The Shelter | CHAPTER 10

27 3 0
                                    

Sebuah mobil mewah lainnya telah terparkir entah kapan mobil itu datang karena Ellie kemari dengan mobil yang dikemudi oleh Joel.

Joel memberikan kunci mobil tersebut kepada Aeron. "Terima kasih Joel."

"Ya Mr. Wylbert."

Ellie menaikkan alisnya kala mata gadis itu bertemu dengan iris biru Joel. Tak sama ketika sedang tak bersama tuannya tersebut, Joel semakin dingin. Semakin tak bereskpresif dan kaku. Jika dipikir-pikir Joel lebih tua dari Aeron namun, pria itu lebih menghormati Aeron sebagai pria yang merekrutnya.

"Kita akan bertemu di Mansion."

"Baiklah."

"Ayo Ellie," Joel membukakan Ellie pintu untuk memasuki jok samping kemudi mobil.

Dari dalam mobil, Ellie melihat keduanya sedikit berbincang dan Aeron pun mengakhiri percakapan mereka dengan penepuk bahu Joel lalu berjabat tangan formal.

Kalau dipikir-pikir menjadi pengawal, bukankah sudah memiliki kemisteri yang cukup baik kepada atasannya atau sebaliknya? Namun Aeron masih memberi gestur formalitas dan Joel yang bersikap prefesional.

Joel masih berdiri menatap ke arah mobil menunggu hingga mobil yang dikemudi oleh Aeron pergi meninggalkan daerah taman jembatan Golden Gate.

Dari spion, barulah Ellie melihat Joel memasuki mobil yang akan ia kendarai ketika Aeron pun membawanya meninggalkan lokasi.

Aeron mengemudi mobil menuju pusat kota. Mereka menyusuri jalan besar lalu kemudian Aeron membelokkan mobil menuju ke salah satu perumahan masyarakat setempat.

Rumah-rumah di kota ini minimalis dengan warna khas yang memanjakan mata.

Jalanan begitu mulus terlebih mobil yang dinaiki Ellie begitu mewah. Ia tak merasakan guncakan yang cukup terasa sebab mobil mewah ini telah didesain sebaik mungkin untuk mengantisipasi damage yang akan dilalui oleh pengemudi dan penumpangnya. Suara derum mesin yang halus dengan kecepatan rata-rata, tetap terasa cepat untuk Ellie.

Aeron memelankan kecepatan mobil dan berhenti tepat di depan halaman sebuah rumah yang belum diketahui Ellie siapa pemilik rumah itu sendiri.

Ellie berinisiatif untuk membuka pintu mobil sendiri enggan membiarkan Aeron memperlakukannya begitu istimewa.

Pria itu tersenyum menunggu Ellie melangkah ke arahnya. Lantas dengan lembut Aeron menyentuh punggungnya menuntun memasuki halaman rumah.

Rumah itu tak terkunci ketika Aeron pun beranjak membukanya membiarkan Ellie masuk terlebih dahulu.

Ellie menyapu pandangan ke isi rumah lalu menoleh ke belakang kala Aeron memilih tak bergerak, memperhatikannya.

"Masuklah."

"Aku...." Ellie menggantungkan kalimatnya. Dengan langkah pelan gadis itu menyusuri ruang tengah kemudian menuju dapur kala ia mendengar suara dua orang tengah berbincang dari arah tersebut.

Sepasang suami istri yang telah berumur lanjut tengah melakukan aktifitas mereka masing-masing.

Ellie membeku di tempat kala akhirnya kedua pemilik rumah ini menujukan mata ke arah ia berdiri.

Ketika mereka menyadari keberadaan Aeron, mata mereka lantas tertuju pada pria itu terkejut.

"Aeron?" Wanita itu melepas celemeknya segera. Matanya membelalak seolah setelah sekian lama akhirnya melihat pebisnis muda tersebut.

"Oh Ya Tuhan ... akhirnya kau kemari." Wanita itu sangat antusias ia segera melangkah ke arah Ellie dan Aeron berada.

"Ya Tuhan, lihatlah Thed! Aeron kita semakin dewasa." Pelukan wanita itu lepas ia berikan kepada Aeron.

THE SHELTER  (Wylbert)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang