2 Hours In The Hell With You (3)

911 157 15
                                    

Ketika Tsukishima kembali dengan dua kantong plastik di tangan, Kuroo tengah duduk di sofa dan menatap layar ponselnya lekat-lekat. Seolah dunianya tersedot ke dalam benda kecil itu. Suara langkah Tsukishima tidak menganggunya sama sekali. Sampai akhirnya ketika kantong plastik itu disimpan di atas meja, barulah lelaki yang sekarang rambutnya turun itu menengadah.

"Kau darimana saja?" tanya Kuroo menatap wajah Tsukishima sembari menyisir rambut hitamnya ke belakang kepala.

"Minimarket di lobby." Tsukishima duduk di samping Kuroo dan menyalakan televisi di depan mereka. Sebuah film barat lawas yang Tsukishima sendiri tidak tahu apa judulnya, tetapi itu lebih baik daripada sunyi.

"Kau banyak membeli makanan. Keberatan kalau aku ambil ini?" Kuroo mengambil sepotong  strawberry shortcake kesukaan Tsukishima. Sejujurnya Tsukishima ingin sekali memakan kue itu.

"Makan saja."Tsukishima membuka kantong plastik kedua dan membawa icebag beserta lima cup es batu yang ia beli. "Kuroo-san, kompres lebammu menggunakan ini."

"Eh?" Kuroo menatap icebag yang sudah terisi itu. "Ah, kau lihat lebam tadi?" suara renyah Kuroo muncul.

"Tidak sengaja," Tsukishima membenarkan letak kacamatanya, "sudah ambil saja, sebagai ucapan terima kasih karena sudah mengembalikan ponselku."

"Hahaha... Ternyata kau memiliki sisi baik ya," Kuroo mengambil icebag tadi dan menyimpan di pundaknya. Lalu bersandar agar icebag itu terhimpit dan tidak bergerak dari posisinya.

"Aku memang baik."

Hening. Mereka sibuk dengan kegiatan masing-masing. Kuroo dengan kuenya dan Tsukishima dengan film barat lawas yang lama-lama membosankan. Tangannya meraih sebotol teh hangat, meminumnya dan kembali menonton. Kegiatan itu ia lakukan meskipun sebenarnya tubuh dan pikirannya sudah sangat lelah.

Tetapi kelihatannya Kuroo masih belum mengantuk sama sekali. Rasanya takut jika ia tertidur duluan. Kepercayaannya kepada Kuroo masih belum terlalu besar, curiga masih ada setiap kali Kuroo bergerak.

Ponsel Kuroo menyala, dengan gerakan cepat -sangat cepat, Kuroo mengambil benda itu dan menatapnya penuh harap. Tak lama kemudian ekspresinya layu dan dia melempar ponsel itu sampai ujung meja. Ekspresi kesal tak bisa Kuroo sembunyikan, efeknya Tsukishima penasaran meskipun ia tahu bukan kapasitasnya untuk bertanya hal tersebut.

"Dari temanku," ujar Kuroo dengan nada menggoda.

"Hah?"

"Wajahmu terlihat sangat penasaran," suara tawa pelan Kuroo terdengar di akhir kalimat. "Temanku dari Tokyo menanyakan kondisiku, jangan memasang wajah curiga."

"Aku tidak memasang wajah curiga," Tsukishima salah tingkah karena ketahuan mencuri-curi pandang ke arah Kuroo. Segera ia menyenderkan tubuhnya dan terfokus kembali ke layar televisi. 

"Terlihat jelas loh."

"Berhenti menatapku," protes Tsukishima. "Sana kembali tatap layar ponselmu."

Kuroo tertegun sesaat. Senyumnya memudar perlahan dan cahaya matanya meredup. "Kebiasaanku, maaf jika itu menganggumu."

"Aku tidak bilang itu menganggu, kan?" mendengar suara sayu dari Kuroo membuatnya bersemangat untuk menggoda lelaki itu. Tetapi ketika ia melihat ekspresi murung Kuroo, ia urungkan niatnya. "Apa aku menyinggungmu? Maaf, aku tidak tahu."

"Tidak apa-apa, memang sudah sewajarnya kebiasaan itu dihilangkan." Tubuhnya yang bersandar semakin merosot. 

"Banyak manusia belakangan ini yang kecanduan ponsel, jadi kupikir kebiasaanmu itu cukup normal."

About Last Night (KuroTsuki Haikyuu Fanfic)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang