mata yang berpijar disetiap tawa
membuyarkan syair-syair yang tercerentang didalam lembaran dan tinta
senyum yang mempesona mata
selalu menggoda tuk mendalaminya
tawa dan nada bicara yang berapi-api
seakan mengajak menari,
bersama-sama
kau lemah dan kuat dengan bersamaan
menguatkanku, melemahkanku di hati terdalam
perlakuanmu tak lembut seperti beludru
tapi yakin dan hatimu memberitahuku
rupamu tak semanis putri cendana
tapi tutur bahasamu mengalahkan madu
kala itu, tiap detiknya masih kurasa
kala itu tiap jamnya masih ku dengar
canda tawamu
meski cuma sekedar kalimat ambigu yang masuk di layar hapeku
kala itu masih ku sempat dengarkan kata cintamu
kala itu....
waktu kini tlah berputar
tanpa sadar kau telah ku lempar
jauh hingga tak ku duga jaraknya
tanpa sadar kau telah ku buang
hingga aku tak tahu dimana ruang yang tersisa waktu itu
ku tahu aku bersala
ku tahu aku tak bisa mengalah
dan kau tahu cuma kau yang terbersit disini
diruang ini
separuh isi hatiku,
dirimu
hanya saja,
aku terlalu bodoh melakukan itu,
kau kubuang tanpa perasaan
hingga aku yang menelan karma
hingga membekam gejolak yang ingin ku redam
namun tak mampu.
terinspirasi dari kisah cinta "jembatan gantung" ala temenku yang pada gesrek, pada egois, yang enggak mau ngakuin isi hatinya.
dan akhirnya kayak di novel-novel dan sinetron, ditinggal tunangan baru deh tau rasanya kehilangan.
hayo-hayo... yang ego-nya tinggi (kayak yang nulis juga) turunin kadarnya 5% aja... coba ngomong lagi dari hati-ke hati... jangan nyesel kaya temenku...
makasih yang udah koment dan baca...
maaf baru nulis pendek karena dikejar kewajiban dari Dosen yang baiknya minta ampun
KAMU SEDANG MEMBACA
TINTA JELAGA (antologi puisi)
Poetrykumpulan puisi dan tulisan tangan dari orang awam yang mencoba memelencengkan isi hatinya ke dalam sebuah terusan tinta. hanya orang yang mengerti dan ingin mencoba mengertilah yang bisa mengerti Buku antologi puisi ke dua Agatha Ardea