Nobita POV
Langit berhias cahaya jingga musim gugur mewarnai kelasku yang berisi beberapa orang yang masih sibuk dengan kegiatannya sendiri. Ada yang masih berbincang atau sepertiku yang mengerjakan PR untuk besok. Walau baru kelas 1 SMP tapi pelajaran kami sangat banyak dan menguras tenaga. Aku memilih mengerjakan di sekolah daripada di rumah selain lebih cepat selesai karena diburu waktu, ada teman-teman yang membantuku. Kami saling bertanya pertanyaan yang tidak dimengerti dan saling mengoreksi bila ada yang salah.
...
30 menit berlalu tepat pukul 6 sore. Aku sudah menyelesaikan tugasku jadi aku memilih untuk pulang lebih dulu. Sebenarnya mengerjakan PR bersama tidak membuang banyak waktu tapi selalu diselingi obrolan tidak penting dan konyol, ada saja dari kami yang lebih memilih melanjutkan perbincangan sampai gelap.
Kelasku berada dilantai tiga sama seperti ruang anak kelas 1 lainnya dan ada beberapa ruang ektrekulikuler. Lorong kelas ini tidak terlalu sepi karena ada beberapa senior yang ikut ekstrakulikuler masih berkumpul. Aku mengenal beberapa dari mereka dan kadang mereka menawarkan untuk ikut bergabung.
"Yo, Nobita! kau lihat Giant?" tanya Sekai senpai siswa kelas 2, dia kapten klub basket yan g sering mencari Giant untuk direkrut tapi selalu ditolak karena Giant sudah memilih untuk masuk klub baseball semester depan.
"Dia sudah pulang dari tadi,"
"Lagi-lagi dia selalu menghindar,"
"Apa senpai akan terus mengajaknya meski di tolak berkali-kali?" tampaknya dia tidak senang dengan pertanyaan itu. "ah.. maksudku lebih baik untuk mencari anak lain yang mau, kan?"
"Kau sendiri tidak mau, Nobita.."
"Maaf senpai.. aku rasa aku mau fokus untuk semester pertama ini,"
"ah... dasar anak sok sibuk! bisa saja aku memaksamu berulang kali kalau tidak dihentikan Akashi. ah Bedabah itu!"
"Memang kenapa Akashi melakukan itu?"
"Tanya saja sendiri..." jawabnya santai. "Ya sudahlah... kalau kamu mau main basket datanglah ke klub atau hubungi aku dulu," dia melambaikan tangan sambil berjalan pergi "Hati-hati kalau pulang!"
Dia memang agak kasar tapi dia orang yang baik dan banyak yang mengaguminya, termasuk aku. Tapi aku agak sedih untuk klub basket sekolah, orang yang menjadi andalan disana harus berhenti karena cidera. Semoga saja mereka bisa segera menemukan orang yang tepat. Tapi aku masih bingung saat Sekai senpai bilang kalau Akashi menghentikannya untuk menawariku pergi ke klub basket. Memangnya dia ada masalah dengan anak OSIS itu? ah sudahlah bukan urusanku.
Setelah berjalan menuruni anak tangga menuju lantai dasar, aku menyusuri lorong yang berhadapan dengan lapangan bola. Disana beberapa anggota sepak bola sedang berlatih. Menurutku musim gugur disekolah menjadi lebih menarik jika melihat mereka bersorak kegirangan tanpa memedulikan udara yang dingin. Namun tiba-tiba suara piano yang bergema di sekitar lorong membuatku tertarik.
Bukankah seharusnya latihan musik sudah selesai? apakah ada siswa yang latihan untuk pertunjukan seni sampai jam segini? Yang aku tahu mereka hanya berlatih sampai jam empat sore saja.
Rasa penasaranku bertambah saat yang terdengar adalah lagu sedih berjudul "Ikanaide" yang bercerita tentang seseorang yang ditinggal pergi oleh kekasihnya. Aku ingin melihat siapa yang memainkannya tapi mengurungkan niatku yang mungkin menggangunya. Aku berusaha untuk menekan rasa penasaranku dan terus berjalan pulang sambil menikmati alunan suara piano itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
I Play This Piano For You
FanfictionAlunan piano berputar meniti kisah tentang kehidupan manusia. Kisah-kisah tentang cinta, perpisahan, keraguan, kesedihan, kemarahan, penyesalan dan sebagainya. Alunan itu tidak hanya bisa dirasakan penciptanya tapi juga orang lain. Beberapa orang mu...