Chapter 2 [ BLADE OF FREEDOM]

62 43 6
                                    

"Baik yang Mulia." Kedua prajurit itu menjawab dengan tegas.

Ratu Isabelle dan si Nenek berjalan menuju gerbang istana diikuti kedua prajurit itu. Di saat mereka sampai di gerbang istana, Raja Edward datang dengan menunggangi kuda. Raja Edward segera turun dari kudanya dan menghampiri Ratu Isabelle.

"Isabelle istriku, kau mau kemana?" Raja Edward bertanya dengan nada penasaran.

"Sayang, aku hanya ingin mengunjungi rumah nenek ini."

"Tapi kau sedang hamil, bagaimana jika terjadi sesuatu padamu dan calon anak kita?"

"Tenanglah, aku bersama dengan kedua prajurit hebat dan perkasa ini."

Kedua prajurit itu langsung berdiri tegap saat mendengar pujian dari Ratu Isabelle. Mereka terlihat bangga mendengar pujian Ratu Isabelle. Mendengar jawaban Ratu Isabelle, Raja Edward tersenyum sambil menatap kedua prajurit itu.

"Apa kau akan mengizinkanku?"

"Baiklah istriku."

Raja Edward kembali menunggangi kudanya dan pergi ke istana. Sedangkam Ratu Isabelle dan si Nenek beserta kedua prajurit itu kembali melanjutkan perjalanan menuju gubuk si Nenek.

Sepanjang perjalanan, beberapa penduduk desa memperhatikan Ratu Isabelle dan si Nenek dengan tatapan heran.

"Kenapa Ratu bersama pencuri itu?"

Beberapa pertanyaan timbul di pikiran mereka. Dan Ratu Isabelle tau bahwa beberapa penduduk desa sedang membicarakannya. 10 menit perjalanan, mereka sudah keluar dari kawasan pedesaan dan mereka sampai di sebuah padang rumput luas. Di tengah padang rumput terlihat sebuah gubuk reot yang sudah tidak layak di huni. Dan gubuk itu sangat dekat dengan hutan.

"Yang Mulia itu gubuk saya." Si Nenek memberitahu.

"Apa benar itu rumah Nenek?" Ratu Isabelle bertanya dengan nada pelan.

"Iya Yang Mulia, hamba tidak punya apa-apa lagi selain cucu dan gubuk tua itu." Si Nenek menjawab dengan nada sedih.

Ratu Isabelle dan si Nenek menghampiri gubuk yang berdekatan dengan hutan itu beserta kedua prajurit. Mereka melangkah pelan menuju gubuk itu. Gubuk yang tua dan kumuh, jauh dari pemukiman penduduk lain.

Saat Ratu Isabelle dan si Nenek sampai di gubuk itu, si Nenek mengajak Ratu Isabelle masuk kedalam.

"Yang Mulis, silahkan masuk." Si Nenek menawarkan Ratu Isabelle untuk masuk ke dalam gubuknya.

Ratu Isabelle menerima tawaran si nenek. Si Nenek masuk kedalam gubuk diikuti Ratu Isabelle dan kedua prajurit itu. Saat mereka sampai di dalam, mereka melihat seorang gadis kecil terbaring di tempat tidurnya, si Nenek lalu membangunkan gadis itu.

"Ariana, bangun cucuku."

"Nenek? Yang Mulia?" Ariana terbangun dan terkejut saat melihat Ratu Isabelle berada di gubuknya, dia langsung beranjak dari tempat tidurnya dan berlutut di hadapan Ratu Isabelle.

"Berdirilah Ariana, kau tidak perlu seperti itu untuk menghormatiku."  Ratu Isabelle membantu Ariana berdiri, karena dia tidak ingin Ariana merendahkan dirinya di hadapannya.

Ratu Isabelle lalu memerintahkan kedua prajuritnya untuk menaruh sekarung gandum, sayur dan susu di meja. Setelah mereka selesai melakukan perintah Ratu Isabelle, mereka kembali ketempat mereka.

"Nenek, Ariana, jika kalian membutuhkan makanan, kalian datanglah ke istana dan temui saya." Ratu Isabelle memberi tahu si Nenek dan Ariana.

"Terima kasih Yang Mulia, maaf sudah merepotkan." Si Nenek berterima kasih.

"Tidak apa nek, saya senang bisa membantu Nenek dan Ariana. Baiklah nek, saya harus segera pulang, saya tidak mau Edward khawatir."

"Sekali lagi terima kasih banyak, semoga tuhan membalas kebaikan Ratu. Semoga kelak yang Mulia melahirkan bayi yang cantik jelita dan berbudi luhur seperti yang Mulia."

"Terima kasih atas doanya Nek."

Ratu Isabelle dan kedua prajuritnya keluar dari gubuk itu diikuti si Nenek dan Ariana. Ratu Isabelle kembali ke istana bersama kedua prajuritnya.

.....

Author: ASJ

KRITIK & SARAN
cikarangkota80@gmail.com
camelotlancelot6@gmail.com

WA: 085884840310
        085718383473

BLADE OF FREEDOM [ On Going ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang