6. Usai

172 127 100
                                    

HALO SEMUANYA!! 👋🏻👋🏻👋🏻

APA KABAR? SEMOGA KABAR BAIK YA🤗💞

SELAMAT MEMBACA PART 6‼️🤍

DON'T FORGET TO VOTE & COMMENT 😻☝🏻

Lo ga salah kalau gagal buat bersikap ga terjadi apa-apa.

Lo boleh sedih.
Tapi jangan lupa bahagia lagi.

-Kinan Gabrelia


Bel jam pelajaran pertama sudah berbunyi. Semua siswa/i dan guru pun sekarang sedang melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas masing-masing.

Masih dengan Salsa dan pikiran kosongnya. Selama pelajaran berlangsung dia sama sekali tidak fokus dengan materinya. Hanya masuk telinga kanan lalu keluar telinga kiri. Kinan sebagai teman sebangkunya pun past merasakan apabila temannya ini pasti sedang tidak fokus.

Kinan menyenggol lengan Salsa pelan, "Lo kenapa?"

"Aman." Beralih alih menjelaskan sekarang, Salsa memilih untuk mengatakan hal itu saja, karena Kinan juga nantinya akan dia ceritakan apa yg akan terjadi setelahnya.

Di tengah-tengah pembelajaran, Salsa mengirimkan pesan kepada seseorang yang masih menjadi kekasihnya saat ini. Satria.

Salsa menghela nafasnya kasar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Salsa menghela nafasnya kasar. Bimbang. Apakah ini keputusan yang terbaik?

"Bohong kalau gue gapapa. Tapi hubungan ini udah terlalu gila."

***

Bel istirahat pertama sudah berbunyi. Semua siswa keluar dari kelas dan menuju kantin untuk mengisi perut kosong mereka.

Salsa juga akan keluar, bukan untuk ke kantin, melainkan taman. Kinan melihat ada yang berbeda dari Salsa hari ini. Dia lebih cenderung diam daripada biasanya.

Kinan awalnya ingin mengikuti Salsa dari belakang, ke mana anak itu akan keluar. Namun Kinan mengurungkan niatnya karena itu sama saja seperti dirinya tidak memberikan Salsa ruang untuk menyelesaikan masalahnya sendiri.

Sesampainya di taman, Salsa sudah melihat Satria duduk di bawah pepohonan. Jarak mereka masih cukup jauh sekarang. Salsa melihat gerak-gerik Satria yang tak ada penyesalan.

Dulu hubungan mereka juga tidak baik. Satria melakukan kesalahan yang selalu sama. Namun kepercayaan Salsa selalu diremehkan karena Satria menganggap bahwa Salsa akan terus menerima permohonan maafnya dan mereka tidak akan putus.

Hal itu lah yang membuat Salsa jenuh.

Kini Salsa sudah menempatkan dirinya persis di samping Satria. Duduk berdua seperti ini sepeti dejavu bagi Salsa. Tempat yang sama dan kalimat permohonan maaf. Tapi kali ini, di tempat yang sama namun dengan kalimat yg berbeda.

"Ayo putus." Kalimat itu keluar dari mulut Salsa tanpa ada basa-basi ataupun apa sebelumnya.

"Gue ga mau," tolak Satria keras.

Satria berdiri dari tempat duduknya. "Kita ga bisa putus, Sal. Nyokap Lo udah kenal gue deket banget. Lo ngga menyayangkan itu?"

Salsa sudah menduga pertanyaan itu akan keluar lagi setiap ini terjadi.

"Lo jahat, Sat. Bahkan ketika gue udah berusaha ngasih kesempatan buat Lo, tapi apa? LO GA GUNAIN KESEMPATAN ITU DENGAN BAIK." Emosinya meluap, perasaan kesal yang sudah Salsa pendam sudah tidak bisa ditahan.

"Terus apa bedanya sama Lo?"

"Lo pulang sama Kak Putra anak baru itu kemarin dan tadi pagi juga Lo berangkat bareng dia. DI SAAT KITA MASIH PACARAN?"

Salsa menggelengkan kepala tidak percaya dengan pertanyaan sekaligus pernyataan baru saja.

"Gue bareng Kak Putra karena Lo ga ada waktu buat gue. Lo lebih milih nganterin Kak Bianca ketimbang gue pacar Lo saat itu." Suara Salsa sudah bergetar saat mengatakan ini. Selalu dan selalu, ini yang dia benci. Ketika marah dia justru ingin menangis saat mengatakan sesuatu.

Tangan Satria hampir melayang ke pipi Salsa detik itu juga. Namun ternyata sejak tadi ada Aldo yang memperlihatkan perkelahian mereka berdua. Aldo mendekat ke arah mereka dan menghentikan permainan tangan Satria itu.

"Lo keteraluan, Sat. Gue ga pernah suka Lo main tangan sama siapapun apalagi kalau ini menyangkut temen gue." Setelah mengucapkan kalimat itu Aldo menarik tangan Salsa untuk keluar.

Salsa mengucapkan sesuatu sebelum meninggalkan Satria. "Kita putus. Gue ga perlu tanggapan Lo gimana."

***

"Lo tau dari mana gue di taman?"

"Gue sering ke taman kalau istirahat. Bukan ngintilin Lo," jawab Aldo seadanya.

Salsa hanya ber oh ria mendengar jawaban Aldo. Rasanya social energy nya sudah habis dirampas perkelahian tadi.

Aldo mengantarkan Salsa ke kelasnya terlebih dahulu. Sesampainya di depan kelas, terlihat Kinan yang bingung melihat keadaan Salsa.

"Gue masuk dulu. Makasih Al untuk yang kesekian kalinya. Maaf," Aldo menepuk bahu Salsa pelan yang menandakan dirinya harus tetap kuat.

Kinan yang dari tadi masih diam pun mulai bertanya kepada Aldo.

"Salsa kenapa?"

"Berantem terus putus." Hanya jawaban singkat ini mampu membuat Kinan memahami apa yang telah terjadi.

Aldo berpamitan untuk kembali ke kelasnya dan berpesan kepada Kinan untuk mastiin Salsa baik-baik aja untuk beberapa waktu ke depan.

Kinan masuk ke kelas juga dan duduk di hadapan Salsa. Mereka berdua saling berhadapan sekarang. Kinan memeluknya tanpa menanyakan apapun terlebih dahulu. Dia paham, Salsa saat ini butuh ketenangan.

"Lo ga salah kalau gagal buat bersikap ga terjadi apa-apa.  Lo boleh sedih.
Tapi jangan lupa bahagia lagi." Kalimat Kinan ini mampu membuat Salsa meneteskan air matanya yang sejak tadi dia sudah bendung. Kinan mengusap pelan punggung Salsa.

***

Istirahat kedua Aldo menemui seseorang di kantin. Sebenarnya mereka berdua belum berjanjian akan bertemu, namun entah apa yang terlintas di kepala Aldo, tetapi rasanya dia ingin menemui seseorang itu.

"Lo naksir sama Salsa ya Kak?"

TERIMA KASIH SUDAH MENYEMPATKAN MEMBACA KISAH PERTEMUAN KEMBALI.

SAMPAI JUMPA DI NEXT PART 😻🤍

Instagram: sslaanrr & coretanliaa
Twitter: chendyyliivv
Telegram: coretanliaa16

Pertemuan (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang