07

445 55 47
                                    

Perth kembali menahan tangan sang istri, "Pergilah di pagi hari. Berbahaya berkendara di saat malam hari!"

Namun Saint segera melepas tangan Perth dan menutup mobilnya, ia langsung mengendarai mobil itu.

"Hei! Jangan mengebut!" teriak Perth, setelahnya ia hanya menatap bungkusan yang dibawakan oleh Saint.

.

.

"Aku menemukan beberapa masalah yang bisa kau laporkan. Bagaimana menurutmu?" Tanya Mew pada Saint, mereka kini berada si sebuah kafe di Bangkok, Saint memeriksa beberapa kertas laporan yang Mew berikan.

Saint memejamkan mata dan menghela nafas setelah membaca laporan itu "Kau menganggap aku sebagai seorang pelacur?" ucapnya dengan nada kesal.

"Uhuk!" Mew terbatuk ketika sedang minum saat mendengar ucapan Saint, ia lalu menatap Saint, "Apa?"

Saint tiba-tiba tertawa, "Kejadiannya sudah lama sekali. Itu baris pertama dari novel yang kutulis.." ucap Saint menjelaskan maksud perkataannya tadi.

"Oohh..." Mew mengangguk mengerti.

"Dan entah bagaimana bisa menang di kontes sastra. Aku menunjukannya pada ayahku, tetapi dia melemparkannya ke tong sampah.." ucap Saint mengingat reaksi sang ayah saat itu ketika ia menunjukan novelnya.

"Oh tidak.." sahut Mew terus memperhatikan Saint bercerita.

"Dia bilang seperti itulah nasib seorang penulis. Dia bermaksud aku harus berhenti.." ucap Saint terus bercerita.

"Oh begitu..." sahut Mew lagi

"Waktu itu aku masih muda dan emosional jadi aku membakar naskahnya.. tapi kemudian benar-benar terjadi kebakaran.. ha...ha..ha.." Saint tertawa diujung kalimat yang ia ceritakan mengingat aksi bodohnya saat itu.

"Dan dia pikir itu adalah kesalahannya..." gumam Mew mengingat cerita Perth saat itu. Perth bilang Saint membakar rumahnya meski sedikit.

"Maaf?" Tanya Saint yang mendengar gumaman Mew

"Ah! Bukan apa-apa.. ha..ha.. ha..." Mew baru sadar ia keceplosan.. "Lalu kau menghentikan semuanya dan menikah?" tanyanya pada Saint.

"Aa.. Kupikir aku akan cukup bahagia hanya dengan hidup bersamanya.. tapi kemudian aku sadar,  kami sama-sama lelaki, jadi mana mungkin aku bisa hamil dan punya anak.." ucap Saint, dapat Mew lihat wajahnya menggambarkan kesedihan disana.

"Haaah! Aku selalu gagal setiap kali aku berusaha dalam melakukan sesuatu. Akhirnya aku memutuskan untuk berhenti mencoba, daripada harus selalu gagal.. kemudian tujuh tahun berlalu.." lanjut Saint.

"Tujuh tahun..." ulang Mew, membuat Saint menatapnya.

"Hal terburuk apa yang pernah kau lakukan? Yang benar-benar terburuk?" Tanya Saint pada Mew.

"Itu Guppy..." Ucap Mew, Saint menantikan kelanjutan ucapan Mew, "Aku kehilangan Guppy.." lanjut Mew dengan sedih.

"Aku kehilangan dirinya di laut..." ucap Mew menunduk dan menelungkupkan wajahnya dengaan  tangan diatas meja. "Hiks! Hiks! Hiks!" Mew menangis mengingat orang yang dicintainya, Saint  menatapnya iba.

"Phi Mew.. Phi Mew?" Saint menepuk pundak Mew yang menangis.

.

.

.

.

"Tetangga Sebelah" Perth mencoba menghubungi Mew.

"Nomor yang anda tuju berada di luar jangkauan. Silahkan periksa nomor tujuan anda dan cobalah kembali " justru suara operator yang menjawab panggilannya.

All About You (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang