LMT - 17

1 2 0
                                    

Happy reading 💖

Skip

Beberapa bulan kemudian

Semenjak hari itu Sinta dan Bu Maria semakin dekat, sangat terlihat kedekatan antar guru dan murid ini. Bahkan tak jarang siswa lain yang tidak terlalu akrab dengan Sinta mengira bahwa Sinta memang lah anak Bu Maria.
Tak heran sebagian siswa siswi banyak yang takut pada Sinta, bukan karna galak, apalagi seram. Yang membuat mereka takut ia lah sinta anak dari seorang guru nya. Yg menjabat sebagai Wakasek. Bid Kesiswaan

Karena di takuti oleh banyak siswa bahkan bad girls dan bad boy sekolah pun takut padanya, namun Sinta tidak menjadikan Bu Maria sebagai senjata nya untuk bisa berbuat seenak nya.
Dia tidak pernah berfikir untuk memanfaatkan kedekatannya dengan Bu Maria.

Minggu lalu sekolah Sinta telah selesai menjalan kan ujian kenaikan kelas, sampai tiba hari ini adalah hari pengambilan raport
Sinta sudah siap dengan seragam sekolah putih biru dengan dasi yang sudah terpasang rapih dan jilbab putih khas anak SMP.
Sinta kini tengah menikmati sarapan pagi bersama keluarga nya.
Yaa keluarganya. Hari ini Sinta bangun pagi dan tidak terlambat, pagi ini pula Sinta sarapan tidak seperti biasa nya yg selalu di tinggal kan oleh kedua Kaka nya. Yha bang Rendi dan dhika masih ada bersama nya.

"Hari ini pengambilan raport, kira kira hasil nilainya memuaskan tidak de?" Tanya nenek pada Sinta
Sinta hanya mengangakat bahu tanda tak tahu
"Loh koq sama usaha sendri tidak tahu perkiraannya. Kemarin kemarin belajar ga kamu? Ga nyontek kaan ujian nya?" Tanya nenek lagi
"Dede ga bisa bilang kalau dde ga nyontek nek, karna pada kenyataanya ada beberapa soal atau mapel yang bikin Dede bingung jadilah dde sedikit sedikit mencontek " jelasnya
"Sama teman, lihat buku, atau gimana bisa nyontek?" Tanya bang Rendi.
"Cuma nnya temen doang, belum berani bang kalau sampai bwa buku. Bisa bisa ljk dde di ambil kalau ketahuan"
"Emng nya kalau nanya teman trs guru nya lihat ga di beri peringatan atau apa gitu ?"
"Ya.. paling cuma di panggil gini doang 'shinta shintia' trs dde tinggal bilang 'iya Bu maaf' udah deh kelar nnti kalau gurunya ga liat dde lanjut nanya lagi ke teman " ucap Sinta santai sambil menirukan guru yg di maksud

Tuk..tuk

Bang Rendi memukul kepala sinta, membuat sang empu meringis.
Baru saja Sinta ingin membalas berbuatan Abang nya itu mamanya sudah melihatnya terlebih dahulu hingga melerai sebelum suasana menjadi gaduh akibat Sinta dan bang Rendi.

"Sttt.. Dee gausah ribut ya?!! Ayo cepat sudah siang nanti telat kesekola nya, ambil ranselmu lalu kita berangkat" ajak ria pada anaknya.
"Ngga ah. Dde ga bawa ransel, kan hari ini cuma ambil raport ga belajar "
"Yasudah ayo sekarang kita kesekola"
Lalu dengan segera Sinta meminum susu yg ada di hadapan nya hingga tandas lalu berpamitan pada nenek mencium punggung tangan nenek dan kedua kakaknya

🎆🎆🎆

Setelah sampai sekolah Sinta menghampiri kawannya yang tengah duduk di depan kelasnya. Sinta ikut bergabung di sana bersama
Zahra,tari,sari,dan Rasya.
Sedangkan mama nya sudah masuk ke ruang kelas nya.

"De. Kelas kita kan mau di gabung ya?" Tanya rasya
"Hah ?? Sotau looh kata siapa?" Bukannya menjawab Sinta malah balik bertanya
"Inget gaa waktu itu kan pas kita di rumah Bu Maria, si ibu pernah bilang "
Sinta kembali mengingat. Yaa benar saat itu Bu Maria memang pernah menyampaikan bahwa kelas mereka akan di acak.
Sinta takut akan terpisah dengan kawannya.
Tapi dia berusaha bersikap tenang dan biasa saja.

Pengambilan raport telah usai Sinta memang tidak menjadi juara kelas tapi bersyukur karena mendapat peringkat ke 4 di kelasnya.

Setelah menuruni belasan Ank tangga sampai di lantai 1 Sinta menemui Bu Maria terlebih dahulu sebelum pulang walaupun hanya sekedar mencium punggung tangannya.

"Assalamualaikum bussaaaay" ucap Sinta saat memasuki ruangan yang bertuliskan
'ruang wakasek. Bid kurikulum & wakasek. Bid kesiswaan'

Yaa ruangan besar nan dingin akibat AC tersebut tidak hanya di huni oleh Bu Maria melainkan juga dengan rekan kerja Bu maria yang membuat sekolah menjadi sangat terlihat baik
Yaitu pak Faiz selain menjadi Wakasek bid. Kurikulum juga mengajar di mapel ilmu pengetahuan sosial serta menjadi pemimpin rutinitas pagi hari yang di adakan di sekolah
Yaitu melaksanakan shollat duha dan Murottal qur'an.
Bersama siswa siswi SMP - SMK N Garuda dan para dewan guru SMPN Garuda

"Yups desaay. Wa'alaikumussalam " balas Bu Maria saat Sinta memanggilnya tadi. Dan terdengar jawaban salam tak hanya dari Bu Maria tetapi jga pak Faiz

"Gimana, nilai? " Tanya Bu Maria saat Sinta menghampiri dan mencium punggung tangan nya.
"Yaa ngga gimana gimana Bu"
"Maksud ibu, bagus semua kaan? Dede dapat peringkat berapa?"
"Ah ibu kepo "
"Hiiih.. bukan kepo Doong. Cuma mau tau aja"
"Haha"
"Kasih tau dong de, atau ibu cari tahu sendiri niih?!" Kata Bu Maria yg kini duduk di sofa panjang samping Sinta yg berada di ruangan itu.
"Emm... Dde dapat peringkat 4" jawab Sinta lirih
"Alhamdulillah... Ibu senang dengarnya, terus tingkatkan prestasi nya desay semoga kedepannya bisa lebih baik."
"Aamiin"
"Tapi koq ibu lihat wajah nya sedih gini. Kenapa?" Tanya Bu Maria sambil menangkup wajah Sinta dan memandang manik mata Sinta dalam
Sedangkan yg di tatap malah memalingkan lirikannya dan tersenyum lirih
"Hmm gpp"
"Peringkat 4 itu udah cukup baik loh de. Tidak usah sedih. Peringkat itu hanya sebagai tanda, bukan akhir dari perjuangan Dede untuk bisa menjadi lebih baik. Jadikan peringkat sekarang sebagai motivasi untuk kedepannya bahwasannya desay harus bisa menjadi lebih baik lagi, terus belajar, terus semangat. Aku padamu desay" ucap Bu Maria panjang membuta Sinta menerbitkan senyum dari bibir nya dan dengan segera memeluk erat Bu Maria dan di balas pelukan hangat oleh Bu maria, tanpa mereka sadari ternyata ada yg tengah tersenyum dan memperhatikan mereka dari sudut yang tak lain adalah pak Faiz)

Setelah lepas acara peluk memeluk antara ibu dan anak wait terlalu berharap Sinta untuk bisa di anggap anak oleh Bu Maria. Oke berarti antara guru dan muridnya)((

Bu Maria kembali berbicara
"Udah ibu ga mau liat Dede sedih yaa.. senyum dong" perintah nya dan di laksanakan oleh
Sinta.
"Oh iya, satu bulan ini kita gatau ya de bisa ketemu atau ngga ?!" Pekik Bu maria membuat Sinta bungkam seribu bahasa ! Mengapa Bu Maria bicara seperti itu?
"Dee.. koq diam? Kan satu bulan kedepan sekolah nya libur. Dede jga pasti sibuk liburan kan sama mamah? Ibu juga harus meng koreksi nilai ujian kalian "
"Emm.. iya Bu. Satu bulan yah?" Tanya Sinta dengan wajah yang kembali terlihat sedih.
"Eeh koq sedih lagi? Dede Sama ibu pasti bisa ketemu tenang aja. Karena beberapa hari kedepan pas Dede sama tmn tmn libur ibu sama guru guru ada di sekolah. Jadi kalau Dede mau ketemu ibu datang aja keskolah oke?"
"Okee deh"
"Em.. Dede ambil raport sama siapa?" Tanya Bu Maria
"Sama mamah"
"Terus mana mamah?"
"Udah pulang duluan kaya nya"
"Lho koq gitu? Kan ibu blm ketemu mamah de"
"Iya.. mamah kan juga kerja Bu, jadi harus buru buru deeh"
"Oh iya ibu lupa, yaudah lain waktu deh ibu ketemu mamah ria nya"
"Siip deh. Yaudah kalau gitu Dede pulang yaa?"
"Pulang? Gamau tungguin ibu?"
"Bukan ga mau. Dede takut ganggu ibu juga masih lama kan di sekola? Nanti kalau Dede di sini Dede bingung mau ngapain wkwk"
"Oh iya jga yaa.. yasudah kalau gitu Dede pulang sama siapa?"
"Dede pulang sama Viani dan anggi,"
"Oh oke deeh hati hati yups desay akooh. Mmuach"
"Iya. Ibu jga hati hati dde pamit ya, assalamualaikum" ucap Sinta sambil mencium punggung tangan Bu Maria dan kembali berpelukan :)
Tak lupa Sinta jga berpamitan pada pak Faiz yang berada di sudut ruangan bersama laptop di hadapannya.

.
.
.

Masya Allah udah panjang bat ini..
Semoga ada yg baca aamiin🤪
Bintang nya jangan lupa.,
Ohiya Bu Maria sama Sinta punya panggilan tayangggg lhoo kalian adaaa ga niih??
Temanya desay dan busay😂💖

Ig. (At) dedesaay.144🙈💚

love my teacherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang