Arumi perlahan melangkah mendekat pada Arvee. Ia meyakinkan pada dirinya sendiri, bahwa dugaannya pasti salah.
Sementara Vicky yang berada dibelakang Arvee, sudah ketar-ketir menanti respon dari Arumi.
Arumi menghentikan langkahnya tepat dihadapan Arvee. Lalu,
"Apa yang kau lakukan disini, Aarav?" Ucap Arumi pada Arvee, ia memutuskan untuk berpura-pura tidak mengetahuinya.
"Jadi kalian sudah saling mengenal?" Tambah Arumi lalu menatap kearah Vicky .
Vicky dan Arvee saling menatap kebingungan satu sama lain. Apakah Arumi belum menyadarinya?
"Iya, Aku dan Aarav sedang membicarakan bisnisnya, Sepertinya kita akan bertemu lagi di Indonesia, rencananya Aarav akan menjadikanmu ambasador brandnya. " ucap Vicky percaya diri sambil melirik kearah Arvee.
Arvee tidak percaya dengan apa yang dikatakan Vicky. Bagaimana dia bisa bicara sembarangan seperti itu?
"Benarkah?" Arumi sedikit terkejut, bukankah ia sudah mengatakan pada Vicky bahwa ia ingin kembali karna tidak ingin bertemu lagi dengan Aarav? Tapi kenapa mereka malah membicarakan tentang kerjasama yang akan membuat ia dan Aarav bertemu kembali?
Tiba-tiba ponsel yang ada saku jas Arvee berdering.
"Tapi itu semua tergantung dirimu, aku akan membicarakan lagi hal ini nanti. Aku permisi dulu." Ucap Arvee ikut dalam karangan Vicky. lalu ia menerima telfonnya dan melangkah pergi dari sana.
Setelah Arvee pergi dari sana, Arumi menghampiri Vicky.
"Kenapa kau lakukan ini padaku, Vicky?" Ucap Arumi menatap Vicky.
"Lakukan apa?" Vicky tidak mengerti.
"Kau tahu semuanya tapi menyembunyikannya dariku."
"Apa yang kau bicarakan Arumi?"
"Arvee." Jawab Arumi.
"Aarav adalah Arvee, kan? Tambah Arumi.
"Lantas kenapa tadi kau berpura-pura tidak tahu?" Ucap Vicky.
Arumi terdiam. Ia memang sangat mencintai dan merindukan Arvee. Tetapi, ia juga membencinya secara bersamaan. Jika memang dia adalah Arvee, mengapa dia tidak mengatakannya dan malah bersembunyi seperti pengecut dibalik nama Aarav?
Arumi mulai meneteskan air matanya. Dan Vicky pun mengerti apa yang dirasakan Arumi saat ini.
"M-maafkan aku Arumi.." Vicky membawa Arumi kedalam pelukannya.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Arvee termenung setelah menerima telfon dari seseorang. Ia tersadar bahwa ia telah melupakan sesuatu. Dan hal ini tidak akan memungkinkannya untuk mengakui siapa dirinya pada Arumi.Harusnya ia memang tidak pernah muncul kembali dalam hidup Arumi.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
"Aarav!" Seorang wanita cantik itu berlari kecil menghampiri Arvee dilobby hotel."Aku sangat merindukanmu!" Wanita itu memeluk Arvee.