The Shelter | CHAPTER 7

23 4 0
                                    

Apa hanya dia yang seperti ini? Otaknya tidak dapat memerintah untuk terlelap tidur di suasana baru. Alhasil kantung matanya menggelap dengan mata yang lesu.

Ellie melirik ponselnya, ia memang harus menghubungi Floren menanyai kabar bibinya tersebut lagipula sudah pukul setengah 9 pagi.

Namun suara bel kamar yang ia tempati berbunyi membuyarkan niatnya. Seseorang tengah menunggu dari luar.

Apa lagi? Sarapan pagi sudah diantar dia tidak lagi membutuhkan apapun.

Joel.

Ellie yang awalnya memasang senyum manis merubah mimiknya drastis menjadi suram. "Selamat pagi Joel."

"Selamat pagi."

Pria itu terlihat begitu tampan. Segar dan begitu berkarisma. Mata birunya menyambut mata Ellie yang jauh dari kata segar di pagi hari.

"Apa kau beristirahat?"

Ellie menjauhi pintu kamar membiarkannya terbuka agar Joel bisa masuk. "Menurutmu?" Menoleh dengan kepala yang meneleng, anak gadis itu menggeleng.

"Kamar yang bagus." Aeron meliriknya sekilas. "Kau memang butuh penyesuaian."

Ohh sarkastik sekali.

"Ya ya tentu saja, kamar yang terlalu bagus." Ellie memotong pancake dan mengunyahnya sembari berdiri. "Mengapa kau meninggalkanku semalam?"

Joel melirik arlojinya ia tidak menjawab pertanyaan Ellie lantas segera bertitah, "bersiap-siaplah, kita akan meninggalkan tempat ini."

"Oh tentu saja. Biarkan aku bersih-bersih dulu," cibir Ellie. Apa dia nampak keterlaluan? Harusnya Joel paham mengapa suasana hatinya tidaklah cukup baik. Dia tersiksa akan kemewahan ini.

"Aku akan menunggumu." Joel beranjak pergi sesaat pria itu akan menarik pintu, Ellie memanggil.

"Di mana?"

"Di lobi, temui aku di sana."

Ellie mengangkat dua tangannya ke udara. Perutnya terasa bergejolak kala memikirkan bagaimana mata-mata orang berkelas di luar akan menyisirnya dari bawah hingga ke atas. Tidak bermaksud mengintimidasi, tetapi mereka memang suka memperhatikan satu sama lain.

Syukur saja ia membawa pakaian ganti tak mendengar Joel, mengingat yang dikatakan pria itu jika Ellie tak membutuhkan pakaian sebab semuanya telah dipersiapkan.

Yang benar saja? Tak mungkin pula ia mengenakkan pakaian yang sudah seharian ia kenakan kemarin.

Ellie mengubah niatnya agar menuju segera ke tempat Joel berada

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ellie mengubah niatnya agar menuju segera ke tempat Joel berada. Tetapi intuisi gadis itu mengurungkan niat untuk menjelajahi setidaknya beberapa titik Hotel Nirvana ini.

Menyusuri lorong kamar ia sudah seperti Cinderella-- gadis sederhana yang baru menginjakkan kaki di lantai marmer seolah jalan itu memang diperuntukkan khususnya seorang.

THE SHELTER  (Wylbert)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang