"Aku memutuskan buat mengadopsi Keithan dua tahun kemarin. Jauh sebelum aku tau Mama sama Papa merencanakan perjodohan kita. Aku ketemu Keithan di salah satu event kemanusiaan di Aussie. Long story short, aku jatuh hati lihat dia. Orang tuanya meninggal karena kasus perampokan di sebuah cafe, dan polisi menyatakan Keithan adalah satu-satunya korban selamat."Air mata mulai menetes dari kedua bola mataku. Untung saja kami berada di private room, jadi tangisanku tidak mengundang tatapan banyak orang direstoran tersebut.
"Keithan umur berapa waktu perampokan itu?"
"6 bulan, ibunya nyembunyiin Keithan di kardus bekas tepung yang ada di dapur cafe itu waktu para perampok itu menyandra 2 orang karyawan cafe dan 4 pelanggan termasuk Ayahnya Keithan. Selanjutnya adalah semua orang tertembak begitu juga ibu Keithan, dan perampok itu kabur. Untungnya polisi bisa nangkep dan mereka dihukum penjara seumur hidup."
"Jadi selama ini Keithan tinggal dimana?"
Itulah pertanyaan terbesar yang ada dikepalaku saat Ali menceritakan tentang kisah hidup Keithan yang begitu menyedihkan. Selama proses pendekatan kami aku bahkan tidak pernah melihat satu pun barang yang berhubungan dengan bayi atau anak kecil sekalipun disekeleling Ali.
"Keithan tinggal di salah satu daycare dekat rumah kita. Do you know sunshine daycare?"
Aku mengangguk lalu mengambil tisu di dalam handbag ku untuk menghapus air mata yang sedari tadi turun di kedua pipiku.
"Jadi Keithan tinggal di daycare karena kamu takut Mama sama Papa tau tentang dia?"
"Iya, waktu di Singapore aku tinggal serumah sama Keithan, pagi aku antar dia ke daycare dan ketika pulang kuliah aku jemput dia dan kita main bareng entah itu dirumah ataupun keluar sekalipun. He's been my son since a long time."
"A-aku gatau harus gimana Ali, I just want to see him right now. Can you take me to him?"
Ali mengangguk senang mendengar permintaanku, kami pun segera berjalan meninggalkan restoran menuju sunshine daycare tempat Keithan berada. Dan dari perjalan tersebut pun Ali tidak berhenti menggenggam tanganku dan menyalurkan kehangatan disana.
"Jujur aku nggak nge expect sama sekali respon mu bakal begini Prilly, aku kira kamu bakal marah dan kecewa banget sama aku karena nyembunyiin ini dari lama. Aku bahkan siap buat kasih seribu alasan buat mertahanin pernikahan kita yang baru satu hari ini misal aja kamu minta cerai."
Aku sedikit tertawa mendengar ungkapan Ali. Aku tau dia ingin menghiburku dengan gaya humornya yang aneh itu. Karena sedari tadi mataku tidak berhenti mengeluarkan air mata bahkan sampai kami datang di sunshine daycare.
"Kamu siap?"
"Nope, gimana kalo Keithan gak suka aku?"
"Keep calm, aku udah dari lama kasih pengertian ke Keithan. Kalo dia bakal punya mama dalam waktu dekat. And here you are, coming as his mother."
"Are you sure?"
"Absolutely. Take a deep breath and let's go."
Aku pun mengikuti Ali dari belakang menggenggam tangan suamiku erat-erat. Tak bohong kalau sekarang aku memang cemas bukan main, takut sekali kalau Keithan tidak ingin menerimaku sebagai Ibunya.
Lagian, hey siapa yang tidak nervous jika di tempatkan pada posisiku?
Pernikahan belum genap dua hari tapi sudah di hadapkan dengan semua ini.
"Aku masuk dulu oke, kamu tunggu disini."
Ali melepaskan genggaman kami, lalu masuk ke dalam rumah dengan cat bernuansa putih tersebut. Terlihat sebagai rumah yang begitu hangat. Aku hanya memutar pandangan mataku mengamati bangunan rumah ini, sampai Ali keluar dengan seorang anak laki-laki yang ada digendongannya.
"Hey hero, ayo kenalan sama mama Prilly."
Aku seketika tersenyum melihat Keithan yang terlihat jauh lebih lucu dibandingkan yang ada di foto. Rasanya aku ingin langsung memeluknya dengan erat.
"Halo Keithan, ini mama." ucapku sambil melambaikan tangan padanya.
Matanya yang kecil itu pun membulat melihatku, lalu tangannya mulai bergerak untuk membalas lambaian tanganku.
"Mama Illie."
Kini giliran aku yang membulatkan mata, tak menyangka dengan apa yang diucapkan Keithan barusan. Rasanya mataku yang tadi mulai mengering akhirnya memanas lagi, merasa terharu dengan apa yang terjadi di depanku sekarang ini.
"Mama Illie, Mama Illie." ucapnya sekali lagi sambil mengulurkan kedua tangannya kepadaku.
Aku pun segera mengambil alih Keithan dari gendongan Ali. Memeluknya dan menepuk punggungnya pelan-pelan.
"Iya Keithan, ini mama, ini mama Illie."
"Keithan senang punya Mama Illie?" Tanya Ali
"Yayayayaya."
Walaupun tidak jelas aku bisa merasakan bawha Keithan menerimaku dengan baik, dan aku sangat bersyukur akan hal itu. Mulai detik inilah aku menanamkan pada diriku sendiri untuk berkomitmen menjadi ibu yang baik bagi Keithan juga istri yang baik untuk Ali. Aku ingin memberikan lingkungan keluarga yang harmonis untuk Keithan hingga ia besar nanti.
"Kamu senang?"
Aku menatap Ali dengan posisi masih menggendong Keithan yang mulai mengistirahatkan kepalanya dilekukan leherku.
"Senang banget, makasih banyak Ali. Kamu beneran kasih aku kebahagian hari ini. Love you much."
Ali tersenyum mendengar penuturanku hingga ekspresi wajahnya mulai berubah.
"So you said you love me now?"
"Yes, i love you, i will."
Kami pun memutuskan untuk membawa Keithan tinggal bersama kami. Untuk urusan orang tua, kami pikir itu bisa di urus esok hari. Setelah mengurus beberapa administrasi di sunshine daycare, Ali pun segera membawa kami, aku dan Keithan untuk pulang kerumah. Ada banyak hal yang harus aku pelajari mulai sekarang, merawat Keithan untuk kedepannya memang tidak mudah tapi aku yakin aku mampu melakukannya.
Keithan adalah miracle yang diberikan Tuhan untuk menjadi tanggung jawabku dan Ali, ia akan menjadi bagian dari keluarga kecilku dan Ali mulai hari ini. Menjadi jagoan kecil di keluarga Ferdinand dan anak laki-laki kesayangan seorang Illie Alleira. Keithan akan selalu menjadi bagian dari segala keputusan di hidupku mulai sekarang.
Welcome to the family, Keithan!
[To Be Continued.]
KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful Feeling
Hayran KurguPrilly dan Ali tidak pernah mengira bahwa ketika Tuhan memutuskan sebuah takdir untuk memberi mereka kesempatan berupa anugerah dalam merawat seorang anak dengan keunikan yang luar biasa. "Kheitan beda sama temen-temen yang lain ya pah?" "Jagoan ter...