6

130 6 0
                                    

Happy reading

Seperti hari-hari biasanya gue masih prakerin. Dan hari ini yang pasti udah mulai ke bagian ngerjain resep dari dokter, nyiapin sediaan obatnya, manggil pasiennya sampe ngasih pesan ke pasien. Siap gak siap harus siap. Soal menguasai materi udah paham, tapi ini soal mental. Untuk manusia pemalu atau pendiem kayak gue susah.

"Lisa kamu di bagian depan, ngasih pesan obat sama administrasi ya" titah bu selvi

"Iya bu" kaki gue melangkah ke bagian depan

Gue ditugasin dibagian depan yang bikin jantung deg degan, keringet dingin. Di depan sudah banyak pasien atau keluarga pasien yang menunggu panggilan. Gue berusaha menenangkan diri, biar tetep fokus dan gak gerogi.
Di ruangan dalam ada rosa dan syila yang sedang mengerjakan tugasnya.

"Ini kamu panggil namanya, alamatnya, terus minta nomor antriannya, baru kamu kasih pesan obatnya" titah bu selvi memberikan nampan itu

"Iya siap bu"
Gue mencoba melakukan apa yang seharusnya dilakukan.

"Ibu Tasih, ibu Tasih dari Bandung" gue mengulang panggilan dengan lantang sampe keluarga pasien datang.

"Iya saya salah satu keluarga ibu Tasih"  jawab wanita itu

"Ibu saya minta nomor antriannya" gue berkata sesopan mungkin

Ibu itu memberikan nomor antriannya
"Ibu ini obatnya diminum sehari tiga kali satu tablet" dengan jelas dan detail memberi pesan obat.
Akhirnga lancar juga gue nugas, lama kelamaan udah biasa.

Jam istirahat tiba, dan kita mencari tempat makan disekitaran klinik.
"Kita mau makan dimana nih?" tanya syila

"Kita ke cafe mahoni aja, kan gak jauh dari sini" saran gue

"Murmer gak disana?" tanya rosa 

"Santai aja murmer kok" gue meyakinkan rosa

"Ya udah yok" jawab syila dan rosa

Kita berjalan menuju cafe mahoni beberapa menit.
Sesampainya disana, kita mencari tempat kosong untuk bertiga.
"Kak menunya" gue manggil kakak baristanya

"Ini dek buku menunya" barista memberikan buku menu

"Kalian mau pesen apaan?" tanya gue melihat lihat menunya

"Gue chicken noodle sama avocado juice" jawab syila

"Kalo gue spageti sama minumnya ice lemontea" tambah rosa

"Saya pancake sama coconut coffee aja kak" mengembalikan buku menunya

"Ditunggu ya hidangannya" barista itu melangkah ke belakang

"Menurut kalian gimana prakerin disini?" gue memulai pembicaraan

"Makin lama makin kelihatan kalo karyawannya pada judes" ujar syila

"Iya gue setuju, awalnya aja pada humoris eh makin sini serem" rosa menggelengkan kepalanya

"Ya gue juga ngerasa gitu, tapi disabarin aja kan cuma satu setengah bulan, nanti kita pindah ke Cirebon kan" gue mencoba untuk tenang biar gak makin jauh ghibahnya wkwk

"Iya sih, makanya gue gak sabar pengen pindah" gerutu rosa

Barista itu kembali dengan nampannya
"Selamat menikmati" barista itu menyunggingkan bibirnya

Makan siang udah beres, kita bertiga kembali ke klinik. Nyampe di klinik pas jam masuk, untung gak telat.
"Kalian catat pemasukan barang hari ini" titah kak aji
"Iya siap kak" jawab gue

Baru juga nyampe udah disuruh aja. Batin gue menggerutu
"Ayok kerjain biar cepet selesai" bisik gue ke syila
"Ya udah gue jaga di depan ya" ujar rosa berjalan kedepan

Kita mengerjakan tugas sampe jam pulang tiba.
"Udah waktunya pulang nih, kalian gak mau pulang?" tanya kak aji

"Ini udah mau pulang kok" jawab gue

"Sebelum pulang ada pemberitahuan dulu, mulai besok dibagi shif ya, sekarang kan bagian pagi, besok kalian bagian siang" kak aji menjelaskan peraturannya

"Shif siang dari jam berapa sampe jam berapa?" syila bertanya

"Shif siang dari jam 12-19" jawab kak aji

"Ya udah kita izin pulang ya kak" gue pamitan dan memberi salam

Kita berjalan menuju parkiran
"Besok bagian siang pulang malem, mau bawa motor sendiri?" tanya syila

"Nggak deh kayaknya, gue mau diantar jemput sama sepupu" gue menoleh pada syila

"Sama gue juga mau diantar jemput sama ibu gue" ujar syila

"Kalo syila dijemput otomatis gua juga sama ayah gua" ungkap rosa

"Lanjutin di grup chat aja ya, udah mau hujan kayaknya" gue menyalakan motor

***rumah***

Gue menaruh tas dan berganti baju, lalu makan siang.
"Nek setelah makan aku mau ke rumah uwa" gue bicara dengan mulut penuh

"Iya, sekalian bawa ini makanan kasih ke uwa kamu" nenek gue memberikan kantong keresek berisi makanan

"Ya udah, aku pergi dulu" gue berpamitan pada nenek

Uwa= tante/adiknya ibu dalam bahasa sunda

Thanks for all yang udah mampir
Jangan lupa vote and komen

My Virtual Crush[selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang