Chapter 4 [ Pertemuan ]

51 30 3
                                    

Yang gak suka sama cerita nya tinggal skip aja ok, tapi usahakan vote dan follow akun Author agar Author lebih semangat lagi untuk kedepannya.

Terima kasih😀😀

LANJUT

________⭐HAPPY READING⭐___________________

"Cloude."

"Dimana orang tuamu?"

Cloude tidak menjawab, dia kembali menundukan kepalanya. Kedua orang tuanya sudah tiada. Raja Edward menyadari bahwa Cloude tidak memiliki orang tua lagi dan dia merasa iba.

"Lepaskan dia."

"Tapi yang mulia?"

"Lepaskan dia."

Prajurit itu melepaskan Cloude. Cloude berdiri sambil menunduk, sedangkan prajurit tadi mundur kebelakang. Aurora lalu menghampiri Cloude dengan membawa sebuah sapu tangan dan buah apel. Ratu Isabelle tersenyum saat melihat Aurora menghampiri Cloude.

"Apa itu sakit?" Aurora bertanya saat melihat darah di bibir Cloude.

"Tidak tuan Putri, ini hanya luka kecil." Cloude menjawab sambil menundukan kepalanya.

Aurora lalu membersihkan darah di bibir Cloude menggunakan sapu tangannya. Cloude sedikit merasakan perih saat sapu tangan itu mengenai luka di bibirnya. Setelah bibir Cloude bersih dari darah, Aurora memberikan apel yang dia bawa.

"Terima kasih, tuan Putri." Cloude berterima kasih saat menerima apel itu.

Raja Edward dan Ratu Isabelle kembali menunggangi kuda mereka. Cloude masih menundukan kepalanya sambil memperhatikan apel yang di beri Aurora.

"Nak, ikutlah denganku." Raja Edward mengajak Cloude untuk naik ke kudanya.

Aurora naik ke kuda Ratu Isabelle di bantu seorang prajurit. Sedangkan Cloude naik ke kuda Raja Edward di bantu prajurit lain. Setelah itu mereka kembali ke istana.

1 minggu berlalu, Raja Edward dan Ratu Isabelle menanggap Cloude seperti anak mereka sendiri, Raja Edward juga melatih Cloude menjadi seorang Ksatria yang terlatih dan menjadi pemain pedang yang handal. Cloude dan Aurora pun semakin akrab, bagaikan kakak dan adik. Pada siang hari, Aurora dan Cloude keluar dari istana dan menuju hutan, tempat Aurora bermain bersama hewan-hewan hutan.

"Tuan Putri, kita mau kemana?" Cloude bertanya dengan penuh keheranan.

"Ikut saja, nanti kita akan bersenang-senang." Aurora menjawab sambil tersenyum.

Tidak lama kemudia, mereka berdua sampai di tepian hutan, hutan itu terlihat sangat sepi dan gelap. Aurora lalu melangkah memasuki hutan, namun Cloude mencegahnya.

"Tuan Putri, jangan."

"Teman-teman, keluarlah, ini aku." Aurora memanggil hewan penghuni hutan.

Tiba-tiba muncuk suara raungan singa dari dalam hutan. Mendengar raungan itu Cloude mengarahkan pedangnya ke hutan asal raungan singa itu.

"Cloude, tenanglah."

Cloude tetap mengarahkan pedangnya ke arah hutan. Tidak lama kemudian, datang seekor singa dari dalam hutan. Cloude semakin khawatir dia takut Aurora terluka.

"Tuan Putri, mundurlah, singa itu berbahaya."

"Cloude, jangan, singa itu temanku." Cloude lalu menurunkan pedangnya. Singa itu semakin mendekat dan Aurora melangkah mendekati singa itu.

"Tuan Putri, jangan."

Aurora tidak mendengarkan Cloude dan tetap menghampiri singa itu, Aurora sudah berada di hadapan singa itu, Aurora menunduk memberi hormat pada singa itu. Singa itu pun membalas hormat Aurora. Aurora lalu membelai bulu singa itu perlahan dan singa itu tiba-tiba meraung.

Rraaarr Rraaarr

Tidak lama kemudian, beberapa singa betina, serigala dan penghuni hutan lainnya datang, melihat banyak hewan buas yang berdatangan. Cloude menarik lengan Aurora.

"Tenanglah, mereka semua temanku." Aurora meyakinkan Cloude bahwa hewan-hewan itu tidak berbahaya.

Tiba-tiba seekor burung elang berukuran sangat besar mendarat di depan Cloude. Elang itu mendekati Cloude perlahan, menatapnya dengan tajam, seakan hendak menyerang Cloude dan menjadikannya sebagai santapannya.

"Sepertinya elang ini menyukaimu."

Elang itu lalu menunduk memberi hormat pada Cloude dan Aurora. Aurora membalas hormat elang itu dan Cloude juga membalas hormat elang itu.

Elang itu mendekatkan wajahnya ke Cloude, seakan meminta untuk di belai. Seakan tau keinginan elang itu, Cloude membelai kepala elang itu perlahan, elang itu merasa nyaman saat Cloude membelai kepalanya.

"Baiklah, semua sudah datang. Ayo kita lanjutkan permainan kemarin." Aurora memecah keheningan.

Setelah itu Aurora memulai permainan, Aurora yang berjaga dan hewan-hewan menyebar untuk bersembunyi. Cloude tidak ikut bermain, dia tidak terlalu menyukai permainan petak umpet. Setelah Aurora selesai menghitung, dia terkejut saat melihat Cloude masih berada di tempatnya.

"Kenapa kau tidak bersembunyi?" Aurora bertanya pada Cloude mengapa dia tidak ikut bersembunyi dengan hewan yang lain.

"Maaf tuan Putri, aku tidak terlalu suka bermain petak umpet." Cloude menjawab dengan santainya.

Aurora hanya tersenyum dan segera berlari ke arah hutan untuk mencari semua hewan yang bersembunyi. Aurora memasuki hutan itu perlahan-lahan, mencari semua hewan yang bersembunyi entah dimana.

Hari sudah petang, Aurora dan beberapa hewan keluar dari dalam hutan. Aurora terlihat tertawa bersama hewan-hewan itu.

"Tuan Putri, hari sudah petang, sebaiknya kita kembali ke istana sebelum kita mendapat masalah."

"Baiklah. Teman-teman, aku pulang dulu, kita lanjutkan lagi ceritan ini lain waktu." Aurora berpamitan pada semua hewan.

____To be continued____

Author: ASJ

KRITIK & SARAN
camelotlancelot6@gmail.com
cikarangkota80@gmail.com

WA: 085884840310
         085718383473

BLADE OF FREEDOM [ On Going ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang