekat sama anak pindahan IPA 1 itu dan berita barunya sekarang dia lagi liatin Lo sekarang, maksudnya dia lagi liatin Lo mau boncengan sama gue."
"Kan gue udah bilang sekarang Lo balik bareng gue. Kalau ngga bisa bisa gue kena semprot bokap Danial."
"Terus Lo ngga takut cewe Lo cemburu gitu? Tuh dia lagi ngeliatin."
"Bukan gue, tapi elo."
"Lah kok gue? Maksudnya dia cemburu gitu sama gue?"
"Singkat nya dia suka sama Febian mantan ketua OSIS itu sejak 4 tahun. Dan Febian malah suka sama lo. Terus gue?"
"Terus Lo abaikan gitu?"
"Ngga lah, yah kali ada yang menolak pesona orang seganteng gue. Dan gue yakin kalau kita bukan sepupu Lo bakalan terpesona juga sama gue."
"Alahhhh, udah lah Bin jalan aja. Lama lama gue bisa mati duluan sebelum nyampe rumah gara gara dekat sama Lo."
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Bulan Untuk Bintang
Подростковая литература"Kamu sudah manis, jadi jangan dingin gitu. Nanti ketukar sama es buah." -Bintang Antares Mahessa Di pindahkan dari kelas unggulan kelas terbaik, ke kelas bobrok dan melegenda itu maksudnya kelas untuk anak anak yang suka bolos, melanggar peraturan...