30 | Perjalanan menuju kota

2.4K 360 54
                                    

Selesai sudah petualangan hari ini !

Tamat sudah petualangan di desa ciputat hari ini. Tetapi readers jangan khawatir karna cerita ini belum berakhir.

Desa ciputat yang tadinya ricuh dengan hal-hal mistis kini sudah tentram dan aman.

"HUAAAAAAAA TUYULKU HILANGGGG HUAAAAA HIKSS...HIKSSS" Laki-laki itu menjadi tak waras akibat dari perbuatannya sendiri, yang tadinya memelihara tuyul untuk menjadikannya kaya raya dalam sekejap.

Berakhir sudah petualangan mistis di desa ciputat, kini desa itu kembali aman tentram dan warga setempat mulai kembali meyakini Allah SWT yang berada di atas segalanya.

"Terimakasih nak, kalian mengembalikan ketentraman di desa ini" Kata Bu Santi menangis terharu

"Sama-sama bu, kami juga berterimakasih banyak karna ibu telah membantu kami untuk informasi keberadaan mbak Desi, sekarang beliau sudah di makamkan dengan layak" Lirih Adira

"Kalau begitu kami harus kembali ke kota, sekali lagi terimakasih bu karna ibu ikut membantu kami memecahkan misteri ini, assalamualaikum" pamit Satya mencium punggung telapak tangan bu Santi, begitupun dengan Adira yang ikut mencium punggung telapak tangan Bu Santi.

"Walaikumsalam, kalian hati-hati di jalan ya" Bu Santi melambai-lambaikan tangannya, begitupun dengan beberapa warga setempat yang ikut mengucapkan terimakasih.

Adira dan Satya sudah berada di dalam mobil, tersenyum lirih pada Bu Santi dan juga warga setempat. Syukurlah keduanya selamat sampai bisa kembali lagi ke kota.

***

Adira dan Satya masih dalam perjalanan menuju pulang.  membutuhkan waktu berjam-jam untuk bisa sampai ke kota.

"Capek? Gantian sini! Gue yang nyetir" ucap Adira

"Kalau sama lu mah segala beban idup juga gak kerasa capeknya dir hehe"

"Dih hahahaa"

"Kenapa ketawa?"

"Gapapa lucu aja, di setiap tempat pasti lo gombalin gue haha! Beyduwey makasih ya sat lo udah nemenin gue mecahin misteri ini"

"Oh gak bisa makasih doang dong"

"Maksud lo?"

Satya menghentikan mobilnya mendadak lalu menatap Adira serius, "Cium" Pintanya sambil menunjuk pada bibirnya

Plak..

Bukannya mendapatkan ciuman gratis malah mendapatkan tamparan, Satya mengusap-usap pipinya yang terasa perih "Anjirrrr dira kurang ajar maen tampar-tampar aja!" Pekik Satya kesal

"Abisnya lo mesum sih. Udah nyetir lagi aja! enak aja lo minta cium-cium gitu"

Satya kembali menyetir, tetapi wajahnya nampak sedikit kecewa.

"Satya lo marah?" tanya Adira memastikan

"Ga"

"Yaelah lo ambekan banget sih!" Satya masih terdiam, ia nampak masih kesal karna Adira menamparnya seperti itu, padahal itu hanya reflek saja, "SATYA IH!!!"

"Apaan sih?"

"Berenti dulu"

Satya segera menghentikan mobilnya, dan.....

CUP!

Adira mencium bibir Satya singkat, membuat Satya melongo tak percaya, Adira sendiri tak mengerti mengapa ia memberanikan mencium bibir Satya seperti itu?

Kini keduanya sama-sama saling melohok, dan beberapa detik kemudian Satya memeluk Adira "I LOVE YOU!" Lirihnya.

"Bosen gue dengernya i lopyu mulu hampir tiap hari lo ngomong gitu sat! Eh iya nanti kita makan baslok pak endang lagi yuk?" ajak Adira

"Gak mau makan di restoran gitu?"

"Gak ah bosen, mau baslok"

"Yaudah nanti kita makan disana sayang"

"Oke bos!"

Baslok Pak Endang memang rasanya nendang, selalu ramai di kunjungi banyak pelanggan terutama Adira dan Satya yang sering kali makan disana.

Baslok Pak Endang memang rasanya nendang, selalu ramai di kunjungi banyak pelanggan terutama Adira dan Satya yang sering kali makan disana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Dir kok bengong kenapa?" tanya Satya saat melihat Adira yang hanya termenung memandang rintikan hujan di luar sana lewat kaca mobil

"Gapapa, gue suka aja mandangin hujan karna bikin adem"

"Mending mandang gua dir lebih adem, kan gua ganteng!" Adira memutar bola matanya malas.

Adira memang suka memandang rintikan hujan, terutama ketika hujan turun deras membuat Adira slalu mengingat masa bersama Satya, sering kali mereka berdua terjebak di bawah rintikan hujan dan saling bertatap seolah mengekspresikan perasaan masing-masing.

"Dir kalau ujan gini inget waktu di hutan ya? hehe"

"Bukan cuman di hutan, kita sering banget kejebak hujan dimana-mana sampe basah kuyup! Dari SMA kayanya lo sama gue harus banget gitu basah kuyup gara-gara air hujan"

"Oh jadi itu sebabnya lu suka mantengin rintikan air hujan? Karna lu inget terus sama gua ya?"

"Gak juga sih! Beberapa orang pasti ada yang kaya gue juga, ngerasa adem setiap kali denger suara rintikan hujan, dan ngerasain sejuknya ketika hujan turun deras"

Satya hanya mengangguk paham saja, seketika suasana hening. Rupanya Adira tertidur, Satya tersenyum lirih memandang wajah gadis di sampingnya lalu mengusap lembut rambut adira.

"Seandainya kita seiman, mungkin kemaren-kemaren gua udah nikahin lu dir" gumam Satya

SIHIR ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang