Part 6

7 3 0
                                    

Kalau ada Typo, jangan lupa comment oke!!

"Woy kenapa kalian bertiga malah bengong" kaget Nadhira

"Eh" Rein langsung tersadar

"Rein, lo beneran Reina sahabat gue dulu kan, astaga gue kangen banget sama lo" antusias Adis sambil memeluk Rein, Rein tak urung juga membalas pelukan Adis

"Lo kemana aja sih Rein, gue udah lama nyariin lo tau"

"Gu-e ikut bonyok gue sekarang" jawab Rein gugup

"Ah Juan gue seneng banget bisa ketemu Reina lagi, akhirnya kita bertiga bisa kumpul lagi" Adis berteriak girang memeluk Juan

Kini Rein harus melihat adegan seperti ini lagi didepan matanya, ia harus kuat, ia harus bisa menjalani semuanya lagi sekarang, ia tak boleh lemah, ini sudah jalannya, mereka kembali dipertemukan, sebisa mungkin mereka harus berdamai dengan masa lalu, ia harus mengikhlaskan, ia sudah melihat kebahagiaan diantara mereka berdua, ia tak boleh egois.

"A-apa ka-bar?" Tanya Juan kikuk

"Seperti yang lo liat" percaya atau tidak ia sekarang tengah mati-matian menahan dirinya untuk tidak pergi dari sana, perlahan air matanya akan menetes tapi sebisa mungkin ia tahan, ia harus buktikan ia bukan Rein yang lemah, ia bisa berdamai dengan masa lalu, pasti!

Tapi cukup! ia tidak kuat, untuk sekarang ia hanya ingin sendiri, ia ingin menenangkan dirinya.

"Eh gue cabut duluan ya, gue ada urusan" ucap Rein tiba-tiba

"Ya Rein kok buru-buru sih, kita kan baru aja ketemu, gue masih ada banyak pertanyaan buat lo" cemberut Adis

"Eh kapan-kapan kita ngobrol, gue ada urusan mendadak" ayolah jangan tahan Rein lagi, ia masih berusaha menahannya, jangan sampai ia menangis dihadapan semuanya.

"Yaudah kapan-kapan ya"

"Iya, yaudah gue cabut oke"

Rein langsung saja keluar dari cafe itu, Nadhira yang menyadari gelagat aneh sahabatnya itu juga merasa bingung, apa yang terjadi sebenarnya dengan Rein, ia juga melihat mata Rein yang berkaca-kaca, ia sebagai sahabat tentu paham pasti ada sesuatu yang Rein sembunyikan dari mereka, ia harus meminta kejelasannya.

"Woy Ta, Nan ikut gue yok" ajaknya kepada Tata dan Nanta

"Kemana?" Tanya Nanta

"Udah jangan banyak bacot, buruan"

Nadhira langsung menarik kedua sahabatnya itu, ia tidak ingin kehilangan jejak Rein, Tata dan Nanta dibuat bingung dengan Nadhira yang tiba-tiba mengajaknya pergi, mereka yang melihat kepergian mereka bertiga juga dibuat bingung.

"Eh mau kemana kalian" teriak Tomi

Mereka langsung tak menghiraukan, dengan langkah terburu-buru ia melihat punggung Rein yang akan menaiki taksi, Nadhira berlari mengejar Rein dan ya ia berhasil menghentikannya. Ia dibuat terkejut dengan sahabatnya ini yang tengah berlinang air mata, dugaannya benar pasti ada sesuatu yang disembunyikan, Tata dan Nanta pun sama, selama mereka berteman mereka tak pernah melihat Rein menangis seperti ini, mereka sebagai sahabat juga tak akan membiarkan Rein sendirian saat ada masalah, mereka akan selalu mendampingi satu sama lain.

Bukankah sahabat itu akan menjadi seseorang yang akan selalu ada, tidak peduli apa keadaannya sahabat akan selalu bersama, tak peduli sahabat bisa memberikan solusi atau tidak, setidaknya sebagai sahabat mereka bisa saling mencurahkan segala keluh kesah yang ada. Sahabat juga akan selalu saling mendukung dan menyemangati, sahabat juga akan selalu berjalan bersama dan berdampingan, tidak ada kasta yang membedakan, semuanya memiliki kedudukan yang sama.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 13, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Reina AriantikaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang