"Like the rainbow after the rain, joy will reveal itself after sorrow."
- Rupi Kaur
________
Arumi memandangi wajah Arvee yang tertutup selang oksigen itu.
Sumber dari segala rasa sakitnya, kini ada dihadapannya. Terbaring lemah tidak sadarkan diri.
Arumi tidak mengerti bagaimana ia bisa sangat mencintai laki-laki ini. Harusnya ia membencinya, tapi tidak bisa.
"Aku akan memaafkanmu, tapi kau harus bangun." Ucap Arumi menggenggam jemari tangan Arvee.
"Aku masih ingat dengan jelas ketika pertama kali bertemu denganmu, rasanya seperti mimpi. Lalu kau menggenggam tanganku seperti ini. Dan membawaku masuk kedalam duniamu."
"Lalu, aku jatuh cinta padamu. Bahkan sangat mencintaimu. " tambah Arumi terus memandangi wajah Arvee yang tengah terpejam itu. . . . . . . . . . Setelah beberapa hari,
"Jika kau benar-benar mencintai Arumi, buatlah dia bahagia, buatlah dia tersenyum. Karna aku sudah banyak memberinya Airmata." Ucap Arvee pada Vicky. Ia sudah siuman dan sedang berbicara serius dengan Vicky diruang rawatnya.
"Tapi, Arumi hanya mencintaimu. Kau adalah tangis dan bahagianya. Jika kau benar-benar mencintainya, Kau harus memperbaiki semuanya, Arvee. Kau yang harus membuat Arumi tersenyum kembali."
"Apa aku pantas?"
Lalu tiba-tiba Arumi datang. Membuat Arvee dan Vicky menoleh kearahnya bersamaan.
"Aku keluar dulu." Vicky bangkit dari duduknya dan keluar dari sana. Ia membiarkan Arumi berbicara berdua dengan Arvee.
Lalu Arumi melangkah mendekati ranjang Arvee. Ia membawa sebuah map ditangannya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Ini, kukembalikan semua milikmu. Apartement, Rumah dan studio." Menyodorkan map itu pada Arvee.
"Tapi, Kenapa? Kenapa kau mengembalikannya? Semua sudah atas nama dirimu."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.