Maaf jika banyak typo!!
Aku harap kamu yang akan menggantikan posisinya sebagai lelaki yang menyanyangiku. Dengan tulus.
***
kayra, Ratna, Dini dan teman-teman mereka, termasuk Risa, Kevin, Afthar dan juga Raihan berada di Tempat Pemakaman Umum dengan pakaian serba hitam. Kini mereka hanya bisa menyaksikan jasad Hendra masuk ke liang lahad. Kayra tak henti-hentinya menangis membuat matanya sembab, Risa berusaha menenangkan Kayra dengan mengusap pundaknya.
Setelah semua selesai. Sekarang yang bisa Kayra lihat hanyalah gundukan tanah dan lisan bernama Ayahnya. Kayra berjongkok mengusap lisan itu, Dini menaburi bunga di atas gundukan tanah begitupula dengan Ratna.
"Maafin Kayra ya pah, Kayra belum bisa menjadi anak yang berbakti, Kayra cuma bisa bikin papa susah," lirih Kayra.
"Kayra nyesel jadi anak nakal, Kayra janji enggak akan bikin Bunda sedih, Kayra janji enggak akan bikin Bunda khawatir karena Kayra pulang larut malam, hiks," isaknya masih setia menangis. Afthar ikut berjongkok di samping Kayra, mengusap pundaknya.
"Jangan sedih lagi ya, Ra, kita semua ada disini, kita sayang sama lo sebagaimana bokap lo sayang sama lo," Ucap Afthar menenangkan Kayra.
"Iya, Ra, kita semua sayang sama lo, lo jangan sedih ya, ikhlasin bokap lo, dia pasti bahagia disana," ujar Kevin. Kayra hanya mengangguk sebagai respon.
Afthar membantu Kayra berdiri, lalu mereka semua meninggalkan pemakaman.
***
Kevin, Risa dan Raihan, berpamitan untuk pulang. Tetapi Afthar masih setia menemani Kayra yang sedang melamun di balkon kamarnya.
"Ra,"panggil Afthar lembut.
"Gue lagi gak mimpi kan, Thar?" Tanya Kayra dengan pandangan lurus kedepan. Afthar hanya menggeleng kepalanya lirih.
"Papa benaran pergi ninggalin gue? Selamanya? Papa sayang gue gak si? Kok papa tega tinggalin gue."
"Ra, semua makhluk di dunia termasuk manusia, pasti akan kembali pada sang pencipta."
"Sekarang gue tanya sama lo, lo sayang sama bokap lo?" Tanya Afthar menatap Kayra lekat, lalu Kayra menganggukkan kepalanya lirih.
"Lo mau bokap lo bahagia kan? Lo ikhlasin ya, supaya bokap lo tenang disana," Kayra menatap Afthar yang tersenyum padanya, lalu ia pun ikut tersenyum sambil menganggukkan kepala.
"Gue berusaha ikhlas."
Afthar tahu apa yang Kayra rasakan sekarang. Ia menarik tubuh Kayra lembut ke dalam pelukannya, Kayra mematung, perlahan tangannya membalas pelukan itu. Menangis tak bersuara, Kayra mengeratkan pelukannya pada Afthar.
nyaman, di peluk sama lo berasa di peluk sama papa -batin Kayra.
Afthar menguraikan pelukannya, mengusap lembut pipi gadis yang tingginya hampir sama itu dengan ibu jarinya, "jangan sedih lagi ya, gue ikut sedih kalau lo sedih," Afthar menampilkan wajah sendunya, Kayra tertawa kecil melihatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Dalam Diam [Hiatus]
Teen FictionTetap diam atau ungkapkan? Rasanya sulit untuk Kayra jelaskan. Jika di ungkapkan, Kayra tidak siap dengan jawaban Afthar. Jika tetap diam, sampai kapan ia pendam? Kayra sempat berfikir, apakah Afthar merasakan hal yang sama seperti dirinya? Atau per...