❝Haechan bukan anak kandungnya bunda, tapi bukan berarti bunda pilih kasih. Semua sama, Haechan, Kak Mark, dan Kak Doy.❞
.
Kamar itu tak dibiarkan terbuka. Menyembunyikan seorang di dalamnya. Dibawah lingkup selimut, Haechan terpaku.
Ia tak menangis,sama sekali tidak.
Bunda mengetuk pintu sedemikian kali. Lantas terus mengucapkan kata, bahwa sayangnya kepada Haechan akan tetap sama, tak kurang. Bunda sudah kehabisan akal sekarang.
"ECHANN! ayo mai– oh, selamat pagi bunda," itu Renjun, tetangga Haechan. Yang kini membungkuk saat mendapati bunda dihadapannya.
Rautnya tampak gelisah, menuntut mulut mungilnya melontarkan pertanyaan.
"Njun, mau main ya? bunda ingin minta bantuan Injun boleh? tolong bujuk echan agar mau keluar ya sayang."
Renjun kecil tersentak, sesegera mungkin mengangguk. Dua detik sebelum tangannya mengetuk, gerakannya terhenti. Bunda meletakkan tangan di bahu kecil miliknya. Mengalihkan pandangannya sejenak.
"Nanti selepas bermain, temui bunda di belakang ya, ada yang akan bunda katakan,
suatu kemungkinan, yang dapat terjadi nanti, dimasa mendatang."
KAMU SEDANG MEMBACA
wound ; lee haechan [ ✓ ]
Fanficlelah. tentang haechan, yang melekat bersama luka atas rasa sakitnya. - ⚠️ TW // self-harm ⚠️ - © flochnlils