Part 4🐰

28 4 2
                                    

Happy reading



Mulaiii🐰

Terik matahari membuat lelaki dibalik selimut mengumpat kesal.

"Masih ngantuk lagi gue. Sinar nya ga nanggung banget langsung ngena ih ke mata" ucapnya pada diri sendiri.

Lelaki itu langsung bangun dan jalan menuju kamar mandi sebelum suara yang dihindarinya melengking di pagi ini. Baru satu langkah, suara itu terdengar begitu keras di telinga lelaki itu.

"ABANGGGGGG ZAYNN! BANGUN! AURA TELAT NIHHHH!" teriak Aura dari luar pintu.

"Abang uda bangun, Ra" jawab lelaki itu-Zayn.

"Aura tunggu bawah ya, bang"

"Iya"

Sedangkan ditempat lain, seorang gadis sudah rapi dengan tas dibahunya. Ia sedang membantu mamanya menyiapkan sarapan.

"Ma, aunty belum bangun?" tanya gadis itu-Zara.

"Belum. Sana bangunin"

"Nggak mau ah. Kalo Zara yang banghnin pasti ngomel. Mama aja, gabakal berani kalo sama mama" sahut Zara.

"Yaudah. Kamu taro piring ke meja ya, mama bangunin tante kamu dulu."

"Okei"

Zara membereskan makanan untuk sarapannya dan yang lainnya.

"Mama mana, Zar?" suara bariton mengagetkan Zara yang sedang menaruh piring. Dia Saveron William Grady.

"Papa mah. Kalo piringnya jatuh gimana? Jangan ngagetin Zara gituuu" rajuk Zara.

"Maaf ya sayang. Yasudah, mama mu mana?" tanya nya lagi.

"Mama bangunin Aunty tuh"

"Ouh. Ini kamu yang masak?"

"Engga. Mama yang masak tapi Zara yang siapin ke meja. Yaudah duduk, Pah"

"Hm"

Tak menunggu waktu lama, turunlah Aunty Bianca dengan wajah suntuk serta mamanya yang menatap adik iparnya dengan tatapan kesal juga tangan berkacak pinggang dan berjalan di belakangnya.

Zara dan papanya yang melihat itu sudah yakin jika Bianca habis dimarahin oleh wanita cantik bernama Laqueena Vania Grady.

"Abang. Abang punya istri galak banget sih" adu Bianca dengan wajah memelas.

"Emang diapain?" tanya Vero.

"Caca di cubit pantatnyaa"

Zara tertawa melihat wajah aunty nya yang hampir ingin menangis. Aunty nya ini memang sangat manja jika dengan papanya.

"Yaelah aunty giliran sama papa lembut banget, giliran sama Zara ngomongnya kaya ngomong sama orang punya utang" sindir Zara.

"Abangg, anaknya ngeselin" adu Bianca kesekian kalinya.

Vero dan Laqueen hanya melihatnya tanpa niat ikut campur. Nanti juga diem.

Tak disangka mereka semua benar-benar diam. Meja makan hening tak ada suara. Hingga sebuah suara yang membuat keheningan terpecah.

"Apani? Kok diem semua?" tanya Vano.

"Gak tau deh"

"Dih gajelas

"Udah ah, Zara berangkat sekarang aja. Bentar lagi telat nih pasti"

"Yah, Zar. Abang belum makan"

"Eummmm..... Dikampus aja abang makannya"

ZAYRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang