[40]

942 53 15
                                    

Helikopter sudah mendarat, perlahan baling-baling melambat berputar. Yena turun dari helikopter bersama Mingyu. Ia menggunakan kacamata hitam di wajahnya. Begitu juga dengan Mingyu.

Pasukan DMM sudah stan by di posisi mereka untuk menyerang Yena jika berani meledakkan bom lagi. Mereka semua hanya menunggu aba-aba dari Taehyung untuk menembak.

Siwon hanya memperhatikan mafia Park itu menampakkan dirinya. Ia tidak akan ikut campur. Ia hanya ingin mendengar kata-kata terakhir dari Yena. Apakah dia akan minta maaf, atau hanya akan mati mengenaskan.

Di tepi panggung ada Jin yang bersusah payah menahan Jina agar tidak membunuh Yena. Ia memeluk adiknya tersebut. Sedangkan Jisoo mengelus tangan Jina agar adiknya itu tenang.

Seungcheol, Jaehwan dan Yeonjun menonton dari dekat hotel. Ketiganya lari ke hotel saat ledakan bom pertama.

"Yena beneran cari mati." Kata Yeonjun.

Jaehwan tidak memarahi Yeonjun karena kata-katanya. Ia hanya menatap sedih adiknya. Kini semua orang yang berada di sini adalah musuh adiknya, dan dirinya tidak berdiri di sisi yang sama dengan sang adik.

Seungcheol menepuk bahu Jaehwan agar ekspresi sedih itu menghilang. "Tenang, biar mereka bicara dulu."

Jaehwan hanya menggigit bibirnya cemas.

Taehyung berjalan mendekati istrinya, ia membantu istrinya untuk berdiri. Ada beberapa luka di tubuh istrinya yang putih itu. Rahangnya mengeras, sungguh, jika Yena melukai Yuni lagi, ia tidak akan membiarkannya.

Yuni berjalan tertatih mendekati Yena. Mereka tidak terlalu dekat sekarang, kedua berjarak sekitar beberapa meter. Yuni tidak bisa mendekat untuk memeluk Yena, ia belum mau mati.

"Yena.."

Yena segera membuka kacamatanya. "Apa kabar lo? Gimana rasanya nikah sama orang yang gue suka?" Tanyanya sarkas.

Yena menatap semua orang berada di pihak Yuni. Hatinya memanas. Kenapa ada banyak sekali orang yang memihak Yuni? Kenapa semua orang ini mempertaruhkan nyawa mereka untuk Yuni? Harusnya ia langsung saja membunuh Yuni. Ada banyak sekali kesempatan yang di lewatkannya untuk membunuh Yuni.

"Ah, pasti seru ya, karna gue udah mati, jadi lo bebas nikahin dia."

Yuni menatap Yena iba. Wanita itu tampak sangat membutuhkan pelukan sayang. Yena tampak amat kesakitan dengan hidupnya. Dirinya ingin memeluk Yena dan membiarkan wanita itu menangis di pelukannya, seperti biasanya.

"Kayanya kematian gue nguntungin banget ya? Gue pena~saran banget sama reaksi lo waktu tau gue masih hidup. Lo bakal terus ngelanjutin hidup lo sama dia, atau malah cerai. Sekarang udah ada gue di depan mata lo, mana yang lo pilih?" Tanya Yena. Ia berjalan mendekati Yuni.

Chanyeol langsung mengangkat tangannya untuk memberikan aba-aba tembakan. Diksi 3 dan 4 langsung bersiap menembak. fokus mereka pada Yena di lensa pistol mereka.

"Turunin pistol lo semua. Di bawah masih ada banyak bom. Kalau kalian berani narik pelatuknya, gue bakal ledakin semua bomnya." Mingyu mengancam. Ia menatap tajam Chanyeol yang berdiri di dekat diksi 3 dan 4.

Dengan ragu Chanyeol meminta anak buahnya untuk menurunkan pistol mereka.

Yena hanya melirik sekilas tikus yang kerja untuk DMM. "Lo liat sekeliling lo. Semuanya naruhin nyawa mereka buat lo. Emang lo sepantas apa buat dilindungi sama orang sebanyak ini? Dari om Siwon, klan mafia MTB, sama DMM. " Yena berhenti di depan Yuni. Jarak keduanya sangat dekat sekarang. "Tapi orang yang nolong gue ga akan kalah." Bisiknya.

Yuni menahan ludahnya. Suara Yena seperti sayatan pisau. Ia sangat takut. "Siapa?" Tanyanya. "Siapa orang yang buat lo jadi kaya gini?" Tanyanya lagi.

Yena tertawa. Ia berjalan melingkari Yuni. "Entahlah. Gue juga ga kenal dia. Dia nyuruh gue buat misahin lo sama Taehyung."

[✓] 2. PSYCHO | Kim TaehyungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang