part 65

632 73 16
                                    

"Keadaannya gimana dok?." Mark.

"Lumaya parah, bagian tengkuknya harus dijait, lalu tulang keringnya retak sedikit, kami harus lakukan operasi, oleh karena itu kami butuh izin wali pasien untuk mengoperasinya dan untuk administrasinya, kira2 apakah ada walinya yang datang kesini?."

"Astaga separah itu, padahal dia keliatan baik2 aja lo, dimobil juga sempet ngereceh dia." Jeno.

"Tuh Mark jangan gampang percaya sama Nindi, dia jago sembunyiin kesedihan dan kesakitannya, lo harus pinter pin--

--haloOOoo ini saya tanya loh, kok malah diskusi sendiri2 sih, walinya mana ini, pasien nungguin lo."

"Eh maaf2 dok, saya masi shook soalnya, iya saya suaminya dan mengizinkan dokter mengoprasi istri saya, jadi saya mohon lakukan yang terbaik ya dok berapapun biayanya." Mark.

"Oh oke tanda tangan disini, gak usah lebay kamu, istri kamu bakal baik2 aja, orang cuma jait dikit supaya darahnya berhenti mengalir."

"Oh okedeh dok." Mark.

"Dokter mah gak peka, Mark itu pengen mendaramatis kek di sinetron suara hati istri." Haechan.

"Chan keluar!!." Mark.

"Aduhh mulai deh nakutinnya." Haechan.

"Udahlah turutin Mark." Jeno.

"Yo yodah gua keluar." Haechan.

Beberapa jam kemudian

"Gimana dok istri saya?." Mark.

"Operasi berjalan lancar, saat ini pasien masi terpengaruh obat tidur jadi baru beberapa jam akan bangun, saya permisi dulu yaa, keluarga boleh menjenguk tapi dibatasi jangan melebih 5 orang yang masuk."

"Oke dok." Mark langsung ngacir aja masuk.

"Astaga sodara gua pucet amat." Chenle.

"Le mama sama papa jangan sampe tau ya,  biarin ortu gua sama mertua liburan biar gak pikiran, lagian gua juga takut ngadepin mereka kalo sampe tau anaknya kayak gini gara2 gua, cih pecundang banget gua." Mark nunduk.

"Gua gak akan kasi tau kok hyung, tapi lo juga gak bisa salahin lo sendiri sih, ini bukan salah lo." Chenle.

"Nindi udah jadi tanggung jawab gua sekarang le, jadi kalo ada apa2 sama Nindi, gua yang salah." Mark.

"Yaudah hyung jadiin ini pelajaran buat kedepannya." Chenle.

"Hmm, oh ya anak dreamis pada kemana?." Mark.

"Pada jajan dikantin Rumah Sakit, kasian gua ngikut kesana kemari ke rumah lo, ke rumah mama, nyari Nindi ke Perum yang terbengkalai, ke bekas pabrik kos--

--ishhh berisik amat si." Nindi.

"Eh yang udah bangun!! Sttt gak usah ngomong dulu istirahat aja yah yang." Mark.

"Lebay amat." Nindi.

"Ya aku gak mau kamu kenapa---

--cih males ah gua jadi nyamuk, keluar aja udah gua mau nyusul dreamis." Chenle.

"Eh eh le, nih uang buat ganti jajannya nak dreamis di kan--

--gak usah, gua aja yang bayar, BAYH." Chenle.

"Dih kebiasaan dah sukanya hambur2in duit." Mark.

"Kok kamu diem aja yang cuma kedip2 aja?? Kamu gak papa kan yang?." Mark.

"Ishhh yang nyuruh diem siapa?." Nindi.

"Eh iya, kamu laper gak?." Mark.

"Pengen odading mang oleh." Nindi.

      IM A BAD GIRL || Marklee [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang