SOA&K 18. Ex, Girl Friend

944 111 14
                                        

Aruna POV

Megapa kondisi tubuhku ikut melemah semenjak tespack itu menunjukkan bahwa didalam perutku dititipkan ruh. Membuat kapten ini selalu mengkhawatirkanku, bahkan jiwaku terkejut ketika digembleng dengan nada emosinya tadi.

"Coba ketuk pintunya mas" ucapku sambil memperhatikan sekitar, terutama name tag di sudut pintu yang bertuliskan "Dokter Kandungan, dr. Lusi Pradilla. Sp.OG"

Belum saja diketuk, pintu ruangan ini sudah dibukakan saja oleh orang didalam.

"Mas Khayri?" Tanya dokter berpashmina navy itu kepada suamiku. Mengapa ia memanggil suamiku dengan sebutan yang sama sepertiku?

"Lu.. Lu.. Lusi?" Tanya mas Khayri terkejut sambil memandangi dokter cantik itu.

Entah mengapa melihat keduanya saling bertukar pandangan, jiwaku lagi-lagi digembleng untuk kesekian kalinya. Karena aku tak kuat lagi, aku lari menuju lift, hatiku tak karuan rasanya.

"Runaa.. tunggu mas sayang" panggil mas Khayri setelah tersadar aku tak berada dikursi roda lagi.

"Dia penggantiku mas?" Teriak dr. Lusi kepada mas Khayri, sayup-sayup ku dengar sebelum pintu lift tertutup rapat.

Siapa dr. Lusi itu? Apa hubungannya dengan mas Khayri? Apa dia mantan mas Khayri yang sempat diceritakan kak Hana dan mengisi ruang hati suamiku dulu? Tapikan ia sudah bersuami.

Didalam lift aku memesan ojek online untuk pulang duluan ke rumah, hatiku masih sakit melihat kejadian tadi.

"Dengan, mbak Aruna?" Tanya driver ojek online yang sudah menungguku di luar rumah sakit.

"Iya, bisa cepat bang?" Tanyaku sambil memasang helm dikepalaku, driver tersebut pun menganggukkan kepalanya.

"Arunaaa.." panggil mas Khayri dari kejauhan, yang ditemani oleh dr. Lusi

Jangan khawatirkan Aruna mas, Aruna cuma ingin menenangkan pikiran dan hati Aruna saja.

****

"Hati-hati mbak" ucap sang driver memperingatiku yang hampir saja terjegal standar pijakan kaki motornya.

"Iya bang, ini uangnya" aku memberi upahnya mengantarku selamat sampai rumah.

"Kelebihan mbak" sahutnya ketika aku membuka gerbang rumah

"Ambil aja mas lebihannya" jawabku sudah masuk gerbang dan menutup kembali gerbang bercat hitam ini.

"Makasih ya mbak"

Tinn!

"Istri saya dimana?" Tanya mas Khayri sudah sampai halaman komplek, membuatku terburu-buru masuk rumah.

"Oh mbak yang tadi, masuk ke rumah ini lah pak ya kali saya bawa pulang"

"Jaga mulut kamu!" Gertak mas Khayri yang terdengar jelas sekali suara baritonnya.

Pintu gerbang pun dibuka dengan kasar, mulutnya terus memanggili namaku dengan nada yang membuatku takut.

"Aruna! Dimana kamu!" Suara bentakan bercampur emosi itu berhasil membuatku memangis memeluk lututku sendiri diujung kamar tamu.

Inikah murkamu mas?

"Sayang, kamu kenapa?" Tanyanya mendapatiku ketakutan akibat suara bentakannya.

"Aruna ingin sendiri, keluar!" Seruku tak ingin disentuh olehnya

"Mas ingin jelasi kesalah pahaman tadi" ucapnya berusaha memelukku.

"Keluar!" Ucapku melemah dan semuanya gelap total

Story Of Aruna & Khayri | HiatusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang