03 |Pulang bareng

38 21 1
                                    

Walau terkadang kau menyebalkan, tetapi kau yang selalu membuat ku merasa bahagia.

***

Posisi Kayra sekarang berada di dalam taksi. Afthar mengikuti taksi yang di tumpangi oleh Kayra dengan motor ninja hitam miliknya. Ia penasaran dengan sikap Kayra yang terlihat panik setelah mendapat telfon.

Taksi Kayra berhenti di depan rumah sakit. Dan Afthar pun ikut berhenti, tetapi agak jauh dari taksi. Lalu Kayra turun dari taksi dan berjalan masuk ke rumah sakit.

"Kayra ngapain ke rumah sakit? Ada yang sakit?" Gumam Afthar. Ia memarkirkan motornya di parkiran rumah sakit lalu ia mengejar Kayra.

Kini mereka berada di dalam rumah sakit, secara perlahan Afthar berjalan mengikuti Kayra yang tak sadar atas keberadaannya. Lalu tiba di depan ruangan yg di pintu bertuliskan *mawar 124*. Kayra masuk ke ruangan itu, setelah Kayra masuk Afthar berjalan menuju ruangan itu dan berhenti di depan pintu.

Afthar mendengar Kayra menangis dan berkata, "Pah, maafin Kayra, Kayra yakin Papa pasti bangun," suara Kayra terdengar bergetar.

"Kalau Papa pergi tinggalin Kayra, terus siapa yang akan menasihati Kayra jika Kayra ada salah, Kayra mohon Pah, Papa pasti bisa bertahan."

Afthar duduk di kursi yang tersedia di depan ruangan, "Jadi bokapnya yang sakit.... Kayaknya parah deh, sampai Kayra nangis gitu," lirih Afthar. Tak lama, kemudian terdengar suara pintu terbuka.

"Ngapain lo disini? Ngikutin gue?" Ya, itu suara Kayra, tanyanya dengan wajah datar dan nada yang dingin. Afthar beranjak dari duduknya dan menghampiri Kayra yang berdiri di depan pintu.

"Gue cuma khawatir sama lo, gak ada maksud lain."

"Lebih baik lo cabut deh dari sini, bukan urusan lo juga 'kan?"

Ceklek

Ratna, ibunya Kayra membuka pintu ruangan. Lalu ia menoleh ke arah Afthar.

"Afthar," Panggil Ratna dengan senyuman. Ratna sempat mengenal Afthar karena Afthar pernah datang ke rumah Kayra untuk mengerjakan tugas kelompok bersama Kevin, Risa, dan juga Raihan, teman dekat Afthar yang pernah satu kelas di kelas X.2. Sekarang Raihan beda kelas dengan Afthar.

Afthar mencium punggung tangan Ratna. "Kamu yang mengantar Kayra kesini?" Tanya Ratna yang hanya di jawab senyuman oleh Afthar.

"Kayra ke sini gak sama dia Bun, dia lancang udah ikuti Kayra dari sekolah Sampai sini," ketus Kayra.

"Kayra, gak boleh gitu, siapa tau dia ada niat baik," tegur Ratna.

"Gak apa Tante, benar kok apa yang Kayra bilang, gak seharusnya saya ikuti dia." Ratna hanya tersenyum.

"Kayra ke toilet dulu," Kayra melangkahkan kakinya menuju toilet, Afthar memperhatikan punggung Kayra yang semakin menjauh.

"Kalau boleh tau, siapa yang sakit Tante?" Tanya Afthar polos setelah Kayra sudah tidak terlihat, padahal Afthar tahu siapa yang sakit.

Ratna berjalan menuju kursi yang ada di depan ruangan dan duduk di kursi itu lalu di ikuti Afthar yang duduk di samping Ratna.

"Sekitar 5 bulan yang lalu, papanya Kayra mengalami kecelakaan fatal yang membuat dia koma, kata dokter kecelakaan itu membuat papanya Kayra cedera otak," ujar Ratna mulai bercerita.

"Semenjak kecelakaan itu, papanya Kayra yang selalu terlihat semangat dan ceria, sekarang dia cuma bisa berbaring di rumah sakit tak berdaya."

"Tante selalu berdoa agar ia bisa membuka matanya dan bercanda seperti dulu lagi, dia yang selalu menenangkan Tante untuk selalu sabar menghadapi Kayra yang sangat keras kepala itu," suara Ratna mulai serak, air mata yang awalnya menetes perlahan kali ini lebih deras.

Cinta Dalam Diam [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang