fed up

3.9K 655 71
                                    

Derap langkahnya cepat, berlari melewati satu persatu koridor yang terlihat.

Ia kalut, pun mengabaikan teriakan Renjun di belakang, lengkap dengan segala sumpah serapah yang keluar.

Tubuh Haechan bergetar, nafasnya sesak, sama sekali tak beraturan. Pandangannya mulai remang, dan dalam sekejap, ia dilanda pening hebat.

"Sebentar, sebentar lagi, jangan sekarang, tolong.."lirihnya.

"Itu si anak pungut bukan?"

"Iya, ku dengar ia juga tidak waras, siapa sih namanya?"

"Haechan, adik dari Mark."

"Oh, aku kasihan pada Mark, sungguh."

Tentu saja, mereka sengaja agar hal itu terdengar oleh Haechan.

Ia muak, saat mereka memandang dengan jijik, dan menganggapnya gila.

Dan benci terhadap dirinya karena tak bisa menyangkal.

Lantas untuk apa Haechan 'ada'?

Bahkan jika ia mati karena serangan jantung mendadak, tak akan ada yang peduli ataupun menangis, haha.

..iya, kenapa ia tak mencoba bunuh diri lagi sekali?

semua akan usai.

Serekah senyuman muncul saat Haechan telah keluar dari area sekolah,

—dan melihat kendaraan berkecepatan tinggi.

"HAECHAN, BERHENTI BODOH!"

Namun tak dihiraukan sama sekali, ia berlari menuju jalan raya kala melihat sebuah mobil melaju.

Hanya berharap agar matanya tak lagi terbuka, karena kehabisan darah dan tidak dapat diselamatkan.

Bertahan sepanjang ini, bahkan sudah lebih dari cukup.

'tolong, ayo berakhir.'

BRAKK!

"HAECHAN!"

"HAECHAN!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
wound ; lee haechan [ ✓ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang