EPILOG

22 4 0
                                    

"Apa ibu yakin dengan keputusan ini"
"Kenapa? kau ingin tinggal,silahkan tidak ada yang melarangmu"

Begitulah Ibuku,selalu tegas dan keras persoal masalah hidup,yang selalu menyadarkanku dunia tidak selalu berpihak padaku. Dunia memang tidak adil tapi jika kau hidup hanya untuk memprotes tentang ketidakadilan tuhan terhadap umatnya maka kau tidak pantas untuk hidup.

  Aku hanya gadis 17 tahun yang dewasa sebelum waktunya. Gadis yang kurang beruntung karna harus merasakan kejamnya dunia lebih awal dari gadis pada umumnya. Banyak yang bilang aku tidak pintar bersyukur padahal banyak yang lebih parah dari hidupku. Well, aku tidak pernah melihat kebawah untuk meremehkan hidup orang lain hanya untuk menyenangkan hatiku, egois.

Ayahku dan Ibuku bercerai. Sebelumnya ayahku sering hilang entah kemana tapi sejauh apapun ayahku hilang dia tetap akan berpulangan. Tapi kupikir kali ini akan berbeda, Ibuku yang dulu setia menunggu kini memutuskan untuk pergi.

Aku sering patah hati karna laki-laki, tapi tidak kusangka ini akan yang paling parah. Meninggalkan kota halamanku yang menjadi saksi bisu atas perjuanganku melanjutkan hidup. Tapi aku bisa apa, jika dunia memintaku berbalik arah mau tidak mau itulah yang harus kulakukan.

                   --------------------------

"aku akan pindah"
"WHAT ?!!"
Kedua pasang mata itu tertuju padaku. Tuhan sungguh aku tidak sanggup melanjutkan adegan ini.

"iya aku akan pindah, ke kampung halaman ibuku."
"kenapa kau baru bilang sekarang, apa kami tidak sepenting itu."
Lisa si kecil mungil mulai berbicara dengan lirih suara bergetar menahan tangis.

"Melati, sepertinya kau berhutang penjelasan pada kami".Ya, jika kyla sudah angkat bicara siapa yang berani melawan. Tatapannya saja sudah bisa mengintimidasi orang disekitarnya.

"Iya aku tahu aku salah karna baru berbicara mengenai hal ini tapi aku saja sampai saat ini belum percaya dengan apa yang kukatakan barusan. Kalian tahu aku menyayangi kalian, terlalu. Tapi aku tidak akan membiarkan ibuku pergi tanpa diriku. Biarkan aku pergi menemui takdirku selanjutnya"

Dengan sekali tarikan nafas ku luapkan segalanya kepada dua sahabat yang kukenal sejak 3 tahun lalu. Sebenarnya aku tahu situasi ini akan terjadi maka dari itu sejak semalam aku sudah mempersiapkan segala apa yang harus kukatakan.

"apakah kau yakin akan meninggalkan kami ?, apa sudah tidak bisa dipertimbangkan, apaaa-?"

Dengan linangan airmata Lisa mencoba melanjutkan kalimatnya tapi apakah daya emosi di dadanya seolah melarangnya untuk terus berbicara.

"Kami tidak tahu apakah ini keputusan yang tepat, tapi kami hanya bisa berharap kalau takdirmu akan lebih baik. Kau gadis yang kuat apalagi kau membawa harapan dan semangat kami dipundakmu".

Gadis bernama Kyla itu memang pintar merangkai kata. Setiap kalimat yang keluar dari mulutnya selalu menjadi motivasi bagi Melati maupun Lisa. Walaupun tingkahnya selalu absurd tapi dia selalu bisa berpikir dari segala arah. Itulah yang membuat seorang Kyla berbeda diantara mereka bertiga.

"maafkan aku, aku janji dimanapun aku berada kalian akan selalu menjadi bagian terpenting dari hidupku. Teruslah berbahagia walaupun itu tanpa aku"

Begitulah perpisahan itu terjadi. Berakhir dengan pelukan dan air mata. Tapi perpisahan bukanlah akhir dari segalanya. Bahkan ini adalah awal dari kehidupan seorang Gracilia Melati Putri yang akan lebih berliku.

            -----------------------------

         Please Vote and Comment
           Thank you :)

JasmineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang