"Jadi sekarang kita kumpul OSIS terlebih dahulu gitu?" Tanya Naya, dengan wajah cemberutnya.
"Hmm, iya kata Bu waketos and pak ketos seperti itu." Jawab Sherly tanpa berhenti menulis susunan acara untuk nanti.
"Ahhh jadwal nonton drakor gue kepotong dong." Ujar Agatha dengan nada yang lesu.
Tanpa mereka sadari Bintang cs menghampiri mereka yang tengah duduk di kursi pojok milik Bulan dan Sherly duduk.
Tak! Elvan memukul kepala Agatha dengan pen yang dia pegang membuat gadis itu sedikit meringis "Anjir! Gila Lo yah? Main pukul pukul aja! Sini gue pukul Lo pake pedang legendaris milik Pak Goblin."
Elvan terkekeh melihat tingkah Agatha "Anjir serem banget Lo kalau lagi ngamuk. Lagian cuman kumpul aja lu ngeluh aneh!" Cibir Elvan yang sekarang duduk di atas meja dekat dengan para gadis itu.
Bintang memperhatikan sekeliling mereka, matanya menjelajah kesetiap sudut kelas " Sherly ada... Agatha? Oh pasti ada... Dann Naya? Dia aja juga... Terus istri gue mana?" Ujarnya sambil menunjuk satu persatu para gadis yang duduk berjejeran itu.
"Oii!!! Pe'ak istri sahnya Bintang Antares yang ganteng nya sudah melegenda dimana mana. Istri gue kemana kok ngga keliatan?" Teriaknya yang sekarang berdiri di atas meja dengan seragam yang di keluarkan dan satu kancing baju atasnya terbuka, rambut yang acak menembuat dirinya semakin terlihat tampan.
"Belum datang dia." Jawab Sherly santai
"Di mana di mana dimanaaa ~ ku harus mencari di manaaaaa ~ halu nya si Bintang tak tau dimana~~"
"Stop!! Sumpah Nay gue langsung mules denger Lo nyanyi." Ledek Rafael dengan memegangi perutnya dan berakting seolah dia tengah menahan sakit di perutnya.
"Kok tumben dia telat?" Tanya Rico dengan merangkul pundak sahabatnya.
"Lah mana saya tau, saya kan bukan bokap nya." Ujar Sherly, Rafael, Agatha, Naya, Elvan, dan Reiki serentak.
Rico dan Bintang mendengus " Sumpah yah lu pada bikin orang ganteng kaya gue ini bingung mau kena kutukan maung ha?"
"Astaghfirullah" Ujar Naya
"Kamu ini berdosa banget" sahut Reiki
"Kamu jangan Solimi yah" sambung Elvan
"Udah Sono lu pada tiktok kan aje gue mau cari calon istri gue yang hilang entah kemana."
"Titip gorengan dong plus lontong."
"Nitip Bakwann satu oiii! pake cengek gajah"
"Nitip Aqua dong satu."
"Nyesel gue punya temen kaya kalian." Pekik Bintang kesal.
Bintang bangkit dari duduknya dan pergi keluar kelas mencari keberadaan Bulan yang masih belum terlihat olehnya.
* * *
"Bulan gue tau kok, sekarang Lo lagi dekat kan dengan Bintang. Dan lagian kalian yang terkenal suka berantem tiba tiba akur?kan aneh. Lo lupa sama gue?"
"Ha? Akur? Gue ga pernah berantem sama dia. Cuman yahh kita ngga pernah sejalan aja. Dan Gue memang Deket sama tuh cowok tapi bukan gue yang deketin.Lagian kenapa Lo harus marah? Lo kan lagi perjuangin Laras!"
"Gue cuman ngga suka aja Lo Deket sama Bintang. Gue sebagai sahabat Lo cuman mau ngasih tau. Bintang bukan Cowo yang baik buat lo, dia itu Playboy suka banget main mainin cewe dan mendingan Lo jauh jauh dari dia."
"Apa maksud Lo? Gue rasa Bintang ngga sejahat itu sama gue."
Deg...
Ada rasa gelisah di hati Febian saat mendengar Bulan membela Bintang. Yah, itu menambah ketidaksukaan Febian terhadap Bintang, siapa sangka Febian dan Bintang adalah musuh dingin. Belum lagi ketika Febian mendengar gosip Bintang dan Laras berpacaran."Iya udah terserah Lo aja gue udah ngasih tau Lo dan perhatian sama Lo. Tapi kalau Lo ada apa apa hubungi gue aja." Febian menepuk pelan bahu Bulan.
"Iya makasih atas perhatiannya."
"Iya udah gue pamit bentar lagi bel."
"Hmm."
Febian melenggang pergi meninggalkan Bulan. Hanya tersisa punggung Febian yang kekar yang bisa Bulan tatap.
"Huff, gue aneh sama akal pikir Cowo itu. Dia sok perhatian sama Lo tapi hatinya di bagi ke Laras! Kan gila!! Sumpah bikin jijik, kalau setidaknya ngga suka sama orang ngga usah kasih perhatian jadi yang di perhatiin ngga ngarep!! Dia bilang Bintang tukang PHP lah sendiri nya? Ngga nyadar ngaca dikit Napa." Bulan di kagetkan dengan seorang gadis berambut pendek berjalan kearahnya sambil mencaci Febian yang baru saja pergi.
Gadis itu diam di hadapannya Bulan, Bulan mengerutkan keningnya " Siapa Lo? Muka Lo nampak familiar bagi gue. Ahhh gue inget Lo cewe yang suka mojok diam di kelas kan?"
Gadis itu terkekeh dengan tangan yang di lipat di depan dadanya " Tepat. Kenalin gue Kevanya Aurel." Ujarnya mengulurkan tangannya,
Bulan menerima uluran itu dan tersenyum "Gue Bulan..." Matanya menyipit memandang gadis di hadapannya "Bentar nama Lo Kevanya Aurel? Kok nama Lo sama kaya sahabat gue waktu kecil yah?"
Gadis itu kembali terkekeh melihat wajah bulan yang nampak menggemaskan. " Ya ampunnn Bulan Lo udah di kelas IPS 2 itu hampir satu bulan dan Lo ngga inget gue sama sekali? Lo benar benar keterlaluan." Kekehnya sambil memeluk Bulan, Bulan terkejut bukan main dia membalas pelukan sahabat nya yang sudah sangat lama tak bertemu.
"Serius ini Lo? Ya ampun Lo sama sekali ga berubah Van. Lo masih tetep cewe tomboi yang ngga takut takutnya sama siapa pun."
"Wah iya? Tapi kok gue pikir gue berubah jadi cewe berhati malaikat dan seanggun Bulan."
"Mana ada! Lo itu cuman Vanya yang gue kenal. Vanya yang tak takut apa pun. Tapi.. kok Lo bisa berbicara seperti tadi? Lo tau semuanya? Perasaan yang gue tau lo.selali diam di kelas."
"Gue emang diam, tapi telinga gue ga diam. Dan satu lagi gue tau semuanya jadi lebih baik kita ke kelas bel akan berbunyi lima menit lagi."
"Parah sih yah Lo!!"
Mereka berdua bergandengan tangan menuju kelas, tentu itu banyak mengalihkan pandangan semua orang. Kevanya gadis yang anti bergaul bahkan senyuman di bibirnya itu tak pernah terukir kini berjalan dengan bergandengan tangan dan bercanda ria bersama Bulan si gadis supel.
Bintang yang kewalahan mencari gadis pendeknya itu seketika mendengar bisikan siswa lain yang tengah membicarakan Bulan. Arah pandangnya mengikuti para siswa-siswi yang berkumpul itu.
Seketika matanya berbinar, senyum manis nya terukir indah di bibir nya.
"EYYYY!!! Gadis pendek tapi gue sayang." Teriak Bintang berhasil membuat Bulan dan Kevanya menghentikan langkahnya dan berbalik menatap Bintang yang tengah berlari ke arahnya.
Hoss hosss...
Bintang berlari hingga berhenti di hadapan Bulan badannya di tekuk dan tangannya memegang kedua lututnya. Dia mengatur nafas sebaik mungkin dan menatap Bulan "Oi lu kemana aja sih? Gue cari cari Lo kemana mana ngga ada. Udah tau Lo pendek kalau ilang gimana? Gue bisa Frustasi."Bulan mendengus dan melepaskan tangannya dari Kevanya dan berkacak pinggang menatap Bintang "Lagian Lo ngapain cari cari gue? Pake lari lari segala."
"Iya gue sebagai suami yang berbaik hati, merasa khawatir belum liat wajah calon istrinya yang cantik tiada bandingnya dengan Bunga bunga di taman."
"Kalau berharap ngga usah berlebihan nanti gila!." Ketus Bulan
"Gue emang udah gila sejak kenal Lo, gila karena Lo berhasil membuat nama Lo nyangkut di hati gue. Dan itu akan sangat sulit untuk di kembalikan."
"Bacot Lo! Udah ah gue mau masuk kelas bentar lagi Bel. Ayo Van." Bulan menarik tangan Vanya menjauh dari Bintang. Cowo itu tentu tidak tinggal diam, dia berlari dan merangkul pundak Bulan membuat gadis itu meronta namun sayang dia gadis pendek tentu akan kalah dengan Bintang yang tinggi
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Bulan Untuk Bintang
Ficção Adolescente"Kamu sudah manis, jadi jangan dingin gitu. Nanti ketukar sama es buah." -Bintang Antares Mahessa Di pindahkan dari kelas unggulan kelas terbaik, ke kelas bobrok dan melegenda itu maksudnya kelas untuk anak anak yang suka bolos, melanggar peraturan...