[35]

588 46 2
                                    

Jina menatap datar Chanyeol dan Taehyung yang baru saja pulang. Wakil ketua divisi satu klan Zero tidak bersama mereka. Siwon pasti menyuruh orang tersebut untuk menunggu.

"Jadi dimana Jisung?" tanyanya dengan nada kesal.

"Sama Irene." balas Taehyung cepat.

Chanyeol menatap Taehyung tidak yakin. Mereka tidak mempunyai bukti untuk menuduh Irene. Well, tadi dirinya juga sudah menuduh Irene, namun uw menjadi sadar saat sudah tenang.

"Yun, kita ke markas DMM." Suruh Jina.

Chanyeol dan Taehyung tidak peduli, mereka juga akan pergi mencari keberadaan Irene.

Kedua pasang suami istri itu langsung pergi setelah mengambil kunci mobil. Jaemin tidak akan kenapa-napa tinggal sendirian di rumah. Lagi pula, tidaka akan ada musuh yang menyerang Jaemin. Jaemin bukanlah seorang 'Park' ataupun 'Kim'

Membicarakan tentang Jaemin. Pria itu sedang mengkhawatirkan Jisung. Walaupun mereka tidak sejarah, Jisung tetap adiknya. Ia merasa bersalah. Seharusnya ia tidak menyuruh Jisung memilih untuk menunggu Chenle atau ikut bersamanya. Jika ia memaksa Jisung untuk ikut bersamanya mungkin Jisung tidak akan hilang. Mungkin, Chenle juga tidak akan menghilang.

Jaemin tersadar. Ia mendengar suara berisik dari luar beberapa menit yang lalu. Namun sekarang suara itu sudah tidak ada.

Merasa ada yang aneh, Jaeminpun keluar dari kamarnya. Ia mencari keberadaan kakak ada abangnya. Mulai dari ruang tengah, dapur hingga kamar, tapi ia tidak menemukan apapun.

Ternyata ia telah ditinggal sendirian. Jaemin mencoba tenang. Ia merasa bukanlah hal buruk jika ia hanya sendirian di rumah. Dirinya sedikit tenang. Dengan langkah cepat ia duduk di sofa ruang tengah dan bersandar dengan nyaman.

Jaemin memejamkan matanya. Ia ingin bersantai di sini sembari menunggu abang dan kakaknya pulang. Ia akan menyambut meraka dengan baik nanti. Ia tidak ingin mereka marah padanya akan menghilangnya Jisung tapi tidak membantu mencari. Ia merasa menjadi beban abang dan kakaknya. Andai saja, ia sedikit lebih kuat, dirinya pasti sedang diluar mencari keberadaan adiknya. Hah.. dirinya masih sangat lemah jika berhadapan dengan bawahan Mafia Park.

Mata Jaemin langsung terbuka lebar. Jantungnya berdegup kencang, nafasnya menjadi tidak teratur. Bagaimana bisa ia lupa kalau dirinya kini tengah berada di kediaman Mafia. Sangat tidak mungkin Mafia Park tidak tahu dimana rumah asli Taehyung, pasti ada anak buah Mafia Park yang sedang menuju kemari. Ia akan dijadikan sandera setelah Jisung ditemukan.

Sial.. Jaemin semakin membenci dirinya sendiri karena ia tahu kalau ia tidak dapat menyelamatkan dirinya sendiri. Matanya menatap handphonenya ragu, apa ia akan menyusahkan abangnya lagi? Tapi jika ia tidak meminta bantuan ia tidak mungkin selamat.

Persetanan dengan dianggap beban. Jaemin masih ingin hidup. Dengan cepat Jaemin mencari nomor Ten dan menelponnya. Jantungnya sangat berisik, akibatnya tangannya gemetaran.

"Halo? Kenapa, Na?"

"Bang, gue nelpon lo buat jaga-jaga. Lo pasti ngerti apa maksud gue."

"Bicara."

"Gue sendirian di rumah bang Taehyung. Kunci rumah dibawa kak Yuni." Ucap Jaemin sambil melihat pintu utama yang tertutup rapat.

Hening, tidak ada respon dari Ten. Lelaki itu tidak berbicara apapun setelah mendengar Jaemin.

"Bang?"

[✓] 2. PSYCHO | Kim TaehyungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang