[33]

600 61 6
                                    

"Jin, kita bawa kado apa ya?" Tanya Yuni urung-uringan mikirin kado untuk pernikahan Nayeon.

Jina berpikir sebentar, lalu menatap Yuni, "Gue juga gak tau. Kita kan dekat ya sama kak Nayeon, kasi kado mahalan dikit aja." Ucap Jina memberi saran.

Mendengar ucapan Jina Yuni jadi teringat suatu hal. Nayeon tidak akan menerima hadiah yang terlalu mahal. Jika mereka memberi mobil ataupun apartemen, sudah pasti akan di tolak. "Emm kasur aja gimana?" Tanya Yuni memberi saran ambigu.

Jina tertawa sebenter karena paham maksud Yuni memberi saran itu. Ia mengangguk, "Oke itu aja. Yuk cari" ajaknya.

Yuni merentangkan tangannya ke depan. Kode agar Jina menggendong tubuhnya. Jina hanya menyiritkan alisnya sambil menggeleng pelan.

"Manja"

Jina sedikit membungkuk, ia membiarkan Yuni menggantung di punggungnya.

Beberapa menit mengganti baju dan menggunakan make up, Yuni dan Jina siap untuk pergi. Keduanya menggunakan baju kantor. Biasa, biar keliatan kaya doang itu.

Yuni dan Jina sama-sama tidak memiliki SIM. Walau kedua istri muda itu mempunyai mobil, mereka berdua sama sekali tidak memiliki surat izin mengemudi itu. Biasanya mereka diantara oleh supir, namun supir rumah Kim sudah dipecat oleh Taehyung beberapa hari lalu karena takut sang supir ternyata adalah mata-mata Mafia Park.

Beberapa menit saling menolak untuk membawa mobil, akhirnya Jina mengalah. Ia yang akan membawa mobil kali ini. Kemampuan membawa mobilnya lumayan buruk, namun tetap lebih baik dibandingkan Yuni.

Sekitar setengah jam mereka habiskan untuk perjalanan ke pusat kota. Mempunyai rumah di pinggir kota pernah membuat Yuni mengeluh pada Taehyung. Tapi Taehyung hanya tersenyum. Menurutnya, pinggir kota adalah tempat paling aman untuk mereka tinggali. Hidup berbaur dengan masyarakat banyak hanya akan mempersulit pekerjaan haramnya.

Kedua wanita itu melangkahkan kaki mereka di toko kasur termewah. Yuni duduk diam sambil menunggu, sedangkan Jina menyeruh pegawai toko untuk membelikkanya kasur terbaik.

Yuni menatap kasur-kasur berwarna putih yang dipajang. Ia teringat, sebelum menikah, ia dan Taehyung mengunjungi tempat ini untuk memilih kasur mereka. Bukan hanya kasur meraka, tapi juga kasur anak mereka kelak.

Tangan kurus Yuni bergerak mengelus perutnya. "Gue pengen punya anak.." Gumamnya.

Ting!

Ting!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Yuni mematikan handphonenya. Ten benar-benar misterius. Ia sungguh sangat penasaran dengan kemampuan Ten. Ia ingin melihat Ten bertarung dengan tangan kosong secara langsung. Pria itu memang lentur, tapi ia belum tentu kuat. Ia jadi penasaran, jika nantinya ada perselisihan, antara Ten dan Taeyong, siapa yang akan menang?

[✓] 2. PSYCHO | Kim TaehyungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang