Part 4

6 5 0
                                    

Kalo ada typo, komen okee!

Setelah adegan memasak yang penuh dengan omelan dan ocehan, saatnya kini Rein bisa menikmati hasil masakannya, walaupun ia hanya memotong sayurannya, setidaknya ia turut andil kan.

Ia jadi tidak sabar gimana rasanya masakan yang mereka buat, ia sampai mandi terburu-buru karena ia sudah sangat lapar.

"Pagi Papa" sapanya.

"Pagi, tumben kamu udah bangun" heran papa

"Ck gimana sih pa, Rein bangun pagi salah bangun siang salah, Rein tuh kenapa selalu salah" ucapnya mendramatisir

"Kalau nggak mama paksa juga nggak bakal bangun kamu, lagian kamu nggak liat ada mama disini, yang disapa papa doang" cemberut mama

"Nah mama kamu cemburu Rein haha" sahut papa seraya tertawa

"Yaallah mama, orang dari pagi udah ribut sama Rein masih aja mau disapa"

"Ya bodoamat"

"Kapan kalian ribut?" Tanya papa

"Tadi pagi pa, kan Rein yang bantuin bikin sarapan, jadi makanan ini semua hasil karya Rein" bangga Rein

"Halah orang kamu motong sayuran aja ditinggal ngelamun, masakan apa yang kamu buat"

"Yang penting ikut andil sih ma"

"Iyain"

Papa Edgar hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah istri dan anaknya itu, jarang sekali ia bisa sarapan bersama, ya walaupun Rein selalu di rumah tapi anaknya itu kan paling malas bangun pagi.

Paling juga kalau ada kuliah pagi Rein akan bangun pagi, itu pun jarang sekali sarapan karena pasti Rein sudah telat ke kampus.

Rein saat ini tengah duduk bersantai sambil menonton film kartun tiga beruang yang berbeda warna itu.

Ini yang ia malas sebenarnya kalau dirumah, ia hanya bisa nonton TV, tidur, nonton Drakor, itu-itu aja.

Karena rumahnya sangat sepi, itulah sebabnya ia sering keluyuran. Ia nggak betah kalau dirumahnya tanpa abangnya.

Kan kalau ada abangnya ia bisa ribut, terus rumah kan jadi rame, nggak sepi kayak kuburan gini, jadi pengen deh Rein bakar ini rumah biar ntar rame, kan nanti pasti banyak orang tuh yang dateng kesini.

Dah Rein kayaknya udah gila nih, yakali dia mau bakar rumah cuma gara-gara kesepian, nggak sayang duit emang dia.

"Ah gabut banget gue anjir, mau ngapain lagi gue, mau nyemil juga nih gue udah abis berapa toples cemilan, mau diamuk mak gue apa" ocehnya sendiri.

"Apa gue nikah aja ya, timbang gabut kan" nah kan makin ngaco aja pikiran sih Rein, emang orang lagi gabut tuh ada-ada aja pikirannya.

"Reinaa ikut mama yuk" ajak mama Tika saat melihat putri kesayangannya itu tengah menonton TV tapi nyatanya TV yang ngeliatin Rein.

Karena apa? Ya karena Rein lagi mikir kalau gabut enaknya ngapain.

"Astaghfirullah mama ngagetin aja" ucapnya seraya mengelus dadanya

"Kamu tuh nggak guna banget sih hidupnya, kerjaannya kok ngelamun terus"

"Ya kan Rein tuh lagi gabut ma, ini Rein lagi mikir, biar nggak gabut tuh ngapain, apa Rein nikah aja ya ma?"

"Nikah-nikah mbahmu" ucap mama ngegas saat mendengar omongan anaknya yang tengah kelewat gabut itu.

"Dih yang santai dong ma, nggak usah ngegas gitu, mama nggak lagi bawa motor padahal"

Reina AriantikaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang