03 - Pulang Bareng

60 36 69
                                    


"Kalian semua keluar, gue mau ngomong sama Ara," ujar Alvian dingin.

"Awas lo apa-apain temen gue!" bentak Nesya lalu keluar bersama Devan.

"Mau ngomong apa?" Ketus Ara tanpa melihat Alvian yang sedang duduk di sampingnya.

"Ga mau ngomong apa-apa." Ara mengernyit heran mendengar perkataan Alvian.

Terus lo ngapain ke sini?!

Alvian mengambil bubur yang ada di nakas menggunakan tangan kirinya. "Itu bubur gue!" Teriak Ara.

Tidak mengubris perkataan Ara, ia lebih memilih membuka bungkus bubur tersebut lalu mengambil sesendok bubur dan menyodorkan ke mulut Ara.

"G-gue bisa makan sendiri."

"Tangan lo sakit, biar gue suapin. Gak ada penolakan."

Luka doang, bukan patah! Masih bisa digerakin.

"Luka kecil doang, gue bisa ma-"

"Nurut!" Bentak Alvian, membuatnya mau tidak mau menuruti perkataannya. Ara membuka mulutnya dengan muka masam. "Nah gitu dong," ujar Alvian dengan senyum yang mengambang.

"Gue tau gue ganteng," ujar Alvian saat melihat Ara yang terdiam memandangnya.

"Kepedean lo!" Kata Ara berbohong pada dirinya. Ya, sekarang ia mengakui ketampanan seorang Alvian Bagaskara Ivander. Produk keluarga Ivander memang tidak pernah gagal!

Alvian kembali menyodorkan sesendok bubur, "Makan lagi." Ara segera membuka mulutnya dengan senang hati.

Iyasih, tadi Ara nolak bubur karena ga laper. Tapi Ara tarik ucapan itu! Ini bubur ter-enak yang pernah Ara makan.

Ara makan dengan lahap hingga tak tersisa. "Laper ternyata," ujar Alvian disertai kekehan kecil, Ara dengan cepat menggeleng."Gue makan karna lo paksa!" Bohongnya.

Ara tuh orangnya gengsian, apalagi sama cowok. Ga ada obat pokoknya!

"Terserah."

"Tirsirih."

Alvian menaruh bungkus bubur di nakas. "Nanti pulang sama gue," kata Alvian sambil menatap Ara yang sedang memainkan ponselnya.

Lumayan, main hp di UKS.

Ara dengan cepat menoleh, "Hah?!"

"Lo pulang sama gue!" Teriak Alvian tepat di telinganya.

"Gue denger anjing!" Kalo bukan kakak kelas, pasti sudah Ara tampol! "Gue gak mau," lanjutnya.

"Gue gak nerima penolakan," ujar Alvian lalu memainkan ponselnya di samping bankarnya.

Ara berdecak malas, dalam hati ia sudah mengumpat pada Alvian lebih dari 15 kali.

Ara menatap Alvian dengan sebal. "Lo ngapain disini terus? Keluar," Ujar Ara pada Alvian yang asik bermain game yang lagi hits.

"Gara gara elo gue mati bangsat!"

Ara menatap Alvian heran, "Hubungannya sama gue apa?! Lagian lu tau si merah masuk vent kenapa lu deketin?! Begoo!!"

"Gue gak tau cara mainnya!" Ujar Alvian lalu menatap Ara dengan tatapan ingin tahu. "Lu kenapa liatin gue main?"

"Y-ya—lu kenapa main deket gue?!"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 09, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Bad Girl  (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang