Mendung lagi, senjanya jadi tak nampak.
Entah sudah keberapa kali, Haechan abai. Mungkin sepintas kisah ini tak akan terlepas dari mega, hujan, dan raksi petrikor dalam uraian kata setiap bagiannya.
Bagaimana lagi?
Hidupnya adalah mereka, berderau dengan kelam dan kelabu.
Matanya ia pejamkan, menikmati nyaman sesaat kala dersik mengusak surainya, menerpa paras penuh luka itu. Lenggana beranjak, membuat Haechan tetap diam untuk mengagumi kerja semesta.
Biarkan sebentar, terbuai atas dunia dan lupa dengan tekanan keluarganya.
Lambat laun nabastala menggulirkan rintik yang kian menderas. Sebenarnya, ini saat yang tepat untuk membagi sedikit bebannya. Setidaknya satu orang.
Tunggu, jikalau benar, apa semesta sedang berpihak padanya?
Haechan ragu, ia ingin tetap diam. Karena ia telah menemukan alternatif saat ia lelah, frustasi, dan butuh sandaran,
menggoreskan karya sayatan pada tangannya ternyata cukup menyenangkan, sedikit membantu untuk mendapat rasa lega.
itu buruk, jangan ditiru!
Biarkan saja terus seperti itu, daripada seseorang tau sisi terlemahnya dan memberi Haechan nuraga menyebalkan.
.
° kalau kamu punya masalah dan nggak mau cerita, seenggaknya jangan dilampiaskan dengan self-harm, banyak alternatif lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
wound ; lee haechan [ ✓ ]
Fanfictionlelah. tentang haechan, yang melekat bersama luka atas rasa sakitnya. - ⚠️ TW // self-harm ⚠️ - © flochnlils