Chapter 10 [ Pedang Excalibur 2 ]

6 6 1
                                    

⭐HAPPY READING⭐

"Jadi kau pergi pagi-pagi sekali untuk mencari pedang ini?" Cloude bertanya sambil mengangkat pedang itu.

"Ya, pria di dalam mimpiku bahwa pedang ini berada di sungai rumput hijau dan aku rasa ini sungai rumput hijau itu, karena rumput hijau tumbuh hingga ke dasar sungai dan benar saja, buaya dan pedang itu berada di sini."

Tiba-tiba elang “Ruth" bangun, dari dalam tenggorokannya memancarkan cahaya merah. Elang itu seperti tersedak dan hendak mengeluarkan benda yang bercahaya itu dari tenggorokannya. Elang itu membentur-benturkan tubuhnya ke sebuah pohon, dua berusaha untuk mengeluarkan benda bercahaya itu.

Benda bercahaya itu perlahan mulai naik ke atas tenggorokan elang itu, elang itu membuka mulutnya dan dari dalam mulutnya itu keluar cahaya merah tadi. Elang itu langsung memuntahkannya, benda itu jatuh ke tanah dan bersinar sangat terang dan menyilaukan mata yang melihatnya.

Elang itu tiba-tiba terkulai lemas dan cahaya merah itu perlahan meredup. Setelah cahaya itu menghilang, terlihat sebuah batu kristal merah berbentuk bintang. batu kristal itu sangat berkilau dan indah.

Aurora mengambil batu kristal itu, dia memperhatikan batu kristal itu dengan seksama. Ukuran batu kristal itu cukup besar, dan sepertinya ukurannya sama dengan lubang berbentuk bintang di pedang Excalibur, dia mendekatkan batu kristal itu ke pedang Excalibur secara perlahan, tiba-tiba batu kristal itu lepas dari tangannya dan langsung menempati lubang bintang itu.

Seketika, ada 5 cakar kecil mencengkram batu kristal itu dari 5 sisi yang berbeda.

Batu kristal itu menyatu dengan pedang Excalibur, titik tengah pada batu kristal itu memancarkan cahaya yang terperangkap di dalamnya, cahaya itu berputar pelan di dalam batu kristal itu, sangat indah untuk di pandang.

Aurora lalu menyerahkan pedang itu pada Cloude. Cloude menerimanya dan melihat batu kristal itu dengan seksama. Perlahan matanya seakan bersinar seperti batu kristal itu dan sedetik kemudian dia tersentak dan melihat kejadian itu di masa lalu. Dan dia juga mendengar suara-suara aneh yang muncul di kepalanya.

"Gunakan pedang Excalibur, hentikan pengorbanan, hentikan takdir penyihir, dan hentikan kutukan ini."

Cloude melihat penyihir Alice hendak menusukkan sebuah pisau ke dada seorang gadis cantik, di samping Alice ada seekor Naga besar berwarna hitam. Tiba-tiba seorang pria datang dengan membawa pedang Excalibur dan di belakangnya ada seekor burung Phoenix dengan ekor yang terbakar.

Alice yang menyadari kedatangan pria itu, langsung menggunakan sihirnya untuk merubah pria itu menjadi sebuah batu kristal berbentuk bintang. Sedangkan burung Phoenix di rubah menjadi seekor birung elang kecil. Melihat dirinya menjadi elang kecil dan majikannya yang telah berubah menjadi batu kristal, burung itu menelan batu kristal itu dan membawa pedang Excalibur pergi. Dan di saat itulah Alice menusukkan pisaunya ke dada wanita cantik itu, seketika Cloude kembali ke dunia nyata.

Cloude menjatuhkan pedang Excalibur dan dia bernafas dengan terengah-engah, dia merasa terkejut melihat mimpi itu. Mimpi yang dia lihat terasa sangatlah nyata dan dia tidak tau apa maksud dari mimpi itu.

"Cloude, ada apa?" Aurora mulai cemas saat melihat Cloude terengah-engah.

"Aku bermimpi aneh, mimpi yang terlihat sangat nyata dan seakan akan sudah terjadi. Pedang ini muncul di dalam mimpiku."

"Kau bermimpi di saat kau dalam keadaan sadar."

Cloude mengambil pedang itu, lagi-lagi batu kristal itu bereaksi saat Cloude menyentuh pedang itu. Elang “Ruth” perlahan bangun dan mendekati Cloude. elang itu memutar-mutar kepalanya dan merentangkan sayapnya.

"Akhirnya kutukan pada tuanku akan lenyap." Elang ity berbicara dengan suara perempua dan menyebabkan Cloude dan Aurora terkejut, mereka berdua berjalan mundur menjauhinya.

"Jangan takut, aku bukan musuh kalian. Tenanglah!" Elang itu berjalan perlahan mendekati Aurora dan Cloude.

"Bagaimana kau bisa bicara? makhluk apa kau?" Cloude mengarahkan pedang Excalibur pada elang itu.

"Aku burung Phoenix yang ada di dalam mimpi yang kau lihat, pedang Excalibur itu milik tuanku dan batu kristal itu adalah tuanku yang di kutuk oleh Penyihir bernama Alice."

"Lalu apa hubungannya semua ini denganku?"

"Bukan berhubungan denganmu, tapi ini berhubungan dengan kalian berdua. Tidak lama lagi, pasukan kegelapan yang di utus Alice akan tiba dan mereka akan menculik Putri Aurora."

"Aku? kenapa aku?"

"Ceritanya sangat panjang dan 1000 tahun sudah berlalu, Alice membutuhkan mu untuk kembali menjadi abadi."

"Hentikan pengorbanan." Cloude memotong ucapan elang itu.

"Ya, pengorbanan ini harus di hentikan, bulan merah akan terjadi. Sebaiknya Putri Aurora tetap berada di istana, karena itu tempat teraman untuknya."

"Kejadian itu terjadi 1000 tahun yang lalu, bagaimana bisa kau tetap hidup sampai saat ini?"

"Aku salah satu makhluk Immortal, yang artinya sekalipun aku mati, aku akan hidup kembali."

"Apa yang harus aku lakukan?"

"Lindungi Putri Aurora, jangan sampai pengorbanan terjadi."

"Jadi, ini semua tentangku?"

"Ya tuan Putri, ini semua tentangmu."

Elang itu membungkukan badannya dan meminta Aurora dan Cloude untuk menungganginya. Cloude dan Aurora menunggangi elang itu, Cloude berada di depan sedangkan Aurora di belakangnya. Elang itu mengepakkan sayapnya dan terbang ke atas.

Elang itu terbang sangat cepat ke atas, melewati terpaan angin yang sangat kuat, sehingga Aurora memeluk Cloude dengan erat. Elang itu terbang kembali menuju istana, terbang dengan sangat cepat, sehingga Cloude seakan tidak mampu untuk melihat karena terpaan angin yang mengenai matanya.

Saat elang itu terbang di ketinggian tertentu, elang itu melambat dan terbang dengan pelan. Aurora menikmati saat-saat terbang di balik awan, merasakan hembusan angin yang tidak pernah ia rasakan sebelumnya.

"Aku tidak memiliki rasa takut dan aku tidak takut pada apapun. Mungkin ini hadiah dari tuhan."

"Ruth, apa kau bisa membawa kami ke istana?" Cloude bertanya pada elang itu.

"Maaf Cloude, aku tidak bisa membawa kalian ke istana. Aku hanya bisa sampai di sini. Orang-orang kerajaan pasti akan ketakutan dan mungkin mereka akan menyerangku."

"Kau benar, mereka bisa saja menyerangmu karena ukuranmu yang sangat besar."

"Tapi aku akan ikut denganmu dalam wujud lain." Elang itu berdiri tegak sambil merentangkan kedua sayapnya, tiba-tiba tubuhnya terbakar dan seketika berubah menjadi tumpukan abu dan Cloude menghampiri tumpukan abu itu. Dari dalam tumpukan abu itu, keluar sinar merah yang sedikit mengarah ke atas.

Cloude perlahan menggali tumpukan abu itu, abu itu cukup banyak. Setelah cukup banyak abu yang dia gali. Terlihat sebuah telur yang terbuat dari batu kristal. Bagian dalam telur kristal itu ada cahaya yang bergerak memutar membentuk sebuah pusaran.

"Bawalah aku bersamamu, 2 hari lagi aku akan terlahir sebagai Phoenix yang sesungguhnya." Suara yang berasal dari telur itu sedikit membuat Cloude terkejut.

"Kau, kau berubah menjadi telur?"

Bersambung....

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 25, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BLADE OF FREEDOM [ On Going ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang