10

572 58 24
                                    

Karena lagi rajin ngetik dan ada waktu berhalu ria.. mati kita lanjutkan kisah mereka na... 😊😊😊👍

.
.
.

Ok na.. setelah badai berlalu dan bisa melewatinya dengan baik. Cinta mereka kini terasa lebih hidup dan berwarna. Perth sadar akan Saint yang mungkin bosan dengan keadaan dirumah dan hanya sendiri, karena itu Perth berencana mengambil beberaha hari untuk cuti dan honeymoon ke Jepang sekalian untuk mengingat kenangan pertama pertemuan mereka. Mereka juga berencana untuk pergi ke Rumah Sakit untuk program penanaman Rahim buatan (transplatasi uterus), meskipun dengan segala perasaan takut dan khawatir akan resikonya yang besar, namun Saint meyakinkan pada Perth jika semuanya akan baik-baik saja demi impian mereka memiliki anak kandung. Saint ingin merasakan bagaimana rasanya mengandung dan melahirkan walaupun harus mempertaruhkan nyawa sekalipun untuk itu, tanpa sadar ketika Saint mengatakan hal tersebut membuat Perth meneteskan air matanya. Perth terharu dan semakin mencintai sang istri. Betapa beruntungnya ia memiliki seorang Saint dan betapa bodohnya ia jika melepaskannya. Mereka harus sabar menunggu donor Rahim. Saint menjaga pola hidupnya dengan baik dan teratur dari makanan, istirahat dan segala aktivitas kesehariannya dan Perth akan selalu mendampingi sang istri.

(yah ini halu seorang bucin PS aja ya yang pengen mpreg jika banyak kesalahan ya mohon maaf namanya juga fiction jadi suka2 aja nulisnya, jangan dikaitkan dengan kenyataan ok! Meskipun pengennya ada keterangan medisnya tapi ga taulah nyambung apa enggaknya pokoknya semuanya minta bantuan sama mbah google dan mengarang bebas)

Saint mempersiapkan diri sebaik mungkin untuk melakukan tranplatasi uterus ketika mendapatkan donor Rahim dari seorang wanita yang memiliki Rahim subur namun meninggal karena stroke.

" Sayang..." ucap Perth dengan mata berkaca-kaca. Ia khawatir dan takut jika terjadi sesuatu dengan istrinya. Hari ini adalah operasi transplatasi Rahim yang akan dilakukan oleh Saint. Saint telah siap dengan keadaannya yang terbaring diranjang menuju ruang operasi. Sebelumnya Saint diberi obat imunosupresi agar sistem tubuh tidak menolak adanya organ baru. Setelah kondisi stabil, rahim baru ditransplantasikan kepada pasien.

"Jangan khawatir na... aku pasti baik-baik saja.." ucap Saint menenangkan sang suami, meskipun ia sebenarnya juga sangat gugup dan takut namun ia harus tetap terlihat tenang didepan Perth.

"Tunggu aku na.." ucap Saint lagi dengan senyuman, Perth mengangguk dan mencium tangan Saint yang digenggamnya kemudian mencium dahi sang istri tercinta.

"Kami berdoa yang terbaik untukmu nak.. semoga semua berjalan dengan baik.." ucap Ayah Saint yang ikut mendampingi.

"Kau pasti akan baik-baik saja sayang.. ibu selalu mendoakanmu nak.." tambah sang ibu yang kemudian mencium pipi Saint.

"Jangan khawatir sayang kami menunggumu disini.." kini ibu dari Perth dan Ayah Perth tersenyum menenangkan pada Saint. Saint tersenyum haru melihat semua orang yang ia sayangi mendukung dan mendoakannya.

"Sudah waktunya .." ucap sang dokter. Ranjang Saint didorong masuk keruang operasi. Perth menatap kepergian sang istri dengan tak rela, air mata menetes kembali dipipinya. Melihat itu ibu dan ayah Perth memeluk sang anak.

"Semuanya akan baik-baik saja.. berdoalah nak.." ucap nyonya Tanapon pada sang anak.

Perth mengangguk. Mereka duduk di kursi tunggu bersama.

Perth benar-benar sudah seperti cacing kepanasan, ia berdiri, duduk, berjalan mondar-mandir, berdiri lagi, duduk lagi dan mengulanginya kembali.

"Perth tenanglah nak..." ucap Nyonya Suppapong, ibu Saint menatap sang menantu yang tidak bisa diam dari tadi.

"Aku takut Mae.." ucap Perth menggigit kuku jari-jarinya dengan gusar.

"Bagaimana jika kita keluar sebentar.. ayo cari makan.." hibur tuan Suppapong

All About You (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang