Part 3

14 5 0
                                    

Typo, komen!

Rein sampai dirumahnya pukul 9 malam, ia tadi mampir sebentar untuk membeli martabak, ia harus memberi sogokan untuk papa dan mama tercintanya itu agar ia tidak diomelin karena pulang malam tanpa pamit terlebih dahulu.

Tak masalah baginya kalau harus diomelin, karena itu sudah menjadi makanannya sehari-hari, tapi untuk kali ini ia lagi malas mendengarkan ocehan orangtuanya.

Setelah ia memarkirkan motornya ia langsung masuk ke rumahnya.

"Assalamu'alaikum" salam Rein pelan, ia yakin pasti kedua orangtuanya masih menunggunya. Dan ya benar dugaannya, orangtuanya masih diruang tamu sambil menonton TV.

"Wa'alaikum salam, dari mana aja kamu" tanya papa Edgar

"Eh papa mama, kok belum tidur hehe"  ia berusaha mengalihkan perhatian orangtuanya

"Aduh mampus gue, tuh bokap gue ngeliatinnya serem amat, lagi ga mood tuh kayaknya, aduh mama jadilah mood booster papa pliss" batin Rein berteriak ketakutan.

"Dari mana?" Tanya papa sekali lagi

"Eh dari kampus pa, tapi mampir main bentar sama temen" jawabnya

"Main terus, kamu tuh ya anak cewek kok seneng banget keluyuran, kalau habis kuliah tuh langsung pulang gausah main kemana-mana" oceh mama.

"Ya kan nggak enak ma kalau langsung pulang, dirumah tuh sepi, Rein gaada temennya" lesu Rein

"Kalaupun ada Abang kamu juga pasti ribut terus, mending sepi gini, rumah nggak bakal gempar karena keributan kalian"

"Tapi kan ma-"

"Nggak usah ngejawab Rein" potong mama, "kalau kamu ngejawab lagi mama masukin kamu ke kandang buaya" ancamnya

"Astaghfirullah sungguh tega dikau mama" ujar Rein dramatis

"Udah nggak usah ngedrama kamu Rein, sana kamu mandi, makan, terus tidur" perintah papa

"Siap papa, tapi Rein udah makan diluar kok pa, eh iya nih Rein bawain martabak, ngomel kan juga butuh tenaga" ujarnya seraya menaruh martabaknya

"Rei-" geram mama

"Jangan marah mama, nanti cepat tua haha" Rein langsung berlari ke kamarnya setelah berhasil menggoda mamanya, ia yakin mamanya pasti sangat kesal sekarang.

"Punya anak cewek gitu banget sih, nurun siapa sih dia" gumam mama menahan kekesalannya

"Nurun kamu lah, kan kamu mamanya" sahut papa

"Kenapa aku?"

"Ya kan dulu juga kamu gitu sama mama kamu, anak kamu jadi ngikut"

"Dih kayak kamu nggak aja"

"Aku dulu anaknya sopan"

"Terserah, semoga aja Kenzio nanti kalau udah pulang dari luar negeri, bisa lebih waras dari adeknya" harap mama

"Haha ma, ntar tuh anak berdua kalau disatuin lagi juga muncul lagi gilanya"

"Semoga aja nggak"

"Udahlah ma lupain aja, mending makan nih martabak, lumayan Rein yang beliin"

"Tiap malem dikasih sogokan sama Rein masih nggak puas emang pa, masih doyan aja" cibir mama

"Mubazir ma kalau dibuang" jawab papa sambil makan martabak. Ia tiap malam selalu saja makan gratisan, karena anaknya itu pasti memberinya sogokan kalau pulang malam.

Istrinya itu jarang makan malam, takut gendut katanya, padahal sudah tua juga masih aja takut gendut. Walau istrinya gendut kan ia juga masih cinta.

Reina AriantikaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang