Bagaimana mungkin keputus asaan seolah menguasai perasaan yang terus terombang-ambing oleh keadaan?
Membisu bahkan terdiam tak bergerak dikala senja memaksa bulan untuk naik singgasana menggantikan matahari yang sejujurnya masih menjadi inti dari segalanya, seluruhnya.
Fatamorgana dalam kehidupan yang fana, menjanjikan sebuah kebahagiaan semu pada insan yang telah bertemu,
menyisakan luka pedih dalam hati tak berperisai
Menertawakan kenyataan yang berujung penderitaanSemesta, ya semesta telah mempermainkan jalan hidup kita semua.
•••
Pergolakan antara jiwa dan raga masih berlanjut. Pria yang disebut-sebut tuan Kim itu mengeratkan gigi gerahamnya, ia kesal. Sangat. Namun salah satu kawannya menahannya saat ia ingin mengeluarkan revolver dalam saku jaket kulitnya.
"Tahan sebentar, kita harus dapat jawaban siapa yang menyuruhnya, baru kau bisa membunuhnya,"
"Baiklah." Tongkat baseball yang semula tergeletak kini bahkan di hadapkan langsung pada pria setengah psikopat yang bahkan tak berhenti tersenyum meski awalnya ia terlihat begitu ketakutan. Namun mengingat siapa pria di hadapannya saat ini, seolah ketakutannya sirna, hilang seketika.
Benar-benar phsycho.
"Wae? Kau tidak jadi membunuhku?" tanya sang target menjadi lebih berani, tentu saja untuk memancing emosi Kim yang awalnya sempat tertahan mengingat ia sama sekali belum mendapatkan jawaban atas apa yang seharusnya ia ketahui, kini justru terlihat terpancing dan segera ingin menyelesaikannya.
"Bajingan!" Ia memukulkan tongkatnya pada tubuh phsycho yang kemudian meringis kesakitan, namun setelahnya ia kembali tersenyum simpul yang membuat pria Kim semakin tidak tahan untuk membinasakannya.
"Kumohon, jangan gegabah. Tahan amarahmu." Dengan sedikit khawatir, kawannya terus meredam amarah memuncak dari sang pria Kim.
"Hyung, berhenti menahanku. Karena kini aku tak membutuhkan rasa kemanusiaan untuk binatang sepertinya!"
"Kau akan menyesal jika melakukannya sekarang!"
"Aku sudah tak peduli."
"Jika kau terus tersulut emosi, tentu kau akan tahu mengenai konsekuensinya. Pikirkan matang-matang tindakanmu."
"Tenang saja hyung, aku masih memiliki otak yang masih bekerja dengan baik."
Setelahnya ia mengeluarkan revolver dari balik jaketnya, "Aku akan memberimu satu kesempatan lagi untuk menjawab pertanyaanku," Taehyung sedikit menunduk sembari menyeringai, "Katakan setidaknya 1 kalimat terakhir."
Pria yang awalnya sempat menyepelekan pria di hadapannya ini sedikit tertegun dengan kalimat terakhir dari sekian banyak dialog yang dilontarkan untuknya, sedikit menelan ludah kasar namun ia masih kekeh terhadap pendiriannya, "Kau boleh membunuhku, dan kau akan hidup dalam penyesalan seumur hidupmu."
"Terimakasih atas kalimat terakhir anda tuan, sesuai keinginan anda. Malaikat maut akan menjemputmu dalam waktu 10 detik dari sekarang. Satu, dua, tiga..."
"..empat, lima, enam, tujuh,"
"..."
DORR
KAMU SEDANG MEMBACA
[DARK SERIES] NIGHT - KTH
Fanfic[Follow first] Warn! rate-M. Scenery, Winter Bear, dan Sweet night. Kau mau membuatku jatuh seberapa dalam lagi? Sedalam milikmu yang tertanam dalam milikku? Atau sedalam rasaku yang kau buang percuma bersamaan dengan benihmu yang tak berdosa itu? U...