[27]

596 55 6
                                    

Jina duduk bersandar di ranjangnya. Ia menatap kearah jendela yang sengaja dibuka oleh Taeyong tadi untuknya agar bisa menghirup udara segar.

Udara malam adalah kesukaan Jina. Suasana malam dapat membuatnya lebih tenang karena hanyut dalam ketengan sang malam.

Pikiran Jina berantakan. Ia tidak pernah menyangka kalau ia akan kalah melawan Rose. Memang, ia kalah karena di keroyok. Tapi ia merasa kalau seharusnya ia menang. Apalagi lawannya hanya beberapa gadis. Ia merasa malu pada dirinya sendiri. Ia adalah istri Mafia, ia juga sudah mendapat pelatihan keras untuk menjaga dirinya sendiri dan tidak menyusahkan suaminya. Tapi ia kalah dalam perlawanan pertamanya. Ia sungguh tak berguna.

Tidak hanya itu yang mengganggu pikiran Jina. Ia sungguh ingin tau apa tujuan Rose melukainya. Jika diingat-ingat, ia tidak pernah melakukan kesalahan yang fatal dengan Rose. Apa Rose punya dendam tak terbalas dengannya? Tapi apa itu? Jina adalah orang yang pelupa. Ia sangat cepat melukapan sesuatu yang tidak penting. Suatu hal yang wajar baginya untuk lupa dengan apa yang pernah ia lakukan.

Chu~!

Sebuah kecupan mendarat di pipi Jina. Wanita itu menatap siapa pelaku kriminal yang mencium pipi nya itu.

"Sakit, ya?" Tanya Chanyeol dengan suara pelan. Ia mengelus kepala istrinya dan mendaratkan kecupan lama di kening sang istri.

Jina memejamkan matanya. Ia dapat merasakan rasa sayang, cinta, khawatir dan takut Chanyeol hanya dengan sebuah kecupan. "Maaf nyusahin.."

"Apapun tentang kamu, aku ga pernah anggap itu nyusahin." Balas Chanyeol sambil mengelus tangan Jina yang terdapat infus.

Jina tersenyum. Ia bersyukur karena dinikahi oleh pria yang ia cintai, dan mencintainya lebih dari apapun.

"Makasi."

"Siapin tiket pesawat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Siapin tiket pesawat. Gue balik sekarang."

Dua orang yang mendengar perintah tersebut langsung tersedak wine yang sedang mereka minum.

Yang benar saja, ini sudah tengah malam, pesawat mana yang melakukan penerbangan di atas jam dua belas malam? Bos mereka benar-benar gila.

"Fuck. Liat jam tolol. Mana ada pesawat jam segini. Besok pagi aja. Tiketnya nanti gue yang beliin." Balas wanita berambut merah.

Wanita berambut hitam mengangguk setuju. "Suami gue ntar ngamuk. Tujuan lo ke sini buat ngebunuh Sehun, sekalian ngebuat bos besar bisa ngeliat Yuni secara langsung. Kalau ada Taehyung kan bahaya." ucap wanita itu kesal.

Mafia Park memutar bola matanya. "Itu suami lo, lo ga cemburu dia kaya gitu ke Yuni?"

"Ck! jangan samain gue sama lo. Gue punya ikatan aja ga cemburu suami gue tidur bareng cewe lain. Lah lu, cemburu buta. Padahal mah bukan siapa-siapa." Katanya santai.

Wanita berambut merah terkejut mendengar ucapan santai temannya. "Bacot. Sana suruh orang buat beli tiket."

"Lo bukan bos gue." wanita berambut hitam itu berjalan menjauh. Walau ia berkata seperti itu, ia tetap melakukan apa yang disuruh.

[✓] 2. PSYCHO | Kim TaehyungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang