BAB 16 : relate

794 87 13
                                    


Segera setelah kami mendarat di Indonesia, tidak ada kata istirahat sejenak untuk aku dan Ali. Karena setelahnya Jhonny langsung menghubungi Ali dan memberikan informasi bahwa kami harus bertemu dengan salah satu partner bisnisnya yang akan mensposori acara charity perusahaan minggu depan. Tepat hari dimana Kheitan mulai memasuki umur pra sekolah.

Keluar dari area bandara sebuah rangerover putih sudah menunggu kami siap untuk menjemput. Dengan Jhonny di kursi kemudi dan seorang wanita yang terlihat sekali darah campurannya disampingnya.

Ali membuka pintu penumpang dan mempersilahkan aku masuk, dengan Kheitan yang sedang tertidur digendongkanku. Lalu ia dibantu Jhonny memasukkan koper kami ke bagasi.

"Hai Talita, apa kabar?" Sapaku kepada calon istri Jhonny yang segera setelah aku duduk nyaman di kursi mobil ini langsung menatap Kheitan dengan mata berbinar.

"Baik kak, kakak sendiri gimana?"

"As you see. Selalu bahagia kalau lagi sama Kheitan." Jawabku dengan senyuman.

"Aku udah lama banget pengen ketemu Kheitan kak, cuma lihat lewat foto makin bikin aku pengen cepet ketemu."

Talita terlihat begitu tertarik dengan Kheitan. Bahkan sekarang badannya sudah sangat condong ke arahku, kedua tangan gadis ini sepertinya gatal sekali untuk menyentuh Kheitan.

Aku jadi merasa gemas sendiri, dasar calon pengantin.

"Hei babe, itu anaknya lagi tidur kamu duduk yang bener kenapa sih."

Tidak sadar ternyata Jhonny dan Ali sudah selesai memasukkan koper, mesin mobil dihidupkan dan kami pun mulai berjalan meninggal kan area airport.

"Ih iya maaf ya kak Illie, abisnya aku excited banget liat Kheitan. Hehe."

"Gapapa kali Jhon, calon istri nih mungkin mau siap siap buat anak lo nanti."

Ali terkekeh mendengar ucapanku. Aku menatapnya bertanya.

"Jhonny mah ga bakal mau bun, sama bayi aja takut dia."

Hah yang benar? Unexpected sekali Jhonny ini.

"Iya kak bener kata Mr. Ali pacarku ini engga mau punya anak dalam waktu dekat. Katanya mau kerja dulu cari uang yang banyak."

Talita jadi secara tidak langsung curhat, aku bisa melihat tatapannya yang berubah sendu lewat pantulan kaca mobil.

"Mungkin Jhonny mau nyenengin kamu dulu tal, pengen berdua dulu sama kamu."

"Iya tal bener kata bundanya Kheitan, Jhonny berani ngelamar lo tuh mikirnya se abad dulu persiapan nya gak main main, secinta itu sama lo."

Jhonny yang sedari tadi jadi bahan pembicaraan hanya diam tenang menyupir. Sedangkan Talita yang di samping nya sudah salah tingkah saja.

"Are you sure honey?"

Jhonny menoleh ke arah Talita sejenak, lalu memberikan senyum tipis dan kembali mengalihkan tatapannya ke arah jalan. Membuat Talita lagi-lagi menekuk garis senyumnya kebawah.

"Tal, gak perlu khawatir. Usahaku 7 tahun kebelakang itu cuma untuk memantaskan diri buat kamu. Apapun yang bikin kamu bahagia aku usahain yang terbaik."

Astaga.

Aku tidak menyangka kata-kata itu akan keluar dari mulut seorang Jhonny.

"Love you babe!"

Talita bahkan langsung bahagia seketika. Sedikit condong ke arah Jhonny lalu memberikan kecupan singkat padanya.

Hmm untung saja anakku sedang tidur.

Aku menoleh ke arah samping kananku, sejak beberapa menit lalu Ali diam saja ternyata ia tertidur. Pantas saja, Ali pasti sangat lelah karena banyak berkegiatan dengan Kheitan saat di Aussie kemarin.

"Illie, lo tidur aja ntar kalo dah sampe rumah gue bangunin."

Jhonny melirikku dari kaca spion mobil, aku pun mengangguk lalu segera menyusul Ali untuk berustirahat sejenak.

***

Tepat pukul 5 sore hari barulah mobil Jhonny terparkir rapi di basement gedung perusahaan Ali. Kami ber empat turun dan segera memasuki lift untuk menuju ke atas, lantai 4 tempat divisi pemasaran bekerja.

Tentu saja Talita ikut dengan kami, bahkan setelah beberapa jam tadi sempat mampir ke rumah Ibu dan Ayah untuk menitipkan Kheitan. Dia kan salah satu EO yang digaet Jhonny untuk acara charity perusahaan minggu depan.

Yah kalau itu bisa menghemat pengeluaran dan membuatnya bisa bekerja sambil melihat calon istrinya lebih sering, kenapa tidak?

Aku sebenarnya lumayan kaget saat mengetahui fakta bahwa Talita punya perusahaan EO yang masuk jajaran list terbaik se Indonesia. Bahkan juga seringkali handle project luar negeri yang sudah tidak main-main lagi skalanya. Tentu saja melihat dia sebagai career woman yang sukses agak menggelitik hatiku. Tapi kembali lagi, aku tidak menyesal telah merelakan masa ini untuk menjadi Ibu yang baik bagi Kheitan, urusan bekerja aku bisa mendapat kan itu kapan saja.

Kembali ke kegiatan kami hari ini, rapat yang kukira akan berjalan dengan sangat formal ini ternyata malah terlihat seperti ngobrol sore biasa. Usut punya usut sponsorship untuk acara charity kami ini ternyata masih satu bagian dari keluarga Ali. Dari pihak Ayah, yang kudengar dari percakapan singkat kami ia adalah pengusaha muda juga sama seperti Ali. Tapi menjalankan bisnis di bidang yang berbeda. Kalau Ali menjalankan bisnis kuliner dan periklanan, pengusaha muda yang namanya Rasya Adinata ini bergerak di bidang IT. Rencananya ia akan mengenalkan sebuah produk teknologi baru yang dapat digunakan untuk menunjang fasilitas bagi seorang difabel.

Yah aku tidak paham dengan produknya karena hari ini mereka hanya ngobrol tentang bagaimana charity akan di adakan karena acara tersebut akan menjadi titik besar bagi Ali untuk memperkenalkan Kheitan. Segala keputusan yang ia ambil sejak dahulu, tentang impact yang akan terjadi setelah banyak orang tahu tentang eksistensi Kheitan.

Tidak semuanya akan menerima Kheitan seperti aku.

Tidak semuanya akan menyayangi keberadaannya seperti orang tua kami berdua.

dan

Tidak semuanya akan memandang hal ini baik. Tapi aku berani mendukung Ali sepenuhnya, cita-citanya dari dulu untuk memperkenalkan Kheitan pada dunia.

Jadi acara charity yang sekaligus bersamaan dengan ulang tahun Kheitan yang ke 5 minggu besok ini, aku harap semuanya berjalan lancar. Apapun dampak setelahnya aku dan Ali akan tetap menghadapi semuanya bersama.

Apapun itu, demi Kheitan kami.

"Oke deh, gue makasih banyak udah dikasi kesempatan buat lebih memperkenalkan perusahaan dan produk gue di acara lo, semoga semuanya lancar."

Rasya menutup obrolan kami yang ternyata memakan waktu setengah jam dengan salam dan pelukan kepada Ali dan Jhonny. Lalu bersalaman dengan aku dan Talita.

"Senang kenal dengan kamu Illie, terimakasih untuk menerima Ali apa adanya."

"Senang juga tahu kalau Ali punya saudara yang supportive sekali seperti kamu Rasya. It's really nice to know you."

Setelah itu acara kami selesai, Rasya pulang bersama rekan kerjanya yang lain. Jhonny mengantarkan Talita pulang, sedangkan aku dan Ali memilih untuk stay dan melaksanakan sholat maghrib. Baru kami segera pulang untuk menjemput Kheitan.

Aku berharap minggu depan akan menjadi hari baik kami.

[To Be Continued.]

Beautiful FeelingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang